tag:blogger.com,1999:blog-89702109709730302632024-03-04T20:48:57.097-08:00Kupas Tuntas Gerakan KarismatikMakanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-17799594941267562572016-06-18T00:28:00.000-07:002016-06-18T00:28:06.318-07:00Azusa: Roh Gereja Esa-Sedunia<div style="text-align: justify;">
Tidak ada hal lain yang membangun “gereja” esa-sedunia lebih cepat daripada gerakan Pantekosta-Kharismatik. Musik penyembahan kontemporer, yang juga berada pada inti dan jiwa gereja esa-sedunia, pada dasarnya adalah musik penyembahan kharismatik. Kesesatan-kesesatan doktrinal, fenomena-fenomena tidak alkitabiah, dan musik kedagingan yang terjadi mewakili roh yang sama. Sejak tahun 1960an, denominasi-denominasi Pantekosta yang lama, yang lahir dari Jalan Azusa pada pergantian abad 20, telah bergabung dengan gerakan kharismatik dan ekumenisme radikalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements</i> edisi 2002 mengatakan, “Pembaharuan kharismatik membawa tekanan bagi kelompok-kelompok Pantekosta untuk memperlebar identifikasi mereka di dalam gereja universal kepada grup-grup yang sebelumnya dianggap sesat.” “Gereja universal” yang disebut ini bahkan lebih sesat lagi hari ini dibandingkan dengan pada tahun 1950an, yaitu sebelum meledaknya gerakan kharismatik, tetapi suatu “pengalaman” “bahasa lidah” dan “tanda-tanda rasuli” yang dirasakan bersama, telah mempersatukan Protestan dan Baptis dengan Roma Katolik. Perhatikan pernyataan berikut oleh “rasul” Fred Berry, kepala dari AZUSAFest, sebuah festival musik kontemporer kharismatik yang dijadwalkan akan berlangsung di Brazil pada bulan April: “Dengan terpilihnya Paus Franciscus, jumlah orang-orang Katolik Amerika Selatan yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbahasa lidah menembus rekor, dan jumlah orang percaya Brazil yang dipenuhi Roh Kudus meningkat, kita sedang berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat” (“AZUSAFEST Returns to Sao Paulo,” Christian Newswire, 14 Maret 2013).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gereja-gereja Baptis yang percaya Alkitab yang sedang bermain-main dengan musik penyembahan kontemporer, karena gembala-gembalanya tidak mengerti akan hal ini, atau terlalu sombong untuk mempelajari isu ini, sedang bermain api. Dan, generasi berikutlah yang akan terpanggang dalam nyala api kesesatan akhir zaman. (Berita Mingguan GITS 23 Maret 2013, sumber: <a href="http://www.wayoflife.org/">www.wayoflife.org</a>)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-57016665388338623202016-06-15T00:26:00.000-07:002016-06-15T00:26:07.096-07:00Paus Memberkati Gerakan Katolik Kharismatik<div style="text-align: justify;">
Paus Francis adalah seorang pendukung besar terhadap “pembaharuan kharismatik” di dalam Gereja Katolik. Dalam sebuah pidato kepada National Assembly of the Catholic Charismatic Renewal yang ke-36, Uskup Agung Rino Fisichella mengatakan bahwa Paus mengirimkan pesan hangat kepada 15.000 orang kharismatik yang berkumpul di Roma, dengan perkataan, “Beritahu mereka bahwa saya sangat mengasihi mereka karena sayalah yang bertanggung jawab atas Pembaharuan Kharismatik di Argentina” (“Pope to Catholic Charismatic Renewal,” ZENIT, 30 April 2013). Hampir tidak ada hal lain yang lebih efektif dalam pembangunan gereja esa-sedunia daripada gerakan kharismatik, yang meledak sejak tahun 1960an dan telah ditopang oleh organisasi-organisasi seperti Full Gospel Business Men’s Association.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paus pertama yang mengakui “pembaharuan kharismatik” adalah Paulus VI, yang menyambut 10.000 Katolik kharismatik ke Roma pada tahun 1975. Bukan saja orang-orang Roma Katolik yang kharismatik ini tetap tinggal di Gereja Katolik, kebanyakan mereka justru menemukan cinta yang semakin mendalam bagi dogma-dogma Katolik. Sebagai contoh, di majalah Charisma pada tahun 1985, Nick Cavnar menulis, “Ke mana pun saya pergi….ORANG-ORANG KATOLIK KHARISMATIK SEDANG MENEMUKAN KEMBALI ARTI TRADISIONAL KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN DAN PRAKTEK-PRAKTEK KATOLIK, TERMASUK SAKRAMEN-SAKRAMEN, ROSARIO, PERAWAN MARIA, DAN PARA SANTO-SANTA….Selama bertahun-tahun saya telah memberitahu orang-orang Pantekosta bahwa gereja Katolik sedang mengurangi penekanan devosi kepada Maria. Sekarang saya melihat hal itu meningkat kembali, dengan para kharismatik yang memimpin jalan” (Nick Cavnar, “Why Are Catholic Charismatics Getting So Catholic?” Charisma, April 1985). Beroperasi bersamaan dengan gerakan kharismatik adalah musik penyembahan kontemporer, yang bersifat kharismatik hingga ke sumsum-sumsum-nya. Almarhum Jerry Huffman, editor dari Calvary Contender, dengan tepat mengobservasi bahwa Musik Kristen Kontemporer seharusnya disebut Musik Kharismatik Kontemporer. Intinya adalah mengejar suatu pengalaman yang sensual, yang adalah lawan dari iman, yang harus dimiliki oleh semua orang yang ingin berkenan kepada Allah. (Berita Mingguan GITS 25 Mei2013, sumber: www.wayoflife.org)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-34435063507085339872016-06-13T00:21:00.000-07:002016-06-13T00:21:03.356-07:00Reporter Sekuler Menjelaskan Mengapa Hillsong Populer<div style="text-align: justify;">
Hillsong adalah salah satu kelompok megachurch yang paling berpengaruh di dunia dan mereka menghasilkan musik penyembahan kontemporer yang paling populer. Hillsong adalah brand yang bernilai jutaan dolar, dan para pemimpinnya mengetahui persis apa yang mereka lakukan ketika mereka menyelaraskan kekristenan ke dalam budaya pop Barat. Seorang reporter dari majalah GQ yang ultra-hip dan “metroseksual,” mendefinisikan popularitas Hillsong di sebuah laporan tentang Hillsong New York baru-baru ini. Setelah mengidentifikasi Hillsong sebagai gereja pilihan para selebritis, seperti Justin Bieber, Kendall Jenner, Selena Gomez, dan Bono, dan setelah mewawancarai orang-orang yang menghadiri Hillsong, reporter ini mengatakan: “Dan di seluruh gereja ini, inilah kisah yang diceritakan oleh jemaat dari tempat duduk mereka: bahwa akhirnya ada hamba-hamba Tuhan yang penampakannya familiar, yang menawarkan pesan-pesan yang berhubungan dengan kehidupan nyata mereka, yang menerima bahwa mereka sudah hidup cukup lama di New York sehingga tahu untuk tidak menjelekkan kaum gay, atau menyuruh wanita untuk tinggal di rumah dan mengurus anak, atau mengharapkan orang-orang muda yang brilian dan cantik-cantik untuk berpakaian sederhana dan biasa dan mengabaikan hal-hal seru kehidupan modern di sebuah kota besar. Gereja inilah dia, akhirnya, yang sungguh-sungguh berbeda” (Taffy Brodesser-Akner, “What Would Cool Jesus Do?” GQ, Dec. 17, 2015).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan reporter itu, bernama Taffy, menunjukkan bahwa dia tidak memahami Injil, karena dia mengira bahwa baptisan sama dengan kelahiran kembali, namun demikian kunjungannya ke Hillsong sepertinya tidak banyak membantu dia lebih memahami theologi, karena bukan itu yang ditawarkan di Hillsong. Namun Taffy jelas paham tentang cool yang duniawi, dan dia memahami bahwa hal yang menarik dari Hillsong adalah kompromi mereka dengan budaya pop dan persetujuan mereka untuk tidak mau berkhotbah melawan hal-hal yang paling dicintai oleh orang-orang cool dunia ini. Jika Hillsong tiba-tiba mulai mengkhotbahkan pertobatan dan seluruh maksud Allah dan memproklamirkan perintah Firman Tuhan untuk memisahkan diri dari “hal-hal seru kehidupan modern di sebuah kota besar,” maka dengan segera mereka akan menjadi gereja kecil. Nasihat saya adalah untuk mulai mengkhotbahkan yang satu ini: “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11). (Berita Mingguan GITS 16 Januari 2016, sumber: www.wayoflife.org)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-65040434426388700502016-06-11T00:19:00.000-07:002016-06-11T00:19:00.163-07:00Todd Bentley Sekarang Membangkitkan Orang Mati<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh68URx29Y5BHEBzwRuBoAefWEocmha3vy9KLY5Xb1WgEy5uv3_QLx6KjI7VK15l_GIqhIlLrxum08ZTj9aTOQSQc_xJJ1j7Pv-OwSFGOMduWs2nLPkI-G7Kb390jTgcNGbMDCWxijbK8ph/s1600/Todd-Bentley-Guest-Speaker.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh68URx29Y5BHEBzwRuBoAefWEocmha3vy9KLY5Xb1WgEy5uv3_QLx6KjI7VK15l_GIqhIlLrxum08ZTj9aTOQSQc_xJJ1j7Pv-OwSFGOMduWs2nLPkI-G7Kb390jTgcNGbMDCWxijbK8ph/s320/Todd-Bentley-Guest-Speaker.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Todd Bentley, penginjil penyembuh yang sudah terbukti sebagai palsu dalam insiden “Lakeland Pouring,” sekarang muncul lagi. Kini dia mengklaim melakukan pembangkitan orang mati di Pakistan. Sebuah KKR “penyembuhan” di Karachi katanya dihadiri oleh 500.000 orang Islam, 290.000 di antaranya “menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka.” Namun, acara puncaknya adalah dibangkitkannya tiga orang dari kematian, termasuk seorang bocah lelaki yang telah mati “20 menit.” Dalam sebuah klip Youtube, Bentley mengatakan, “Uskup Agung yang mengepalai gereja-gereja Anglikan, Presbyterian, dan Methodis di Pakistan berada di panggung. Dan dia datang seperti Paus sendiri ke Pakistan, untuk menyambut kami ke negara ini” (“Controversial Evangelist,” Christian Post, 18 Des. 2015). Bentley tadinya adalah “penginjil” di sebuah “KKR” penyembuhan Pantekosta di Ignite Church di Lakeland, Florida, pada tahun 2008. Di sana dia membuat berbagai klaim yang berlebih-lebihan, seperti seorang lelaki yang dapat melihat menggunakan mata palsunya. Pelayanannya tidak mampu mendokumentasikan satupun dari mujizat-mujizat penyembuhan itu. Setelah berminggu-minggu kekacauan, pertemuan itu dihentikan ketika diketahui bahwa Bentley sedang menjalin “hubungan yang tidak sehat” dengan seorang staf wanita, dan terlibat dalam “minum-minum berlebihan.” Dia lalu menceraikan istrinya dan menikahi staf wanita tersebut. Kebaktian-kebaktian yang diadakan Bentley selalu terasa seperti semacam pertunjukan sampingan, disertai dengan musik yang keras dan sang “penginjil” itu berteriak-teriak “Ayo datang, dapatkanlah,” dan “[Mujizat sedang] meletup-letup seperti popcorn.” Dia mengklaim tahu apa yang sedang terjadi di audiens, meneriakkan hal-hal seperti, “Ada yang akan mendapatkan sumsum tulang belakang baru malam ini.” Dia “melontarkan” Roh kepada orang-orang sampai berteriak aneh “blah, blah, blah, blah.” “Tertawa kudus,” mabuk dalam roh, bergetar-getar kencang, dan “jatuh di bawah kuasa,” semuanya adalah bagian integral dari “KKR” itu. Bentley mengklaim telah melihat banyak malaikat, termasuk “malaikat keuangan” yang menyebarkan kemakmuran kepada dia dan orang-orang yang ikut dalam kebaktian-kebaktiannya. Salah satu malaikatnya bernama “Emma,” walaupun tidak ada malaikat wanita dalam Alkitab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sobat, Allah tidak mati, tetapi Dia telah memberikan kepada kita instruksi yang jelas dalam Kitab Suci mengenai penyembuhan. Jika seseorang sakit, ia disuruh untuk memanggil para penatua jemaat dan mengaku dosa, dan mereka mengolesi dia dengan minyak dan berdoa bagi dia (Yak. 5:13-16). Ini mengasumsikan, pertama, bahwa individu yang bersangkutan sudah lahir baru melalui pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Ini juga mengasumsikan, kedua, bahwa dia adalah seorang anggota jemaat lokal yang alkitabiah. Yakobus pasal 5 tidak menggambarkan suatu “kebaktian” atau “KKR” penyembuhan. Kita percaya adanya penyembuhan ilahi hari ini melalui doa, tetapi kita tidak percaya pada para pemimpin pertunjukan Pantekosta. (Berita Mingguan GITS 26 Desember 2015, sumber: www.wayoflife.org)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-92131891616341075262016-06-08T00:06:00.000-07:002016-06-08T00:06:13.603-07:00Kekacauan Terus Berlanjut di Azusa<div style="text-align: justify;">
Kekacauan dan kekonyolan yang tidak alkitabiah telah terjadi di Azusa sejak lahirnya “kebangkitan” Pantekosta di sana 110 tahun yang lalu. Letupan yang paling baru terjadi di konferensi Azusa Now pada tanggal 9 April 2016 yang lalu, yang diorganisir oleh Lou Engle. Sifat tidak alkitabiah dari konferensi ini terlihat jelas dalam ratusan cara, antara lain dari seruan untuk persatuan ekumenis lintas semua garis denominasi. Seorang imam Katolik meminta ampun atas “dosa” perpecahan dan mencium sepatu Engle, dan Engle melakukan hal yang sama kembali kepadanya. Ini ada dalam video Azusa Now yang tersedia online, pada tanda waktu 6:56. Namun ekumenisme dalam Azusa Now bahkan lebih dalam lagi dari ini, sampai mencapuk semua “kerohanian” agamawi. Dalam konferensi itu, sebuah kelompok bernama Broken Walls melakukan tarian penyembahan alam gaya suku asli Indian Amerika, dan pemimpin kelompok itu berkata bahwa ketika Allah memanggil orang-orang dari agama lain, “Dia tidak meminta mereka untuk berhenti menjadi diri mereka sendiri; Dia hanya berkata datang dan ikuti Aku” (“Azusa Now Pantheist Dance Earth Worship,” 11 Apr. 2016).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Azusa Now menampilkan serangkaian penuh guru-guru palsu, termasuk Paul Cain, si tukang ramal yang sudah terbukti salah, yang dulu sejak lama mendasarkan mistik nubuat-nubuatnya pada dusta bahwa dia tidak pernah merasakan keinginan seksual sejak Tuhan menyentuh dia saat muda (David Pytches, Some Said It Thundered, hal. 41). Ternyata pada tahun 2004, ketahuan dia adalah pecandu alkohol dan seorang homoseksual. Mike Bickle juga ada di konferensi ini, yaitu yang mengatakan bahwa nubuat tidak perlu tanpa salah (Growing in the Prophetic, hal. 41). Jack Hayford juga ada di sana, yang mengklaim bahwa Allah berbicara kepada dia dan memberitahu dia untuk tidak menghakimi Gereja Roma Katolik (“The Pentecostal Gold Standard,” Christianity Today, Juli 2005). Lou Engle sungguh sulit untuk ditonton, karena kepalanya berayun-ayun maju mundur seolah-olah dia sedang kesakitan secara fisik. Mantan Pantekosta, Hughie Seaborn mengobservasi, “Saya tidak pernah melihat yang seperti itu selama tahun-tahun saya dalam gerakan Pantekosta. Saya sudah melihat hampir semuanya, dan ada hal-hal yang mirip, tetapi belum pernah melihat ‘Anggukan Kepala Lou Engle,’ yang sepertinya mulai menyebar. Allah selalu melakukan hal yang baru, demikian mereka berkilah, jadi kita harus mempersiapkan diri untuk hal-hal yang belum pernah terlihat atau terdengar.” Kaum Pantekosta dan Kharismatik di mulut mengatakan bahwa mereka menjunjung Alkitab sebagai otoritas tunggal, tetapi dalam prakteknya mereka meninggikan pengalaman pribadi lebih dari Kitab Suci, dan ini pastinya akan memimpin kepada bencana rohani. (Berita Mingguan GITS 23 April 2016, sumber: <a href="http://www.wayoflife.org/">www.wayoflife.org</a>)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-6883369059314115202016-06-06T23:59:00.000-07:002016-06-06T23:59:02.600-07:00Konferensi Wanita Hillsong Mendatangkan Koboi Telanjang<div style="text-align: justify;">
Berikut ini disadur dari “Hillsong NYC,” <a href="http://nowtheendbegins.com/">NowTheEndBegins.com</a>, 25 Mei 2016: “Hillsong United belakangan ini begitu aktif, dalam pengertian yang negatif. Sudah beberapa tahun ini kami melaporkan berbagai kegiatan klasik Hillsong kepada anda, seperti pemimpin nyanyi yang gay, perayaan ‘Silent Night’ yang sangat kacau, yang mirip dengan night club, dan juga gambar Baphomet yang terpampang di marketing konferensi wanita mereka. Kini mereka semakin menurunkan derajat mereka. Dalam dunia yang sudah penuh dengan seks dan gambaran seks ini, gereja semestinya adalah tempat yang aman dari hal tersebut. Tetapi tidak demikian Hillsong. Ada rekaman video dari smartphone yang merekam malam penutupan Konferensi Wanita pertama Hillsong di New York City. Sungguh mengejutkan. … Adakah Yesus di dalam kekacauan ini? Jawabannya, tidak ada. Di atas panggung mimbar, apa yang terlihat? Seorang koboi yang telanjang, lalu para cheerleaders yang berpakaian minim, seorang peniru Elvis, patung Statue of Liberty yang berjenggot, beberapa orang yang memakai kostum binatang berbulu, dan tambahan lagi mereka membuat semua hadirin melambaikan bendera Amerika sambil berseru ‘USA! USA! USA!’ … Hillsong United dan berbagai jaringan mereka telah membuat kekristenan dan Alkitab menjadi bahan tertawaan dengan ‘pertunjukan’ duniawi seperti ini. Mereka seharusnya malu, tetapi sungguh menyedihkan, mereka justru bangga dengan apa yang mereka perbuat. … Ini semua mengingatkan kita akan jemaat Laodikia yang ditegur keras oleh Tuhan. Sungguh mirip dengan gambaran “Pasar Kesia-siaan” yang diceritakan oleh John Bunyan dalam buku klasiknya, <b><i>Perjalanan Seorang Musafir</i></b>. </div>
<div style="text-align: justify;">
(Berita Mingguan GITS 4 Juni 2016, sumber: <a href="http://www.wayoflife.org/">www.wayoflife.org</a> diterjemahkan <a href="http://graphe-ministry.org/articles/2016/06/konferensi-wanita-hillsong-mendatangkan-koboi-telanjang/">Dr. Steven Liauw</a>)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-64645365596523428772016-06-04T23:53:00.000-07:002016-06-04T23:53:56.173-07:00Kesaksian Rabi Yahudi tentang Benny Hinn<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://dedewijaya.files.wordpress.com/2016/06/f39b1-benny2bhinn.jpg?w=595" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://dedewijaya.files.wordpress.com/2016/06/f39b1-benny2bhinn.jpg?w=595" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kesaksian Rabi Yahudi tentang Benny Hinn</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah Benny Hinn. Apakah ada yang masih menganggapnya serius? Ya, saya tahu mereka melakukannya dan ada jutaan dari mereka yang mengikuti dia dan bergantung pada setiap kata katanya. Sayang sekali, karena dia yang sesat, penghujat dan pembohong. Saya akan membuktikan ketiga di sini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama mari kita sedikit latar belakang dari Benny. Benny adalah seorang Palestina. Dia bukan seorang Yahudi dan tidak pernah menjadi orang Yahudi (dia bahkan tidak tahu bahasa Ibrani dan mencoba untuk bertindak seperti yang dilakukannya sehingga ia dapat terlihat seperti dia memiliki otoritas Alkitab).</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisahnya berbeda tentang di mana dia dilahirkan. Kadang-kadang ia mengatakan Yerusalem dan terkadang katanya di Jaffa. Mungkin di Jaffa karena di situlah ayah Arabnya, Costandi Hinn berasal. Ibu Arabnya dari Ramallah. Tidak ada ke-Yahudian-nya sedikitpun. Benny Hinn mengaku ada sedikit. Saya tinggal di Israel selama 19 tahun dan dan beberapa tahun saya tinggal di Tepi Barat. Saya tinggal di Beit Sahour dan juga tepat di perbatasan di sebuah desa Arab bernama Beit Safafa. Israel adalah sebuah tempat kecil dan semua orang tahu bakal semua orang … termasuk Hinn. Aku telah mendengar dengan telinga saya sendiri Benny Hinn memberitahu pemirsa bahwa ia adalah seorang Yahudi. Bukan “Yahudi spiritual”, tetapi bahwa ia memiliki darah Yahudi. Itu adalah dusta dan dia tahu itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak kebohongan lain yang ia katakan, tapi pertama saya akan menyelesaikan biodatanya di sini. Ia dibesarkan secara Ortodoks Yunani dan karena itu mengklaim dididik secara Kristen, tetapi orang-orang Kristen Ortodoks Yunani tidak mengenal Kelahiran Baru. Mereka hanya Kristen oleh budaya. Sama seperti Gereja Syriac dll. Saya tahu banyak Yunani Ortodoks Palestina dan mereka ingin membunuh anak-anakmu dalam nama Allah. Saya tidak berpikir mereka adalah “Kristen sejati” kan? Sebenarnya, apakah Anda tahu bahwa George Habbish juga Ortodoks Yunani setia? George Habbish adalah pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina, sebuah kelompok sempalan dari PLO dan dia termasuk orang nomor 2 dalam jumlah pembunuhan yang dilakukan terhadap orang-orang Israel (ratusan pembunuhan diperintahkan olehnya). Dia adalah Ortodoks Yunani, seperti Benny. Saya tidak akan mengklaim seperti itu jika saya adalah dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia juga mengatakan ayahnya adalah walikota Jaffa. Itu lucu, tidak ada kota Jaffa lagi ketika Benny lahir. Ketika ada Jaffa pada masa itu, kota itu adalah kota Yahudi dan tidak pernah ada seorang Arab yang menjadi walikotanya. Jadi itu kebohongan lain. Itu adalah kebohongan yang konyol, Benny penuh dengan hal itu dan saya memiliki kutipan, tanggal dan nama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya punya beberapa teman yang memperingatkan saya tentang tulisan mengenai Benny Hinn dan memberitahu saya bahwa dia punya satu ton pengacara. Pertanyaan saya, mengapa saya harus takut seorang pria yang tidak memiliki apa-apa yang benar keluar dari mulutnya? Ok sekarang mari kita beralih ke beberapa hal yang sangat baik yang saya miliki kepadanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama, dia sesat. Dia panteisme dan ahli nujum (ia percaya pada banyak tuhan dan ia berbicara kepada orang mati). Inilah apa yang dia katakan tentang Tuhan…“Tuhan, Bapa adalah pribadi, Tuhan Anak adalah pribadi, Allah Roh Kudus adalah satu pribadi, tetapi masing-masing dari mereka adalah terdiri dari tiga bagian sendiri. Jika saya bisa mengejutkan Anda dan mungkin</div>
<div style="text-align: justify;">
saya harus, ada sembilan dari mereka …. Allah Bapa adalah seseorang dengan semangat pribadi sendiri, dengan jiwa pribadinya sendiri, dan pribadi sendiri tubuh rohnya. Anda berkata, “Saya pernah mendengar tentang itu.” Nah, apakah Anda pikir Anda berada di gereja ini untuk mendengar hal-hal yang Anda dengar selama lima puluh tahun terakhir? Anda tidak bisa membantah dengan Firman ? Ini semua dalam Firman. “(Benny Hinn). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu disebut panteisme, kepercayaan kepada banyak tuhan. Ya, ia mengatakan ia menyesali ini (dia melakukan itu secara terbuka dan mengakui itu bid’ah alias sesat) tapi katakan padaku, bagaimana ia bisa percaya hal ini dan mengkhotbahkannya? Juga beritahu saya mengapa dia masih diperbolehkan untuk menjadi pelayan Tuhan. Ok saya mengerti bahwa kita memaafkannya, tapi itu tidak berarti kita memungkinkan dia untuk meneruskan khotbah. Jika diaken mencuri persembahan dari gereja, apakah itu berarti kita bisa mengangkatnya menjadi bendahara gereja setelah ia bertobat? Saya rasa tidak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia juga berpendapat seperti Mormon, bahwa kita adalah allah kecil …</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ketika Anda mengatakan, ‘Saya seorang Kristen,’ Anda mengatakan, Saya adalah Mesias,’ dalam bahasa Ibrani Masiach. Saya seorang mesias kecil berjalan di bumi, dengan kata lain. Itu adalah wahyu yang mengejutkan …. Semoga saya mengatakannya seperti ini? Anda adalah tuhan kecil yang berkeliaran di bumi “(Praise-a-Thon, TBN, 6 November 1990).</div>
<div style="text-align: justify;">
“JADI,SAYA ADALAH BENNY JEHOVAH!” (Spiritual warfare, 2 Mei 1990).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Allah datang ke bumi dan menyentuh sepotong debu dan mengubahnya menjadi Tuhan. … Apakah Anda seorang anak Allah?</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka Anda ADALAH Allah! Apakah Anda seorang anak Allah? Jadi kamu bukan manusia! “(TBN, 1 Desember 1990).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini kita telah melangkah ke PENGHUJATAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita bukanlah allah kecil! Dia juga masuk ke soal uang. Beberapa tahun lalu mereka biasa berkhotbah </div>
<div style="text-align: justify;">
‘O kita akan berjalan di jalan emas.’ Saya akan mengatakan, Saya tidak butuh emas itu di sana. Saya harus memilikinya di sini ‘”(Praise-a-Thon, TBN, 2 April 1991).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah Anda tahu rumahnya senilai 650.000 dolar? Dia hidup dalam kemewahan lebih. Dia bahkan mengatakan bahwa “kemiskinan adalah setan” Kalau begitu saya kira Petrus memiliki setan karena ia berkata “perak dan emas tak ada padaku “. Yesus berarti termasuk salah satunya karena Ia bahkan tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut beberapa kesesatan lainnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan pernah, pernah pergi kepada Tuhan dan berkata,” Jika itu kehendak-Mu … “Jangan biarkan kata-kata iman menghancurkan seperti itu diucapkan dari mulut Anda.” (Rise and Be Healed!, 1991, p47-48) Alkitab sangat kontras dengan ini. Dikatakan dalam Yakobus 4:15 Untuk itu harus kamu katakan, jika Tuhan menghendaki, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benny juga percaya bahwa Yesus menjadi berdosa dan menjadi satu dengan Iblis (The Mormon mengatakan bahwa Yesus adalah saudara Setan … terdengar familiar?)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yesus tahu satu-satunya cara Dia menghentikan Setan adalah dengan menjadi salah satu dalam natur dengan dia” (Benny Hinn, TBN, 15 Desember 1990).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benny Hinn juga Nabi Palsu. Dia mengatakan hal ini “Man, aku ingat ketika Tuhan memberi saya kata-kata pengetahuan kembali ketika saya mulai dalam pelayanan ini. Aku lupa sembilan dari sepuluh. Tak ada yang tahu kecuali aku. “Itu membuat dia menjadi seorang nabi palsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa lagi yang perlu kita ketahui tentang orang ini? Bagaimana tentang hal ini … “Adam adalah seorang makhluk super ketika Tuhan menciptakannya. … Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa ia berkuasa atas unggas di udara … yang berarti ia bisa terbang. Adam … tidak hanya terbang, ia terbang ke ruang angkasa. Ia – dengan satu pikiran dia akan berada di bulan “( Praise the Lord, TBN, 26th December 1991). Ok jadi mari kita menambahkan satu … dia gila juga..</div>
<div style="text-align: justify;">
Itu Benny Hinn, jauhilah dia atau pergi ke neraka dengan dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Shalom,</div>
<div style="text-align: justify;">
Rabbi Stanley</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
http://inspirazio.blogspot.com/2013/06/kesaksian-rabi-yahudi-tentang-benny-hinn.html</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-69694887191393226542015-12-11T21:32:00.000-08:002015-12-11T21:32:00.201-08:00Tanda-Tanda yang Menyertai<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Markus 16:14-20</em></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kelompok pantekosta/kharismatik sering menggunakan Markus 16:17-18 (bagian yang ditebalkan pada kutipan di atas) untuk membenarkan penekanan mereka pada “bahasa roh” (saya sengaja memakai istilah “bahasa roh” untuk mengacu kepada fenomena kharismatik, sedangkan fenomena Alkitabiahnya adalah “bahasa lidah” atau speaking in tongues) dan berbagai KKR penyembuhan yang dilakukan tokoh-tokoh kharismatik. Ketika di sebuah gereja kharismatik, diserukan: “mari berbahasa roh,” dan hampir seluruh jemaat bergemuruh dengan suara-suara aneh, itu adalah penggenapan dari Markus 16:17-18, demikian klaim mereka. Demikian juga dengan berbagai “pendeta” kharismatik yang mengaku bisa menyembuhkan segala penyakit, bahkan membangkitkan orang mati, dan mengusir setan, itu juga dikatakan sebagai penggenapan dari ayat-ayat ini. [Sebagian orang akan menghapus perikop ini dari Alkitab, karena menurut mereka ayat 9-20 dari Markus 16 tidak otentik, tetapi itu posisi yang salah. Ayat-ayat ini merupakan bagian dari Firman Tuhan].</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Tetapi benarkah ayat-ayat ini adalah untuk SEMUA ORANG PERCAYA pada HARI INI? Sebenarnya, penafsiran kharismatik ini adalah penafsiran yang berbahaya, dan membuka peluang serangan dari pihak orang-orang yang tidak percaya Alkitab. Kata SEMUA bersifat universal dan jika ada satu saja pengecualian, maka kata “semua” menjadi gagal. Coba bandingkan bunyi ayat ini dengan sejarah dalam Alkitab dan realita hari ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Mereka akan memegang ular</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh</div>
<br />
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika “orang-orang percaya” ditafsir sebagai “semua orang percaya hingga hari ini” (penafsiran kharismatik), maka konsekuensinya adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kita harus membaca, atau mendapatkan kesan, dari Alkitab, bahwa semua orang percaya di Perjanjian Baru, melakukan tanda-tanda ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kita harus melihat dan menyaksikan hari ini, orang-orang percaya melakukan tanda-tanda ini.</div>
<br />
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Poin pertama gagal. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa tidak semua orang percaya abad pertama memiliki karunia berbahasa lidah (1 Korintus 12:10, 28-29). Tuhan memberikan karunia yang unik kepada masing-masing anggota jemaat. Di abad pertama, ada yang diberi karunia mengajar, ada yang diberi karunia melayani, ada yang diberi karunia berbahasa asing. Yang jelas tidak semua orang percaya memiliki karunia bahasa lidah. Demikian juga tidak semua orang memiliki karunia menyembuhkan (1 Korintus 12:28). Jelas juga bahwa tidak semua orang percaya abad pertama memegang ular atau minum racun maut. Bahkan, pastinya ada banyak orang percaya yang tidak menunjukkan satu pun dari kelima tanda tersebut.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bagaimana dengan poin kedua? Apakah orang-orang percaya hari ini, di abad 21 ini, melakukan tanda-tanda ini? Kelompok kharismatik mengklaim demikian, tetapi ternyata klaim mereka bersifat selektif. Biasanya, kaum kharismatik lebih ingin menonjolkan tanda pertama, kedua, dan kelima, yaitu: mengusir setan, bahasa baru, dan penyembuhan. Tidak banyak (walaupun ada) yang mau menyinggung tanda ketiga dan keempat: memegang ular dan minum racun maut. Tetapi sebenarnya, kalau mereka mau konsisten, maka tanda ketiga dan keempat ini juga harus menyertai mereka. Memang ada kelompok-kelompok kecil yang mengadakan pemegangan ular dalam acara kebaktian, tetapi beberapa tahun terakhir ini malah menjadi berita karena ada beberapa yang mati setelah tergigit ular. Terakhir, Jamie Coots (Februari 2014), seorang pengkhotbah Pantekosta yang bermain ular sebagai bagian dari kebaktiannya, mati setelah digigit salah satu ular yang dia pegang. Hal ini sama sekali tidak memuliakan Tuhan, sebaliknya mempermalukan kekristenan secara keseluruhan, karena orang-orang sekuler menyamakan semua orang Kristen dengan kelompok yang salah menafsir Alkitab itu.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Respons standar dari kaum kharismatik jika diperhadapkan kepada hal ini adalah bahwa orang-orang tersebut mencobai Tuhan. Mereka berkata bahwa janji dalam Markus 16 tidak mengizinkan kita untuk sengaja minum racun, ataupun sengaja bermain ular berbisa. Ya, memang penjelasan ini bisa saja diterima, walaupun teks sendiri tidak memberikan syarat-syarat agar tanda-tanda ini menyertai (juga tidak ada syarat bahwa ini hanya untuk penginjilan). Tetapi kaum kharismatik tetap tidak bisa mengabaikan tanda ketiga dan keempat ini sama sekali. Jika memang semua orang percaya harus memiliki tanda-tanda ini, maka tidak boleh ada orang Kristen yang mati digigit ular secara tidak sengaja (yang bukan mencobai Tuhan), atau yang mati diracun oleh orang lain (bukan yang minum racun sendiri untuk mencobai Tuhan). Jelas bahwa realita tidak mendukung penafsiran ini. Orang-orang Kristen yang digigit ular secara tidak sengaja, ternyata menderita celaka, sama seperti orang non-Kristen. Demikian pula mereka yang terkena racun (apakah racun buatan manusia, ataupun racun alami), menderita sakit sama seperti orang non-percaya. Padahal janji dalam Markus 16 berkata: “tidak akan mendapat celaka,” yang lebih luas dari sekedar mati. Jatuh sakit saja sudah termasuk celaka. Janji ini menggaransi si peminum racun untuk tidak sakit sedikit pun.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ada juga kalangan kharismatik yang mencoba untuk mengecilkan tanda ketiga dan keempat dengan cara mengatakan bahwa Markus 16:17-18 tidak menjanjikan kelima-limanya tanda tersebut pada semua orang. Mereka berkata bahwa setiap orang percaya hanya perlu satu saja dari kelima tanda ini. Tetapi ini pun tidak sesuai dengan kenyataan. Buktinya, ada banyak orang Kristen di dunia ini (mayoritasnya bahkan), yang tidak pernah menyembuhkan orang, berbahasa lidah, mengusir setan, apalagi digigit ular atau minum racun maut. Mungkin ada yang berdalih bahwa banyak orang yang disebut “Kristen” bukanlah orang percaya sejati yang menerima janji Yesus ini. Saya setuju bahwa banyak orang “Kristen” bukanlah Kristen sejati. Tetapi, ini tidak menghilangkan fakta bahwa ada banyak orang Kristen/percaya sejati yang tidak pernah mengalami satupun dari kelima tanda dalam Markus 16 ini. Minimal yang saya tahu persis adalah diri saya sendiri, keluarga saya, dan orang-orang Kristen lain yang saya kenal pribadi. Apakah semua orang Kristen yang saya kenal adalah orang Kristen palsu? Ini sangat tidak masuk akal.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Selain itu, penafsiran bahwa janji Yesus dalam Markus 16:17-18 mengacu kepada semua orang percaya, menjadikan tanda-tanda ini sebagai suatu tes keselamatan seseorang. Dengan demikian, jika seseorang memperlihatkan tanda-tanda ini, maka ia adalah orang percaya dan diselamatkan, tetapi jika tidak, maka ia orang yang tidak diselamatkan. Tetapi ini bertentangan dengan bagian Firman Tuhan lain. Surat 1 Yohanes, misalnya, yang ditulis antara lain untuk memberi keyakinan keselamatan bagi orang-orang percaya, mengatakan bahwa bukti keselamatan kita bukan dari tanda-tanda ajaib, tetapi dari karakter kita (1 Yoh. 2:3, 9; 3:9) dan hubungan kita dengan Tuhan (1 Yoh. 5:13). Tidak pernah dalam Alkitab ada sedikitpun petunjuk bahwa tanda-tanda ajaib bisa menjadi semacam “tes litmus” untuk menguji iman seseorang.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bukan hanya itu saja, klaim Kharismatik bahwa mereka sedang menggenapi tanda-tanda ini melalui fenomena “bahasa roh” dan berbagai KKR kesembuhan yang terjadi hari ini, ternyata sulit dipertahankan. “Bahasa roh” yang terjadi di kalangan kharismatik bukanlah bahasa, melainkan hanyalah bunyi-bunyi yang tidak beraturan. Fenomena ini juga mudah sekali ditiru, dan sama sekali tidak seperti yang terjadi pada hari Pentakosta. Pada waktu itu, Rasul-Rasul berbicara bahasa asing yang belum mereka pelajari sebelumnya. Bukan itu yang terjadi hari ini, sehingga klaim kharismatik juga gagal.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jadi, karena penafsiran bahwa janji Yesus dalam Markus 16:17-18 berlaku bagi semua orang percaya ternyata tidak dapat dipertahankan, kita patut bertanya apa pengertian yang sesungguhnya dari perikop ini? Satu-satunya solusi adalah bahwa janji ini bukan ditujukan kepada semua orang percaya di segala zaman, melainkan TERBATAS kepada orang percaya tertentu saja. Hal ini ternyata didukung oleh konteks.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pertama, kita harus melihat, kepada siapakah Yesus sedang berbicara? Ayat 14 memberitahu kita bahwa Yesus sedang berbicara kepada sebelas Rasul (minus Yudas Iskariot yang sudah mati), dan bahwa sebagian mereka tadinya masih belum percaya penuh akan kebangkitan Yesus. Jadi, janji tentang tanda-tanda ini secara spesifik diberikan kepada 11 Rasul itu. Bisa saja ada orang lain yang juga menunjukkan sebagian tanda-tanda ini, tetapi hanya 11 Rasul yang dijamin untuk memilikinya. Ini konsisten sekali dengan catatan sejarah orang Kristen mula-mula yang dikanonkan di dalam Kisah Para Rasul. Berulang kali Lukas mencatat bahwa “tanda-tanda” dilakukan oleh para rasul (Kis. 2:43, 5:12), atau orang-orang yang bekerja di bawah pimpinan Rasul (Barnabas dan Paulus – Kis. 14:3; Filipus – Kis. 8:13; dan Stefanus – Kis. 6:8).</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, kita menemukan di ayat 20, bahwa tanda-tanda ini diberikan oleh Tuhan untuk meneguhkan dan menyertai FirmanNya. Ini bukan berbicara mengenai penginjilan atau khotbah biasa, karena kalau demikian setiap kali ada orang percaya yang menginjil akan ada tanda. Padahal, ada banyak penginjilan yang tidak disertai tanda-tanda. Firman yang dimaksud di ayat 20 adalah proses pewahyuan, yaitu penulisan Perjanjian Baru yang dilakukan oleh rasul-rasul dan para penuls PB. Di abad pertama, Tuhan sedang menuliskan FirmanNya untuk menjadi standar kebenaran di segala zaman. Tuhan memakai manusia, terutama Rasul-RasulNya untuk menulis Perjanjian Baru itu. Oleh karena itulah Tuhan memberikan kepada Rasul-Rasul karunia-karunia khusus yang menjadi ciri khas Rasul (2 Korintus 12:12). Hal ini cocok dengan apa yang dikatakan oleh penulis Ibrani:</div>
<div style="text-align: justify;">
“<em style="background: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.</em>” Ibrani 2:3-4</div>
<br />
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Teks dalam Ibrani memberitahu kita bahwa Allah meneguhkan kesaksian para saksi mata (para Rasul) dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Rasul mendapat karunia ini karena peran mereka yang krusial sebagai saksi mata hidup Yesus, tetapi terutama kebangkitanNya, dan juga pewahyuan yang Tuhan berikan kepada mereka.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Bitstream Charter', serif; font-size: 16px; line-height: 24px; margin-bottom: 24px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sebagai kesimpulan, janji dalam Markus 16:17-18, di lihat dari konteks perikop yang lebih luas, tidak ditujukan kepada semua orang percaya di segala zaman, tetapi terbatas di abad pertama, saat pewahyuan Perjanjian Baru berlangsung, terutama kepada para Rasul. Oleh karena itu, tanda-tanda ini sudah tercatat digenapi oleh Tuhan dalam Kisah Para Rasul.<br /><br />oleh Steven E. Liauw, DRE, Th.D</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-18114865299537461212015-12-08T21:28:00.000-08:002015-12-08T21:28:00.512-08:00Salah Satu Pendiri Gerakan Pantekosta Menolak Jalan Azusa<div style="text-align: justify;">
Wiliam Seymour dan Charles Parham sering disebut sebagai “para pendiri Pantekostalisme dunia” (Antonio Arnold, We Are Living in the Finished Work of Christ, p. 143), tetapi Parham tidak menerima pengalaman-pengalaman Jalan Azusa sebagai suatu gerakan dari Allah. Seymour adalah bagian dari gerakan Apostolic Faith (Iman Rasuli)-nya Parham, dan dia adalah seorang murid di Sekolah Alkitab-nya Parham di Houston ketika dia mendapat panggilan untuk pindah ke Los Angeles. “Berbahasa lidah” telah muncul pada tahun 1901 di Sekolah Alkitab Bethel milik Parham di Topeka, Kansas, sebelum dia pindah ke Houston. Kita bahkan memiliki deskripsi dari kata-kata persis yang diucapkan dalam “bahasa lidah” itu oleh salah satu murid Parham di Topeka, yang direkam oleh seorang wartawan Topeka State Journal. Saya menemukan satu salinan dari koran tersebut ketika mengunjungi Kansas Historical Society pada tahun 2002: “Mr. Parham memanggil Miss Lilian Thistlethwaite ke dalam ruangan dan bertanya apakah dia bisa berbicara sedikit lagi. Dia [Lilian] … mulai mengucapkan kata-kata yang aneh yang terdengar seperti ini: ‘Euossa, Euossa, use rela sema calah mala kanah leulla ssage nalan. Ligle logle lazie logle. Ene mine mo, sah rah el me sah rah me’ (“Hindoo and Zulu Both Are Represented at Bethel School,” Topeka State Journal, 9 Jan. 1901). Ini tidak lain murni adalah kata-kata sembarangan. Ketika Parham mengunjungi kebaktian di Jalan Azusa pada Oktober 1906, dia menjadi kecewa oleh “sentakan-sentakan dan kejang-kejang kacau” yang dilakukan para “peneriak suci dan penghipnotis.” Dia mengatakan bahwa kebaktian-kebaktian Jalan Azusa sebagian besar dicirikan oleh manifestasi kedagingan, pengendalian rohani atas orang lain, dan praktek hipnotisme (Sarah Parham, The Life of Charles F. Parham, Joplin, MO: Tri-state Printing, 1930, hal. 163). Ketika Parham tiba di Jalan Azusa tahun 1906, dia memulai khotbah pertamanya dengan memberitahu orang-orang di sana bahwa “Allah sakit perut” karena hal-hal yang terjadi di Azusa (Charles Shumway, A Study of the “Gift of Tongues,” A.B. thesis, University of California, 1914, hal. 178, 179; dikutip oleh Goff, Fields White Unto Harvest, hal. 131). Menurut Parham, dua pergia orang yang mengaku sebagai Pantekosta di zaman dia adalah “terhipnotis atau didorong oleh rasa takut” (Sarah Parham, hal. 164).</div>
<div style="text-align: justify;">
(Berita Mingguan GITS 22 Februari 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-81436313923837824462015-12-04T06:00:00.000-08:002016-06-05T00:16:02.164-07:00Cho Yonggi Terbukti Menggelapkan Uang<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhskiccGZDAcFAcP9bANBwD5xITHGl0Szk5q9YE018NobXEPHTTqV1bvl5fDPHIq3vOAv3ms6i7T-6rW5moGcI22f6OxFnMDBY0_sfPd4tbFkbiUd1YxJ79VqDWdZtKfR-EPOfAnGBTtOsz/s1600/cho-david.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhskiccGZDAcFAcP9bANBwD5xITHGl0Szk5q9YE018NobXEPHTTqV1bvl5fDPHIq3vOAv3ms6i7T-6rW5moGcI22f6OxFnMDBY0_sfPd4tbFkbiUd1YxJ79VqDWdZtKfR-EPOfAnGBTtOsz/s320/cho-david.jpg" width="240" /></a></div>
David Yonggi Cho, pendiri dari Yoido Full Gospel Church di Seoul, yang sejak lama disebut-sebut sebagai gereja terbesar di dunia, pada tanggal 20 Februari dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena melanggar kepercayaan dan korupsi (“David Yonggi Cho,” The Gospel Herald, 21 Feb. 2014). Cho ditemukan bersalah atas tindakan merugikan gereja sebesar $12 juta dengan cara menyuruh pejabat gereja membeli saham yang dimiliki putra sulungnya, Cho Hee-jun, dengan harga empat kali lipat harga pasar. Hukuman tiga tahun bagi David Cho ditangguhkan, tetapi dia diperintahkan untuk membayar denda $4,7 juta. Cho Hee-jun, dijatuhi hukuman tiga tahun (tidak ditangguhkan) karena berkolusi dengan ayahnya. Pada tahun 2011, Cho dituduh oleh 29 penatua gereja melakukan penggelapan uang $20 juta. Cho yang nampak “sukses” dari segi jumlah orang, menjadi salah satu pengkhotbah yang paling berpengaruh di dunia di kalangan angkatan yang gila pragmatisme ini. Dia bergerak bebas di kalangan “injili” dan telah dipromosikan oleh orang-orang seperti gembala Southern Baptis Rick Warren, Peter Wagner dari Fuller Theological Seminary, Bill Hybels dari Willowcreek, dan Elmer Towns, yang bersama Jerry Falwell mendirikan Liberty University.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cho mengklaim bahwa dia menerima panggilan untuk berkhotbah langsung dan secara pribadi dari Yesus, yang menampakkan diri kepadanya sambil berpakaian pemadam kebakaran (Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements). Cho mengatakan bahwa Allah menjanjikan kesembuhan dan kemakmuran bagi setiap orang percaya. Sebenarnya, ini adalah bagian dari “injil lima bagian” yang dia ajarkan. Menurut data tahun 2005, Yoido Full Gospel Church memiliki 527 gembala sidang, 279 di antaranya wanita. Dalam bukunya, The Fourth Dimension, Cho mengajarkan salah satu kesesatan Word-Faith yang disebut “Law of Incubation.” Dia mengklaim bahwa orang-orang percaya dapat menciptakan realita dengan cara membentuk suatu gambaran mental yang tepat akan tujuan yang mau dicapai, lalu mengucapkannya untuk menjadi nyata, walaupun “hukum” ini sepertinya belakangan ini tidak begitu bekerja baginya. Dalam buku The Healing Epidemic, tahun 1998, Dr. Peter Masters, gembala utama dari Metropolitan Tabernacle di London, memperingatkan: “Apakah bahan bangunan dari gereja terbesar di dunia? Jawabannya adalah, berhala pencampuran pengajaran Alkitab dengan teknik-teknik pikiran yang kafir. …Ini adalah tipe gereja yang telah menggerakkan banyak sekali pengajar-pengajar Kristen yang mudah terpukau untuk bergabung dengan kereta penyembuhan-nubuat. Kita perlu sangat berhati-hati di zaman sekarang ini.” (Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-4182962498982023932015-12-01T21:25:00.001-08:002015-12-01T21:29:54.879-08:00Tur Peringatan di Tempat Lahirnya Api Liar Pantekosta<div style="text-align: justify;">
Pada tanggal 22 Februari, sebuah tur jalan peringatan akan dilangsungkan di Los Angeles untuk memperingati ulang tahun kelahiran gerakan Pantekosta di Azusa Street Mission. Tur itu akan dipimpin oleh Mel Robeck dari Fuller Theological Seminary. Seratus delapan tahun yang lalu, William Seymour memulai Misi di Jalan Azusa (dikenal sebagai Azusa Street Mission) untuk mengajarkan kesesatan-kesesatannya, termasuk sinless perfectionism (bahwa orang Kristen bisa dan harus tidak berdosa sama sekali), jaminan kesembuhan, revival mujizat rasuli di akhir zaman, dan berbahasa lidah sebagai “bukti awal baptisan Roh Kudus.” Pertemuan-pertemuan di Jalan Azusa berlangsung lebih dari tiga tahun, dengan sejumlah besar orang yang menghadiri untuk mencari “Pentakosta” pribadi mereka masing-masing, dan setelah itu membawa theologi dan pengalaman itu kembali ke rumah-rumah mereka di seluruh Amerika dan dunia. Kebaktian-kebaktian yang diadakan di sana sungguh adalah kekacaubalauan. Biasanya tidak ada yang memimpin. “Siapapun yang diurapi dengan pesan akan berdiri dan menyampaikannya. Bisa jadi seorang lelaki, perempuan, atau anak-anak” (Larry Martin, The Life and Ministry of William J. Seymour, hal. 186). Orang-orang bernyanyi bersamaan, tetapi “dengan suku kata, ritme, dan melodi yang sama sekali berbeda” (Ted Olsen, “American Pentecost, Christian History, Issue 58, 1998). Orang-orang berlompatan, jatuh, kejang-kejang, membuat suara-suara binatang yang aneh, tertawa histeris. Orang-orang yang datang untuk mencari tahu akan “terikat oleh semacam suatu sihir dan mulai mengucapkan kata-kata tak berarti.” Seorang penyelidik biografi William Seymour yang simpati padanya, mengakui bahwa “ada kalanya pertemuan-pertemuan itu menjadi sedemikian ribut sehingga polisi dipanggil” (Martin, The Life and Ministry of Seymour, hal. 188). Satu orang pernah kejang sedemikian keras di bawah pelayanan Seymour sehingga ambulans dipanggil. Ketika orang yang kejang-kejang itu memberitahu dokter, “Jangan sentuh saya, ini kuasa Allah,” dokter itu dengan berhikmat menjawab, “Jika ini kuasa Allah, kuasa itu sedang menggoncangkan kamu sehebat Iblis” (Martin, hal. 306). “Membunuh roh” juga adalah bagian besar dari kebaktian di Jalan Azusa. Seymour jatuh “seperti mati” ketika pertama kali ia berbahasa lidah, dan “kadang kala orang-orang berjatuhan di berbagai tempat di rumah itu, seperti suatu bala tentara yang terbunuh di medan tempur…” (Martin, hal. 148, 179).</div>
<div style="text-align: justify;">
(Berita Mingguan GITS 22 Februari 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-82477346517091179682015-12-01T21:08:00.000-08:002016-06-05T00:13:30.192-07:00Gembala Sidang Mega-Church Pantekosta di Singapura Dipenjarakan Karena Penyalahgunaan Dana<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrvI90pCJn46BWThbodiZxM9cvUDBOC21_7oo5QcPNItwgl5wpV1UGU9HE4WUbRPw-Cuqlz1qOY-uviAGIyljARNbHfNeOlr-dFPc8GHI3P_q8Kw-yaSrCR-INaJcveyageKEl_IG2GCus/s1600/chc-kong-hee-greatest-husband.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrvI90pCJn46BWThbodiZxM9cvUDBOC21_7oo5QcPNItwgl5wpV1UGU9HE4WUbRPw-Cuqlz1qOY-uviAGIyljARNbHfNeOlr-dFPc8GHI3P_q8Kw-yaSrCR-INaJcveyageKEl_IG2GCus/s320/chc-kong-hee-greatest-husband.jpg" width="320" /></a></div>
Kong Hee, pendiri dan gembala senior dari sebuah megachurch Pantekosta di Singapura, telah dijatuhi delapan tahun penjara karena penyalahgunaan dana gereja untuk mendukung karir menyanyi pop istrinya. Lima pemimpin gereja lainnya dijatuhi hukuman berkisar antara 21 bulan hingga enam tahun. Jumlah dana yang disalahgnakan oleh para pemimpin City Harvest Church (CHC) adalah $35 juta. Korupsi sebesar ini cukup jarang di negara tersebut, yang memiliki reputasi hukum dan keteraturan yang tinggi. Ternyata malah seorang gembala sidang kharismatik yang membuat tonggak korupsi yang sedemikian tinggi dan membuat kekristenan menjadi bahan tertawaan di hadapan seluruh negeri! <br /><br />Penyanyi pop tersebut, Ho Yeow Sun, baru-baru ini ditahbiskan menjadi seorang gembala di gereja tersebut. Dia akan bisa meneruskan bisnis keluarga mereka sementara suaminya di penjara. Michael Scales dari New York’s Christian College adalah yang menahbiskan dia, dengan memberikan kata-kata konyol, “Saya berdoa agar ketika dia [Ho Yeow Sun] berbicara, api akan keluar dari perutnya.” Ho Sun adalah seorang penyanyi lalu pop Cina yang menjalani kehidupan seorang bintang pop, lengkap dengan pakaian yang tidak sopan, pesta-pesta champagne, dan video-video rock yang sangat sensual. Seorang teman yang memberikan informasi yang membantu riset saya berkomentar, “Saya melihat beberapa video dia, tetapi tidak dapat menayangkannya karena isinya yang keji.” Seorang teman gembala sidang Baptis di Singapura menulis, “Baru akhir pekan lalu saya mengetahui bahwa video musiknya yang parah dan mirip pelacur (‘China Wine’) ditayangkan di gereja CHC ketika pertama diluncurkan. Sangat sulit membayangkan ada suami yang secara sukarela mau mempertontonkan istrinya di gereja dengan pakaian seperti pelacur, menari-nari mirip pelacur, dan parahnya lagi, ini seorang istri gembala.” Kong Hee dan pemimpin lain City Harvest yang telah didapatkan bersalah di pengadilan Singapura yang tidak main-main itu, masih mencoba mempertahankan bahwa mereka tidak bersalah, walaupun telah terbukti bahwa mereka menaruh jutaan dolar ke dalam investasi saham bohongan dan mencoba menutupi tindakan mereka dari mata hukum. Menurut Gospel Herald, 29 Oktober 2015, gereja itu memihak pada para pemimpin mereka yang jahat (“City Harvest Founder Kong Hee Thanks Congregation for ‘Grace and Love’ as Wife Sun Ho Is Ordained as Pastor,” 29 Okt. 2015). Ini menunjukkan bahwa tidak ada integritas di seluruh jemaat tersebut. Mereka telah dibutakan dan secara moral dibuat mati rasa melalui dosis tinggi mistikisme satanik yang disajikan melalui musik rock, pengalaman-pengalaman kharismatik, dan doktrin-doktrin palsu.<br />
<br />
Kong Hee mengikuti jejak banyak pemimpin Pantekosta-Kharismatik terkenal lainnya yang telah mempermalukan nama Yesus Kristus di hadapan dunia yang tertawa terbahak-bahak, sebagaimana telah kami dokumentasikan. Tahun lalu, <a href="http://charismatic-exposed.blogspot.co.id/2015/12/cho-yonggi-terbukti-menggelapkan-uang.html">David Yonggi Cho</a>, pendiri dari Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea Selatan, yang sudah lama digelari sebagai gereja terbesar di dunia, dijatuhi tiga tahun penjara karena korupsi dan menyalahgunakan kepercayaan (“”David Yonggi Cho,” The Gospel Herald, 21 Feb. 2014). Cho, salah satu mentor Kong Hee, didapati bersalah menyebabkan kerugian $12 juta bagi gereja dengan cara menyuruh para pengerja membeli saham anak sulungnya, Cho Hee-jun, dengan harga empat kali lipa pasaran. Hukuman tiga tahun penjara bagi David Cho ditangguhkan karena usianya, tetapi dia diperintahkan untuk membayar penalti $4,7 juta, dan hukuman penjara tiga tahun bagi Cho Hee-jun tidak ditangguhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
(Berita Mingguan GITS 28 November 2015, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan Dr. Steven E. Liauw)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-3883760694830651402013-11-01T06:37:00.000-07:002013-11-01T06:37:00.107-07:00GEMBALA SIDANG COOL MENGATAKAN "KAUM CESSASIONIS SALAH"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.driscollcontroversy.com/wp-content/uploads/2011/04/Homegirl1.gif" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="216" src="http://www.driscollcontroversy.com/wp-content/uploads/2011/04/Homegirl1.gif" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mark Driscoll</b>, gembala sidang super cool dari Gereja Mars Hill yang nge-rock keras di Seattle, mengatakan bahwa kaum cessasionis (kelompok yang mengatakan bahasa lidah tidak ada lagi hari ini) adalah salah. Berbicara tanggal 9 Juni dalam sebuah seri yang berjudul: "Acts: Empowered for Jesus' Mission," Driscoll mengatakan bahwa karunia bahasa lidah adalah untuk hari ini dan baru akan berhenti ketika Kristus kembali. Sepanjang yang kami ketahui, Driscoll tidak pernah mengklaim berbicara dalam bahasa lidah, tetapi dia membuka pintu untuk fenomena ini dan adalah pendukung gerakan kharismatik melalui posisinya ini. Saya ingin bertanya kepad Driscoll di mana tepatnya ada bahasa lidah yang beroperasi secara alkitabiah hari ini. Waktu saya dipimpin kepada Kristus olah seorang Pantekosta konservatif pada tahun 1973, saya tidak memiliki alasan untuk tidak memercayai bahasa lidah, tetapi sebagai pelajar Alkitab yang serius saya dapat melihat bahwa karunia bahasa lidah harus beroperasi menurut aturan-aturan rasuli yang ketat (1 Korintus 14). Walaupun saya sudah menghadiri lusinan gereja dan konferensi Pantekosta dan Kharismatik di banyak negara, empat puluh tahun ini saya tidak pernah menyaksikan bahasa lidah yang dilaksanakan sesuai dengan Alkitab. Hal ini karena karunia rohani tertentu adalah tanda-tanda kerasulan (2 Kor. 12:12), dan sebagian lagi bersifat sementara, termasuk karunia bahasa lidah. Itu adalah karena karunia-karunia ini adalah karunia tanda. <b>Sifat karunia tanda pastinya terbatas.</b> Bahasa lidah, yaitu kemampuan berbicara dalam bahasa yang belum pernah dipelajari sebelumnya, adalah <span style="color: red;"><b>tanda bagi bangsa Yahudi tentang hal baru yang Allah sedang lakukan yaitu memberitakan Injil ke segala bangsa</b></span> (Kis. 2:4-12; 1 Kor. 14:20-22). Setiap kali bahasa lidah disebut dalam Kisah Para Rasul, ada orang Yahudi yang hadir. Memang bahasa lidah adalah karunia yang luar biasa, ketika digabung dengan karunia padanannya, yaitu karunia menerjemahkan bahasa lidah. Berbicara atau menerjemahkan suatu bahasa yang belum pernah dipelajari sebelumnya adalah suatu mujizat besar. Sebagai kontras, yang disebut "bahasa lidah" (atau bahasa roh) hari ini adalah suatu lelucon. <b>Yang disebut oleh kaum kharismatik sebagai bahasa lidah hari ini adalah sesuatu yang bisa diajarkan, bisa dipelajari, bisa ditiru, dan bukanlah mujizat!</b> (Sama dengan yang diklaim sebagai "karunia menyembuhkan" hari ini). Suatu pembelajaran yang teliti tentang asal usul gerakan Pantekosta pada awal abad 20 seharusnya meyakinkan semua pelajar Alkitab tentang sifatnya yang palsu. Gerakan kharismatik dan musik kontemporer adalah dua elemen yang paling kuat dalam pembangunan "gereja" esa-sedunia akhir zaman, dan Mark Driscoll adalah pendukung besar musik penyembahan kontemporer. (Berita Mingguan GITS 10 Agustus 2013, sumber: www.wayoflife.org)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-75138980409388790292013-10-25T06:30:00.000-07:002013-10-25T06:30:04.692-07:00VINEYARD KEMBALI LAGI KE "AKARNYA"<div style="text-align: justify;">
Sebuah laporan tanggal 24 Juli oleh Gembala Vineyard, Duke Taber, mengumumkan bahwa "Vineyard USA Kembali ke Akarnya." Dia mengacu kepada kembali ke posisi dari almarhum pemimpin Vineyard, John Wimber, yaitu posisi yang disebut "Gelombang Ketiga" Roh Kudus (gelombang pertama adalah Pantekostalisme, gelombang kedua adalah kharismatikisme). Wimber mengadakan konferensi-konferensi "tanda-tanda dan mujizat-mujizat," dan mengajarkan doktrin salah bahwa penginjilan yang efektif memerlukan terjadinya mujizat dan tanda gaya Rasul-Rasul dulu (walaupun dia sendiri tidak pernah melakukan mujizat semacam itu). Dalam seminar penyembuhannya, Wimber membuat pernyataan berikut, "Adalah jahat jika kamu bersembunyi di balik kepercayaan doktrinal yang mengurangi dan mengendalikan kerja Roh." (Wimber, Healing Seminar Series, dikutip dari Testing the Fruit of the Vineyard oleh John Goodwin).<br />
<br />
Dalam sebuah kunjungan tahun 1994 ke Anaheim Vineyard, yang digembalakan oleh Wimber, Phillip Johnson adalah seorang saksi mata yang mendengar salah satu penatua di sana berkata kepada khalayak ramai, "Jangan kaget dengan apapun yang kalian lihat...Dan terlebih lagi, jangan mencoba untuk mengevaluasi secara rasional hal-hal yang kalian akan lihat ?. Mengetes kebangkitan rohani dengan uji doktrinal adalah cara paling ampuh untuk memadamkan api tersebut" ("My Visit to the Anaheim Vineyard," 1995). Pada pertemuan yang sama di Anaheim Vineyard itu, seorang anggota staf wanita memimpin doa umum dengan kata-kata berikut: "Kami menolak untuk mengkritisi dengan pikiran kami, pekerjaan yang Engkau hendak lakukan dalam hati kami. Kami menolak untuk menaruh karya-Mu ke bawah tes-tes doktrin kami yang kecil."<br />
<a name='more'></a><br />
Ini adalah filosofi yang sama yang tersimpulkan ke moto kharismatik yang populer ini, "Jangan menaruh Allah dalam sebuah kotak." Jika "kotak" yang dimaksud adalah tradisi manusia, maka perkataan ini benar; tetapi lebih seringnya, yang dimaksud "kota" adalah Alkitab. Pola pikir seperti itu akan membuat seseorang terbuka lebar kepada penipuan rohani. Jika Roh Kudus beroperasi berlawanan dengan Kitab Suci dalam segi apapun, maka tidak ada lagi cara untuk membedakan antara Roh yang asli dan yang palsu. Filosofi kharismatik ini adalah cara halus untuk meruntuhkan otoritas Alkitab, dan adalah salah satu alasan mengapa gereja-gereja Vineyard dan kharismatik pada umumnya menerima hal-hal yang tidak alkitabiah (dan aneh) seperti membunuh dalam roh, mabuk dalam roh, "holy laughter" (tawa kudus), maupun nubuat yang tidak sempurna.<br />
<br />
(Untuk informasi tambahan mengenai John Wimber dan gereja-gereja Vineyard dan pengaruh mereka dalam gerakan penyembahan kontemporer, lihat The Directory of Contemporary Worship Musicians, tersedia dalam bentuk e-book gratis dari www.wayoflife.org.) (Berita Mingguan GITS 17 Agustus 2013, sumber: www.wayoflife.org)</div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-45522165293147843012013-10-18T06:27:00.000-07:002013-10-18T06:27:46.881-07:00AKTRIS HOLLYWOOD DAN BERBAHASA “LIDAH”<div style="text-align: justify;">
Aktris Hollywood, Megan Fox, dalam sebuah wawancara, menggambarkan pengalaman dia “berbahasa lidah.” “Terasa seperti energi yang banyak sekali melalui bagian atas kepalamu. Seluruh tubuhmu penuh dengan aliran listrik ini, dan lalu kamu mulai berbicara, tetapi kamu TIDAK BERPIKIR KARENA KAMU TIDAK TAHU SAMA SEKALI APA YANG KAMU KATAKAN. KATA-KATA KELUAR DARI MULUTMU DAN KAMU TIDAK BISA MENGENDALIKAN … Ditenggari bahwa ini adalah suatu bahasa yang hanya dimengerti oleh Allah. Katanya ini adalah bahasa yang dipakai di Sorga. Ini disebut 'mendapatkan Roh Kudus.'” Seperti inilah yang diklaim sebagai “berbahasa lidah” pada zaman ini, tetapi fenomena ini bertentangan dengan semua pengujian dari Alkitab. Bahasa lidah yang alkitabiah adalah berbicara dalam bahasa-bahasa manusia secara ajaib tanpa belajar atau persiapan terlebih dahulu (Kisah Rasul 2:1-4). Bahasa lidah alkitabiah adalah tanda bagi orang-orang Yahudi (1 Korintus 14:20-22) dan orang Yahudi hadir setiap kali bahasa lidah terjadi dalam Kisah Para Rasul (2:5-11; 10:46; 19:6). Mereka yang berbahasa lidah atau bernubuat harus mengendalikan roh mereka dan dapat berhenti jika diperlukan (1 Korintus 14:29-30, 32-33). Wanita dilarang untuk berbicara dalam bahasa lidah (1 Korintus 14:34-35). Berbahasa lidah bukanlah tanda “mendapat Roh Kudus.” 3000 orang yang diselamatkan pada hari Pentakosta, contohnya, tidak berbahasa lidah. Gerakan kharismatik dengan “karunia rohani” palsunya adalah elemen penting dalam pembangunan “gereja” esa-sedunia yang sesat. </div>
<div style="text-align: justify;">
(Berita Mingguan GITS 31 Agustus 2013, sumber: www.wayoflife.org)<br /></div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-647026285835951662012-09-11T03:05:00.002-07:002012-09-11T03:09:43.734-07:00BENNY HINN NABI PALSU<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">oleh Rev. Agusdy H. Dumais, STh, MBS live in Australia</span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px; text-align: left;">
</div>
<div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
</div>
<div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX0dNyW8sosfGE03ZdR3tn3KCpdpIBXvuN_vWGCFPJ1m0lAce7wr7oOOxZcT_N8MmSzN6fThQEjrXekXvL2W2Qn45K-6eg6MrGzqKRrdgLsxEtNJheshjwtANL9GX7sUahugEKs7Jsh10p/s400/benny+hinn+caricature.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX0dNyW8sosfGE03ZdR3tn3KCpdpIBXvuN_vWGCFPJ1m0lAce7wr7oOOxZcT_N8MmSzN6fThQEjrXekXvL2W2Qn45K-6eg6MrGzqKRrdgLsxEtNJheshjwtANL9GX7sUahugEKs7Jsh10p/s320/benny+hinn+caricature.jpg" width="320" /></a></div>
Benny Hinn adalah salah satu nabi palsu Kharismatik. Hinn memulai perjalanan Kharismatiknya melalui "urapan" pengkhotbah wanita masa lalu Kathryn Kuhlman. Padahal KKR-KKR Kuhlman sering memberikan karakteristik berbahaya dan tidak alkitabiah seperti "rebah dalam roh". Dalam buku Hinn "Selamat Pagi Roh Kudus", ia menyaksikan perjumpaan pertama kali dengan fenomena kebaktian Kuhlman seperti ini,"Saya harus menemukannya…Saya ingin apa yang Kathryn Kuhlman miliki. Saya menginginkannya dengan setiap gairah dan semangat yang ada dalam diri saya" (Selamat Pagi Roh Kudus, hal 9-12). Hinn bahkan mengatakan sering berkunjung ke kuburan Kuhlman dan kuburan Aimee Semple McPherson (seorang pengkhotbah Pantekosta wanita) untuk menerima urapan dari tulang mereka.(Ibid., Hanegraaff, Counterfeit Revival, p. 172).</div>
<div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
Pada hari minggu 30 April, empat orang meninggal di Nairobi, Kenya, selama "KKR Mujizat" Hinn (Reuters News Service, "Four Die Waiting for 'Miracle' Cures," May 4, 2000, mengutip the Kenya Times). Mereka diambil dari rumah sakit untuk disembuhkan dalam KKR penyembuhan Hinn, tetapi disana mereka justru meninggal. Alkitab tidak pernah mengatakan dimana ada orang yang meninggal ketika mereka berusaha menjangkau Yesus untuk kesembuhan! Lebih jauh lagi, "10 orang mengalami luka serius termasuk mengalami patah tulang setelah jatuh dari pohon untuk melihat pengkhotbah Amerika itu." TV Hinn juga merekam pelayanan di Kenya, dan memang terlihat banyak pengunjung disana.</div>
<a name='more'></a><div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://a.abcnews.com/images/Nightline/ht_hinn_4_091019_mn.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="http://a.abcnews.com/images/Nightline/ht_hinn_4_091019_mn.jpg" /></a></div>
Benny Hinn adalah salah satu tokoh yang mempunyai pengaruh besar pada "Kebangunan Rohani Tertawa" yang dimulai di Toronto Airport Church, Ontario, Canada, pada January 1994, dan telah menyebar ke seluruh dunia. Gembala gereja itu, John Arnott, dan istrinya, Carol, telah dengan sangat sungguh-sungguh "mencari jamahan khusus dari Allah" tetapi sedih sekali, mereka mengikuti nubuatan dan metode Kharismatik yang tidak Alkitabiah dari pada melihat dengan kuat pada kebenaran Alkitab. Mereka mengklaim bahwa Allah telah mengatakan kepada mereka untuk "mengumpulkan orang agar menerima urapan" Daripada mendefinisikan urapan Roh Kudus yang alkitabiah mereka memilih mendefinisikannya menurut teologi Word-Faith Pantekosta. Pada September 1992, mereka menghadiri beberapa KKR Benny Hinn di Mapleleaf Gardens, Toronto. Setelah Hinn berdoa untuk mereka, Carol Arnott mulai mengalami mabuk dalam roh sehingga dia harus diangkut secara khusus ke rumah dan untuk ditaruh ke tempat tidur. Hinn telah menghasilkan banyak nubuatan palsu. Contoh pada program keduanya di bulan April ia berkata: "Saya percaya -disini! Dengarkan: disini! Saya percaya bahwa Yesus, putera Allah menampakkan diri-Nya secara fisik dalam KKR dan kepada orang Kristen di seluruh dunia untuk membangunkan kita. Ia menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya dan juga menampakkan diri sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali!" (Benny Hinn, "This Is Your Day," April 2, 2000).</div>
<div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
Ini jelas-jelas nabi palsu. Tidak ada satupun bagian Alkitab yang mengindikasikan bahwa Yesus Kristus akan menampakkan diri secara fisik kepada orang percaya atau kepada orang yang belum diselamatkan pada masa sekarang lebih dahulu dari masa kedatangan-Nya yang kedua kali. Faktanya adalah bahwa Yesus Tuhan telah memperingatkan tentang fakta tertentu yaitu banyak nabi palsu akan muncul di dunia di akhir jaman ini.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: small; margin-bottom: 10px;">
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. (Mark 13:21,22) Benny Hinn adalah seorang nabi palsu dan pengajar firman Tuhan yang sangat berbahaya. </div>
Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com297tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-24331426740111558272011-11-24T01:40:00.000-08:002011-11-24T01:40:00.630-08:00Pengujian Bahasa Lidah<div style="text-align: justify;"></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center;">[by <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dr Jeffrey Khoo</em>, Translated by <a href="http://teologia.mystudylight.com/pengujian-bahasa-lidah.html" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yahya Salam</em></a>]</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gerakan Karismatik telah mempopulerkan <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/bahasa-roh" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with bahasa roh">bahasa roh</a> di banyak gereja. Beberapa gereja menyatakan bahwa <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/bahasa-roh" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with bahasa roh">bahasa roh</a> telah membangkitkan kembali gereja sementara yang lain mengamati bahwa <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/bahasa-roh" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with bahasa roh">bahasa roh</a> sebaliknya telah menyebabkan kekacauan. Apakah orang Kristen harus berbahasa roh saat ini? Apakah yang diajarkan Alkitab mengenai <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/bahasa-roh" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with bahasa roh">bahasa roh</a>?</div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Karunia Supernatural dari Roh Kudus</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Roh Kudus adalah Pribadi yang memungkinkan seseorang untuk dapat berbahasa roh (I Kor 12:4, 8-10). Dialah yang memutuskan karunia-karunia mana yang perlu dimiliki seorang Kristen (I Kor 12:11). Jika bukan kehendak Roh Kudus bahwa seseorang harus memiliki karunia bahasa roh, ia tidak dapat memilikinya bahkan jika orang tersebut mencarinya melalui banyak berdoa dan berpuasa. <span id="more-3252" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span>Paulus telah menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat mempunyai karunia yang sama: “Apakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Apakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” (I Kor 12:29-30). Pertanyaan retorik ini mengharapkan jawaban “Tidak”. Tidak semua mempunyai karunia bahasa roh, dan dapat berkata-kata dalam bahasa roh.</div><a name='more'></a><br />
<div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Juga penting untuk diperhatikan bahwa saat karunia bahasa roh diberikan pada seseorang, Roh Kudus secara supernatural memungkinkan orang tersebut untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Seseorang tidak perlu menjalani pelatihan bahasa apapun supaya dapat mempraktekkan karunia ini. Berbahasa roh bukanlah membiarkan lidah seseorang untuk “berputar” dalam <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">haleluyah</em> yang sangat cepat sampai orang tersebut bergumam. Bahasa roh yang dipelajari sendiri dan diinduksikan sendiri seperti itu bukanlah bahasa roh yang alkitabiah. Kemampuan berbicara dalam bahasa roh adalah pemberian Allah, bukan buatan manusia!</div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa Asing atau Ocehan yang ‘indah’”?</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Contoh pertama dari berbahasa roh adalah pada saat Pentakosta, ketika Roh Kudus memenuhi murid-murid Kristus, dan mereka mulai berkata-kata “dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:4). Dalam bahasa Yunani glossai (bahasa roh) berarti “bahasa-bahasa”. Rasul-rasul pada Pentakosta secara supernatural diperkuat untuk berkata-kata dalam bahasa-bahasa asing yang belum pernah dipelajari mereka. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa ketika mereka berbicara dalam bahasa roh, orang-orang keheranan karena “mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri (secara literal, “dialek”),” dan bertanya-tanya di antara mereka sendiri. “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri?” (Kis 2:6, 8). Siapakah orang-orang yang mendengar Rasul-rasul berbicara ini? Mereka adalah “Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libiah yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis 2:9-11). Lukas, sejarawan yang diinspirasikan Roh Kudus itu, menginginkan kita tahu bahwa ketika Rasul-rasul berbicara bahasa roh, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa asing atau dialek-dialek etnis. Berkata-kata dalam bahasa roh bukanlah ocehan yang ‘indah’ atau gumaman. Karunia bahasa roh adalah karunia bahasa-bahasa.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sudah diakui oleh banyak orang yang berbicara bahasa roh bahwa bahasa roh yang digunakan mereka bukanlah bahasa manusia (yaitu bahasa asing) tetapi bahasa malaikat (yaitu ocehan yang ‘indah’, 1 Kor 13:1). Sepanjang yang kita tahu dari Firman Tuhan, setiap saat malaikat berbicara, mereka melakukannya dalam bahasa manusia, yaitu, bahasa Ibrani, Aramais, atau Yunani. Kita haruslah mengerti bahwa Paulus menggunakan bahasa hiperbolis disini. Hiperbolis dimaksudkan untuk melebih-lebihkan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Paulus tidak berkata bahwa ia dapat berbicara dalam bahasa malaikat (atau ada sesuatu yang disebut bahasa malaikat), atau mengerti segala rahasia, memiliki seluruh pengetahuan, atau memindahkan gunung. Ia berkata bahwa bahkan jika ia dapat melakukan semua hal ini, tetapi tidak mempunyai <a href="http://teologia.mystudylight.com/" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="kasih">kasih</a>, ia sama sekali tidak berguna. Pengertian 1 Kor 13:1-2 yang lain dari ini berarti salah pengertian bahwa ini adakah perkataan Paulus.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kekacauan mengenai berkata-kata bahasa roh bukanlah sesuatu hal yang baru. Paulus menemukan kekacauan mutlak mengenai penggunaan karunia roh di gereja Korintus (1 Kor 12-14). Karunia bahasa roh disalahgunakan oleh orang Kristen di sana. Setiap anggota gereja menginginkan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Jelas sekali, beberapa tidak mempunyai karunia tersebut, tetapi berpura-pura mempunyai dengan berbicara secara ekstatik.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Perlu dijernihkan bahwa “bahasa yang tidak dikenal” (Alkitab bahasa Indonesia –bahwa Roh; KJV – <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">unknown tongue</em>) yang dibicarakan Paulus bukanlah ocehan yang ‘indah’ tetapi bahasa asing (1 Kor 14:2). “Tidak dikenal” dalam pengertian bahwa orang yang dikaruniai dapat berbicara dalam bahasa asing yang tidak pernah ia pelajari atau dengar sebelumnya, dan bahasa itu tidak dapat dimengerti oleh pendengar yang tidak tahu bahasa yang digunakan tersebut. Di dalam keadaan biasa, ketika seseorang berbicara dalam bahasa roh di dalam gereja asalnya sendiri, tidak seseorangpun mengerti; hanya Allah mengerti karena Ia mengerti semua bahasa (1 Kor 14:2). Jadi seseorang yang berkata-kata dalam bahasa roh hanya membangun dirinya sendiri, karena jika tanpa seorang penterjemah, hanya dia sendirilah yang dapat mengerti apa yang dikatakannya (1 Kor 14:4). Paulus menekankan pentingnya pengertian, “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” (1 Kor 14:19).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Konsep utama yang dicoba diutarakan Paulus adalah bahwa membangun (1 Kor 14:3, 4, 5, 12, 17, 26) datang melalui pengertian (1 Kor 14:2, 7, 9, 14, 15, 16, 19). Paulus berkata bahwa bernubuat adalah lebih berharga daripada berbahasa roh. Karunia bernubuat adalah karunia untuk dapat meramalkan dan memberitahukan kehendak dan Firman Tuhan. Ketika seorang nabi berbicara, ia berbicara kepada orang-orangnya dengan bahasa mereka sendiri. Anggota-anggota gereja memperoleh berkat dari firman yang disampaikan, karena mereka dapat mengerti berita yang disampaikan. Sang Rasul memperjelas dengan menggunakan ilustrasi musik (1 Kor 14:7-8). Musik adalah baru benar-benar musik hanya jika ada lagu atau melodi. Bagaimana seseorang dapat diharapkan memberikan apresiasinya terhadap musik jika pianis hanya memainkan satu not saja, atau suatu urutan not yang acak yang tidak membentuk suatu lagu? Jadi kecuali seseorang berbicara dalam sebuah bahasa yang orang lain dapat mengerti, orang tersebut hanya menyia-nyiakan napasnya saja (1 Kor 14:9). Sebuah bahasa mempunyai tata bahasa dan struktur sintaks bahasa yang terdiri dari kata benda, kata kerja, kata sambung, kata depan, kata sifat dsb. Seperti Paulus berkata, “Ada banyak, . . . macam bahasa di dunia, sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti” (1 Kor 14:10). Ketika seseorang berdoa dalam bahasa roh, ia berdoa dengan seluruh hatinya dan dengan akal bunyi (1 Kor 14:15). Dengan perkataan lain, ia tahu bahwa ia berkata dan dapat mengenali bahasa roh yang sesungguhnya dapat menganalisa bahasa yang dipergunakannya dengan mengenali kata-kata berlainan yang digunakannya serta artinya masing-masing. Roh Kudus adalah sempurna. Karunia yang datang dariNya jugalah sempurna. Ketika pembicara bahasa roh yang sesungguhnya diberikan kemampuan supernatural untuk berbicara dalam bahasa asing, ia akan dapat menggunakan bahsa itu dengan sempurna. Ia dapat berbicara. Ia dapat menuliskan isi dari pembicaraannya, mendaftarkan perbendaharaan katanya, dan mendemonstrasikan hubungan tata bahasa dan sintaks kata-kata tersebut. Apakah pembicara bahasa roh di zaman modern ini dapat melakukan hal tersebut?</div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Karunia sebagai tanda</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (1 Kor 14:22). Apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia berbicara bahwa “bahasa roh adalah tanda?” Di dalam ayat 20, Paulus memperingati orang Korintus, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” Dengan perkataan lain, Paulus memberitahukan mereka, “Ketahuilah Alkitabmu! Tidakkah kau tahu tujuan dari bahasa roh?” Paulus kemudian menarik perhatian mereka kepada Perjanjian Lama. Dalam ayat 21, sang Rasul mengutip Yes 28:11-12b. Konteks Yesaya 28 adalah penghakiman. Orang-orang Israel telah berulang-ulang berkeras kepala menolak peringatan Tuhan melalui nabiNya. Karena mereka tidak dengar-dengaran akan Firman Tuhan yang dikatakan kepada mereka dalam bahasa merek sendiri, yaitu, bahasa Ibrani, mereka akan mendengarnya dalam bahasa lain, yaitu, Asyur. “Maka mereka akan mendengarkan firman Tuhan yang begini: ‘Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!’ supaya dalam berjalan mereka telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan” (Yes 28:13). Itu adalah perkataan penghukuman terhadap orang Israel yang tidak percaya.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Oleh karena itu, bahasa roh adalah tanda bagi orang Yahudi yang tidak percaya. Orang Yahudi berpikir bahwa mereka adalah bangsa satu-satunya yang diberikan <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/keselamatan" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with keselamatan">keselamatan</a> oleh Allah. Ini adalah kesalahan konsep berpikir. Karunia bahasa roh dimaksudkan untuk mengoreksi konsep yang salah ini. Di dalam Kisah Rasul-rasul 10, Tuhan menginginkan Petrus untuk mengabarkan Injil kepada Kornelius, seorang bangsa lain. Sebagai seorang berdarah Yahudi Petrus tidak akan mempunyai hubungan dengan bangsa lain. Tetapi Tuhan berfirman kepada Petrus di dalam penglihatannya memerintahkan dia tiga kali untuk memakan makanan yang diklasifikasikan orang Yahudi sebagai haram (Kis 10:11-16). Hal ini untuk mempersiapkan Petrus untuk melayani Kornelius, seorang yang haram di mata orang Yahudi. Ketika Kornelius memanggil Petrus, dengan patuh pada Tuhan, Petrus pergi melihatnya, dan Alkitab berkata “Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkta-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis 10:44-46). Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, ia dipanggil oleh Dewan untuk mempertanggungjawabkan kunjunganny ke bangsa lain. Rasul-rasul dan Penatua-penatua sekerjanya marah kepadanya karena ia memberitakan ini kepada Kornelius. Bagaimana bisa Petrus mempertahankan dirinya? Petrus menceritakan pda mereka seluruh kejadiannya, bagaimana Allah berkata kepadanya, dan bagaimana Roh Kudus memimpinnya ke rumah Kornelius. Petrus bersaksi, “Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita (Kis 11:15). Petrus melihat Kornelius dan seisi rumahtangganya secara luar biasa diselamatkan, dibuktikan dengan berbicaranya mereka dalam bahasa roh seperti yang ia lakukan dalam Pentakosta. Petrus terus berkata, “Jadi jika Allah memberikan karuniaNya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia? (Kis 11:17). Apakah tanggapan Dewan Yerusalem yang menanyai Petrus? “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup” (Kis 11:18). Jadi inilah tujuan dari karunia bahasa roh – sebuah tanda kepada orang Yahudi yang tidak percaya. Untuk Petrus dan orang-orang suci Yerusalem, bahsa roh adalah tanda konfirmasi, tetapi bagi orang yang menolak untuk percaya, itu adalah tanda penghakiman.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Apakah masih perlu bagi Allah untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Injil juga diberikan kepada bangsa lain? Tidak perlu . Sekarang orang Yahudi sudah tidak lagi mengabarkan Injil kepada bangsa lain, tetapi bangsa lain kepada orang Yahudi! Jadi apakah tujuan dari bahasa roh sekarang? Karena bahasa roh telah menyelesaikan tujuannya, apakah ia telah ditiadakan?</div><h2 style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; clear: both; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans'; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 3px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 0px;">Apakah Bahasa Roh Sudah Berakhir?</h2><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rasul Paulus dalam abad pertama, memberitahukan orang Korintus bahwa karunia pengwahyuan seperti nubuat, bahasa roh dan pengetahuan, akan berakhir: “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1 Kor 13:8).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sebelum kita mendiskusikan berakhirnya bahasa roh, marilah kita mempelajari berakhirnya nubuat dan pengetahuan dahulu. Paulus berkata bahwa nubuat “akan berakhir,” dan pengetahuan “akan lenyap.” Perkataan “berakhir,” dan “akan lenyap” adalah kata yang sama di dalam bahasa Yunani, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">katargeo</em>, yang merupakan kata “berakhir” yang sangat kuat. Pada dasarnya kata itu berarti “menghancurkan” (membinasakan – 1 Kor 15:24, 26). Kata<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">katargeo</em> (menghancurkan) ditulis di dalam kata pasif Yunani. Ini mengindikasikan bahwa akan ada oknum eksternal yang akan menyebabkan nubuat dan pengetahuan berakhir. Apakah itu elemen eksternal tersebut? Ayat 9-10 memberikan jawaban: yaitu, “yang sempurna” (<em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">to teleion</em>). Apakah yang dimaksud “yang sempurna” ini? Yang dimaksud adalah penyelesaikan kanon (yaitu 66 buku dalam Alkitab). Ketika Paulus menulis suratnya kepada orang Korintus, Perjanjian Baru masih di dalam proses penulisan. Seketika Alkitab selesai – buku terakhir ditulis – pengwahyuan berakhir. Semua yang Allah inginkan manusia untuk tahu mengenaiNya dan kita dapat ditemukan dalam Alkitab. Alkitab mempunyai kecukupan dan otoritas. Alkitab adalah wahyu Allah kepada manusia yang lengkap dan telah selesai (2 Tim 3:16-17, Wahyu 22:18-19).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimana dengan bahasa roh? Paulus menuliskan bahwa bahasa roh “akan berakhir.” Perkataan “berakhir” disini adalah bahasa Yunani <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">pauo</em> yang berarti “berhenti”. Tidak seperti karunia nubuat, dan pengetahuan, yang memerlukan kekuatan eksternal untuk mengakhirinya, karena bahasa roh akan berhenti dengan sendirinya (kata pertengahan bahasa Yunani). Bahasa roh akan menghilang secara otomatis dalam jangka waktu tertentu ketika telah mencapai tujuannya. G.F. Rendal, seorang bekas Karismatik, memberikan komentar, “Tujuan ini telah dicapai sepenuhnya ketika telah diakui bahwa semua bangsa, dan juga ‘bangsa ini’ (orang Yahudi), memperoleh berkata dari penyelamatan Yahweh. Ketika fakta ini dipercaya, diterima dan tidak dilawan secara universal, karunia ini tidak lagi diperlukan . . . Bintang-bintang, seperti semua orang tahu, terlihat dan berguna hanya pada malam hari. Ketika matahari terbit mereka segera menghilang. Seperti itu pula karunia bahasa roh. Berguna hanya selama kegelapan orang Israel yang tidak percaya yang melawan penyelamatan bangsa-bangsa. Karunia ini menghilang pada saat panggilan kepada bangsa-bangsa lain menjadi nyata. Inilah yang mengakhiri pertahanan saya yang terakhir” (Dari buku ‘I Speak in Tangues More Than You All’, 80-1).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Apakah sejarah memberikan konfirmasi akan pengakhiran bahasa roh pada permulaan gereja? Bapa Gereja yang sangat terkenal, Agustinus, menuliskan dalam abad ke-empat, “Dalam waktu sangat awal, Roh Kudus turun atas mereka yang percaya: dan mereka berbicara dengan bahasa roh, yang tidak pernah mereka pelajari, ‘karena Roh Kudus memberikan mereka kemampuan untuk mengucapkan.’ Ini adalah tanda-tanda yang berlaku waktu itu. Karena harus ada tanda dari Roh Kudus di dalam semua bahasa, untuk menunjukkan bahwa Injil Allah harus dikabarkan melalui semua bahasa ke seluruh bumi. Hal itu terjadi sebagai tanda dan hal itu telah berlalu” (Dari buku ‘Ten Homilies on the First Epistle of John,’ vol VII, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">The Nicene and Post-Nicene Fathers, VI, 10)</em>. Kebangkitan besar Gereja setelah Pentakosta, yaitu, Reformasi Protestan abad ke-16, tidak dikarakteristikkan dengan berbahasa roh, tetapi penginjilan yang sangat berpengaruh. Luther, Calvin dan Knox tidak berbicara dalam bahasa roh.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rasul Paulus mencoba untuk menempatkan hal ini ke posisi sebenarnya: karunia-karunia milik para Rasul yang merupakan tanda (2 Kor 12:12) akan berlalu. Mereka hanyalah karunia-karunia sementara. Gereja tidak perlu mengejar akan hal-hal ini, malah sebaliknyha orang Kristen harus mengejar ketiga kasih karunia Kristen tersebut: “Demikianlah tinggal ketiga hal ini yaitu <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/iman" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with iman">iman</a>, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Kor 13:13). Kesementaraan karunia-karunia nubuat, bahasa roh, dan pengetahuan dikontraskan dengan kepermanenan nilai-nilai baik <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/iman" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with iman">iman</a>, pengharapan dan kasih. Penting sekali untuk memperhatikan tiga-rangkaian argumen Paulus: (1) Nubuat, bahasa roh, dan pengetahuan akan berakhir pada saat selesainya Alkitab, dan meninggalnya para Rasul; (2) <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/iman" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with iman">Iman</a>, pengharapan dan kasih adalah kebenaran yang akan tetap ada sepanjang Zaman Gereja; (3) <a href="http://teologia.mystudylight.com/tag/iman" rel="tag" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;" title="Posts tagged with iman">Iman</a> dan pengharapan akan direalisasikan saat Kristus kembali. Tetapi yang terbesar dari ketiga ini adalah kasih karena kasih akan tetap selama-lamanya karena itu adalah kebenaran surgawi.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://teologia.mystudylight.com/wp-content/uploads/2011/06/Pengujian-Bahasa-Roh.jpg" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img alt="" height="477" src="http://teologia.mystudylight.com/wp-content/uploads/2011/06/Pengujian-Bahasa-Roh.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="Pengujian Bahasa Roh" width="634" /></a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dapat terlihat jelas, dalam terang Alkitab, bahwa bahasa roh dari Gerakan Karismatik tidaklah sama dengan bahasa roh Perjanjian Baru. Mereka bukan dari Roh Kudus yang sama. Allah tidak akan mengacaukan GerejaNya karena Dia “tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Kor 14:33). Apakah penyelesaian dari kekacauan Karismatik? Kuncinya adalah kasih, karena kasih “tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi kebenaran” (1 Kor 13:6).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sumber: http://teologia.mystudylight.com/pengujian-bahasa-lidah.html</div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com62tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-78156033846934145672011-11-21T01:38:00.000-08:002011-11-21T01:38:00.708-08:00Bahasa Roh atau Bahasa Lidah (Tongue Speaking)?<div style="text-align: justify;"></div><h4 style="background-color: white; color: #008800; font-family: Arial; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/07/pengujian-bahasa-roh1.jpg" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-3249" height="518" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/07/pengujian-bahasa-roh1.jpg?w=540&h=518" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="Pengujian-Bahasa-Roh" width="540" /></a></h4><h4 style="background-color: white; color: #008800; font-family: Arial; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Apakah Bahasa Lidah Itu?</h4><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa lidah bukanlah bahasa surgawi, bukan bahasa malaikat, bukan perkataan yang diucapkan dalam keadaan tak sadarkan diri, bukan perkataan yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang terpelajar saja, atau bahasa yang tidak berarti apa-apa, seperti yang dipercayai oleh beberapa orang.<br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gary W. Summers mengutip kata-kata yang ditulis oleh James Rado dan Gerome Ragni dalam buku berjudul “Good Morning, Starshine, 1969 Oliver hit, yang berbunyi: “Gliddy glup gloopy nibby nabby noopy la la la lo lo. Sabba sibby sabba nooby abba nabba le le lo lo. Tooby ooby walla nooby abba nabba, early morning singing song (pagi buta menembangkan lagu).” Menurut Gary, kata-kata ini tidak lebih daripada suku kata yang tidak berarti apa-apa dan bukan bahasa yang nyata dan dapat dimengerti.<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1</sup></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam bahasa Inggris kata-kata di atas disebut dengan istilah “gibberish” yang berarti “perkataan yang cepat dan tidak jelas”; “bahasa yang tidak masuk akal”; “kata-kata yang tidak mengandung arti”; “perkataan yang mengalir lancar dan bodoh.<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2</sup> Bahasa lidah adalah bahasa manusia yang memiliki makna dan dimengerti.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Webster’s New International Dictionary mendefenisikan bahasa sebagai “tubuh kata-kata dan metode penggabungan kata-kata yang dipakai dan dimengerti oleh suatu kelompok masyarakat.”<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3</sup> Berarti bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi antar manusia.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Paulus mengatakan bahwa “Ada banyak — entah berapa banyak — macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti” (1 Korintus 14:10).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam bahasa Ibrani bahasa adalah “leshonah” yang paling sering diterjemahkan “lidah”, yang ditujukan pada salah satu anggota tubuh yang menghasilkan perkataan (Hakim-hakim 7:5; 2 Samuel 23:2) atau juga “bahasa” (Ester 1:22; 3:12; Yeremia 5:15; Yehezkiel 3:5,6). Kata Ibrani, leshonah ini diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, “glossa” (bdg. Yesaya 28:11 dan 1 Korintus 14:21). Glossa juga berarti “lidah”, salah satu anggota tubuh (Markus 7:33,35), “lidah-lidah seperti nyala api” (Kisah Rasul 2:3), atau “bahasa” (Kisah Rasul 2:4,11; 10:46; 19:6).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kalau kita lihat dalam Kisah Rasul 2:4-11, para rasul berbicara dalam berbagai-berbagai bahasa secara ajaib. Di dalam ayat 6, orang-orang yang hadir pada hari Pentakosta itu masing-masing mendengar para rasul berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Bahasa yang terdapat dalam Kisah Rasul 2:4, 11, jelas adalah bahasa pribumi para penganut agama Yahudi yang datang untuk merayakan hari raya Pentakosta di Yerusalem.<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4</sup></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Lester Kamp mendefenisikan karunia berbahasa lidah sebagai “kemampuan untuk berkata-kata dalam bahasa yang dapat dimengerti orang, tetapi sebelumnya tidak diketahui oleh orang yang berbicara itu.”<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">5</sup> Ini berarti seorang yang mempunyai karunia berbahasa lidah dapat mengerti dan mengucapkan bahasa orang lain (asing) dengan sempurna dan dapat dimengerti oleh si pemilik bahasa tanpa mempelajarinya terlebih dulu secara alami.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">New English Bible menterjemahkan bahasa roh sebagai “ecstatic language” (bahasa yang mengherankan). Kata “ecstatic” berasal dari bahasa Yunani,” ekstasis”, yang dalam Alkitab diterjemahkan secara kontras “mencengangkan”, “mengherankan” (Markus 5:42; 8:8; Lukas 5:26; Kisah rasul 3:10) dan “tidak sadarkan diri” (Kisah Rasul 10:10; 11:5; 22:7). Tetapi meskipun demikian, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa bahasa roh adalah sebuah bahasa yang diucapkan dalam keadaan tidak sadarkan diri.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maka dapat kita katakan bahwa bahasa lidah adalah bahasa yang mengandung makna yang dapat dimengerti dan diucapkan secara spontan oleh seseorang dengan sempurna tanpa mempelajari bahasa itu sebelumnya. Dengan kata lain proses kemampuan berbahasa lidah itu bersifat supernatural atau ajaib. Mengapa? Karena “Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Korintus 12:11).</div><h4 style="background-color: white; color: #008800; font-family: Arial; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimanakah Orang-orang Kristen Abad Pertama Menerima Karunia Berbahasa Lidah ?</h4><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam kitab Kisah Rasul hanya ada dua peristiwa bagaimana orang Kristen abad pertama mendapatkan karunia berbahasa lidah.</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1. Roh Kudus memberikan karunia berbahasa lidah secara langsung.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pemberian karunia berbahasa lidah secara langsung hanya kepada Para Rasul, termasuk Rasul Paulus (Kisah Rasul 2:4; 1 Korintus 14:18), Kornelius dan seisi rumahnya (Kisah Rasul 10:44-47). Selain dari dua peristiwa ini, tidak ada peristiwa lain yang dinyatakan oleh Alkitab tentang bagaimana orang-orang Kristen abad pertama menerima secara langsung dari Roh Kudus karunia berbahasa lidah.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2. Roh Kudus memberikan karunia berbahasa lidah melalui penumpangan tangan para rasul.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam Kisah Rasul 19:1-6 menceritakan tentang rasul Paulus bertemu dengan beberapa orang murid Yohanes, yang kemudian ditobatkan oleh Paulus menjadi orang Kristen dan sekaligus menumpangkan tangannya ke atas mereka sehingga dapat berkata-kata dalam bahasa lidah.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jadi hanya dua cara bagaimana orang-orang Kristen abad pertama mendapatkan karunia berbahasa lidah, yaitu secara langsung dan melalui penumpangan tangan para rasul. Begitulah Roh Kudus memberikan karunia berbahasa lidah kepada mereka.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://www.cakka.web.id/books/bahasa-roh-bahasa-lidah-glossolalia/apakah-tujuan-bahasa-lidah" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">Apakah Tujuan Bahasa Lidah ?</a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketika seorang Kristen menerima karunia berbahasa lidah maka karunia itu berada dalam kuasanya, dan dia bisa saja menggunakanya dengan motif yang salah (1 Korintus 14:23) atau sebaliknya, menggunakan sesuai dengan kehendak Tuhan. Bahasa lidah tidak dipakai untuk menunjukkan kebolehan seseorang dalam berbahasa asing yang tidak dipelajari sebelumnya. Tetapi Alkitab menyatakan dengan jelas apa tujuan dari bahasa lidah.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1. Untuk mengkomunikasikan wahyu Allah, pengetahuan, nubuat dan pengajaran Tuhan (1 Korintus 14:6).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Salah satu fungsi dari bahasa lidah adalah untuk menyatakan firman Allah kepada pendengar yang mengerti bahasa yang dipakai oleh orang yang memiliki karunia berbahasa lidah. Allah tidak pernah bermaksud memberikan karunia ini kepada orang yang dikehendakiNya untuk dipakai sebagai kesempatan memenuhi kepentingan pribadi atau menyatakan kehendak diri si penerima karunia itu sendiri, tetapi untuk menyampaikan seluruh maksud Allah kepada semua umat manusia (Kisah Rasul 20:27; 1 Petrus 4:11).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2. Untuk membangun kerohanian jemaat (1 Korintus 14:5,12, 26).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maksud Allah memberi karunia bahasa lidah, seperti karunia-karunia lainnya juga adalah untuk membangun kerohanian setiap individu anggota jemaat. Mike Cope mengatakan bahwa “dalam 1 Korintus 14:4, Paulus tidak mengizinkan seorang berbicara dalam bahasa lidah di gereja untuk membangun dirinya sendiri. Sebaliknya rasul Paulus mengizinkan penggunaan bahasa lidah bila ada yang dapat menterjemahkannya (1 Korintus 14:28)”<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">7</sup>, karena apa yang dikatakan itu akan membangun jemaat, termasuk dirinya sendiri. Karunia berbahasa lidah harus dipergunakan untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:7).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3. Sebagai tanda untuk orang-orang yang tidak percaya (1 Korintus 14:22).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Karunia bahasa lidah adalah suatu praktek yang ajaib. Kita bisa melihat contoh dalam Kisah Rasul 2, orang-orang dari suku bangsa yang berbeda (Kisah Rasul 2:9-11) keheranan mendengarkan para rasul berbicara dalam bahasa mereka masing-masing – itulah bahasa lidah atau bahasa roh (Kisah Rasul 2:4,6,12). Kata “tercengang-cengang” dalam ayat 6 menujukkan reaksi dari para pendengar yang telah mendengarkan dan menyaksikan para rasul, orang Galilea berbicara dalam berbagai bahasa yang tidak pernah mereka pelajari sebelumnya (Kisah Rasul 2:8, 9). Paulus mengutip nubuatan kitab Yesaya 28:11 dalam 1 Korintus 14:21, bahwa Dalam hukum Taurat ada tertulis: “Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.” Ayat ini menyatakan tentang beberapa orang Yahudi yang mendengar pemberitaan Injil tetapi tidak mau mentaatinya (Roma 3:2,3), sehingga pemberitaan dengan bahasa lidah hanya sebagai suatu tanda ajaib saja bagi mereka. Kata “orang yang tidak percaya” dalam 1 Korintus 14:22 ditujukan kepada semua orang, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Ini berarti juga bahwa orang-orang non-Yahudi yang mendengar pemberitaan Injil dalam bahasa lidah tetapi tidak mentaatinya, maka hal itu hanya menjadi suatu tanda (ajaib) saja.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4. Untuk meneguhkan pemberitaan firman Allah (Markus 16:20; Roma 15:19).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Karunia-karunia rohani, termasuk karunia bahasa lidah diberikan kepada para rasul dan orang-orang Kristen lainnya pada abad pertama adalah untuk meneguhkan bahwa berita yang mereka sampaikan adalah benar-benar dari Allah. Meskipun beberapa orang tidak percaya, itu tetap firman Allah. Bagi orang-orang yang mendengar, menerima dan mentaati firman itu, menjadi landasan yang teguh bagi keselamatan mereka (Kisah Rasul 2:13, 36,37).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam 1 Korintus 14, Paulus memberikan pengertian yang jelas tentang bagaimana menggunakan karunia bahasa lidah yang benar. Menurut Gary W. Summers latar belakang mengapa Paulus menjelaskan hal ini dalam 1 Korintus 12:1-3, karena ada masalah yang terjadi, dimana beberapa orang Kristen di Korintus mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh Roh Kudus dan mengatakan “Terkutuklah Yesus.” Kalau memang pernyataan ini adalah kesimpulan yang masuk akal mereka ucapkan, maka nasehat Paulus untuk memberi pengertian adalah benar. Tetapi bagaimana mereka dapat mengatakan hal yang demikian melalui inspirasi Roh Kudus ? Jelas tidak dapat. Apakah mereka berpura-pura berbicara seperti dipengaruhi oleh Roh ? Barangkali Roh Kudus tidak memberikan mereka wahyu dalam perhimpunan, sehingga dengan sikap mementingkan diri sendiri, mereka berpura-pura berbicara seperti Roh Kudus sedang memberi mereka perkataan.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mengapa mereka berpikir bisa melakukan itu? Ayat 2 menyatakan bahwa beberapa orang Korintus sebelum menjadi Kristen telah terbiasa berbicara dalam keadaan tidak sadarkan diri sebagai bagian dari praktek penyembahan berhala mereka. Mereka telah “dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu” (2 Timotius 3:6). Mereka telah dipimpin oleh kata hati mereka sendiri dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ini menunjukkan beberapa orang Korintus mencoba untuk menghidupkan kembali praktek ucapan-ucapan yang mengherankan (barangkali kata-kata yang tidak berarti atau tidak masuk akal) seperti saat mereka melakukan penyembahan kepada berhala mereka dulu. Jadi dalam usaha mereka untuk menggunakan karunia berbahasa lidah, mereka membiarkan diri dipimpin oleh kata hati yang bersifat psikologis yang pernah mereka alami sebagai penyembah-penyembah berhala.<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">8</sup></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Paulus melalui ilham Roh memberikan pengertian sekaligus nasehat kepada orang Kristen di Korintus bagaimana menggunakan karunia berbahasa lidah yang benar.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pertama, bahasa lidah dapat dipakai jikalau ada yang menterjemahkannya (1 Korintus 14:5,9,11,23,27-28). Karunia-karunia rohani, termasuk bahasa lidah yang diberikan oleh Roh Kudus harus digunakan dengan cara yang “sopan dan teratur” (1 Korintus 14: 40) untuk membangun kerohanian setiap anggota jemaat. Tetapi orang-orang Kristen di Korintus, masing –masing ingin menggunakan bahasa lidah (atau karunia-karunia rohani yang lainnya) pada waktu yang bersamaan, sehingga situasi peribadatan menjadi kacau (1 Korintus 14:22,26).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Padahal “Allah tidak menghendaki kekacauan” (1 Korintus 14:40). Situasi seperti ini tidak akan membangun kerohanian anggota jemaat yang tidak mengerti apa yang disampaikan oleh seorang yang memiliki karunia berbahasa lidah, sebaliknya mereka akan mencela (1 Korintus 14:23). Kedua, Bahasa lidah dapat dipakai bila semua audiens mengerti apa yang dikatakan oleh orang yang memiliki karunia berbahasa lidah (1 Korintus 14:23). Tetapi apa yang dipraktekkan oleh aliran Pentakosta dan Karismatik adalah sebaliknya, dimana menurut Gary W. Summers, “banyak di antara mereka tidak peduli apakah yang mereka katakan itu berarti atau tidak, pokoknya mereka yakin bahwa Allah sedang berbicara melalui mereka. Jika tidak seorang pun mengerti apa yang mereka katakan, itu tidak menjadi soal. Mereka pikir itu adalah bahasa pribadi mereka sendiri, sekaligus jika hal itu terjadi, maka mereka percaya sebagai bukti mereka telah dibaptiskan dalam Roh Kudus. Praktek ini hanya berdasarkan emosi dan bukan berdasarkan Kitab Suci.<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">9</sup> Ini adalah hal yang menyedihkan karena mereka tidak mengerti firman Tuhan dengan benar.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketiga, orang yang memiliki karunia berbahasa lidah harus berdiam diri jikalau tidak ada yang menterjemahkan apa yang hendak dikatakannya (1 Korintus 14:28). Situasi perhimpuan untuk menyembah Tuhan harus dilakukan “dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24; bdg. 1 Korintus 14: 15). Ini berarti aktivitas rohani “harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (1 Korintus 14: 40).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jika seorang memiliki karunia berbahasa lidah berbicara dan tidak ada yang menterjemahkan, maka akibatnya bukan saja kekacauan yang terjadi, tetapi juga orang yang mendengarnya tidak akan mengerti apa arti perkataannya, meskipun itu firman Allah, sehingga si pendengar tidak dapat “mengaminkan” (menyetujui) ucapan si pembicara (1 Korintus 14:9,16). Itu “sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi — bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?”, kata Paulus ( 1 Korintus 14:7-8).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ke-empat, orang yang memiliki karunia berbahasa lidah hanya boleh berbicara kepada dirinya sendiri dan kepada Allah jikalau tidak ada penterjemah (1 Korintus 14:28).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mike Cope menjelaskan, “1 Korintus 14:28 tidak mengatakan bahwa seorang yang berbicara dalam bahasa roh (lidah) berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti kepada dirinya sendiri dan kepada Allah ketika tidak ada penterjemahnya. Kelihatannya, konteks ini berarti bahwa seorang itu berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan dengan Allah di dalam bahasa yang dapat dia mengerti.”<sup style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">10</sup></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://www.cakka.web.id/books/bahasa-roh-bahasa-lidah-glossolalia/kapankah-bahasa-lidah-berhenti" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">Kapankah Bahasa Lidah Berhenti?</a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Beberapa orang, khususnya aliran Karismatik dan Pentakosta percaya bahwa sampai saat ini karunia berbahasa lidah masih terus diberikan oleh Roh Kudus secara langsung kepada orang yang dikehendakiNya. Tetapi apakah pendapat ini benar? Sebaiknya kita dengan pikiran terbuka menyelidiki bagaimana Alkitab berbicara tentang jangka waktu berlakunya karunia bahasa lidah.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam 1 Korintus 13:8, Paulus mengatakan bahwa “bahasa roh akan berhenti” Kapan ?</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1. “Jika yang sempurna tiba” (1 Korintus 13:10).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Beberapa orang menafsirkan kata ini ditujukan kepada Yesus, seorang yang sempurna dan yang akan datang. Pendapat salah inilah yang menuntun mereka untuk percaya bahwa karunia bahasa lidah masih ada, dan itu akan berhenti ketika Yesus yang sempurna itu datang. Tentu tidak ada orang yang menyangkal bahwa Yesus sempurna (Ibrani 5:9). Tetapi konteks ini sama sekali tidak membicarakan hal itu. Kata “yang sempurna” di ayat ini dalam bahasa Yunani (bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru) adalah “teleiov” yang artinya “lengkap”, “sempurna”, “dewasa”. Pengertian secara luas kata ini adalah “telah mencapai tahap akhir atau perkembangan penuh.” Ini berarti telah mencapai kesempurnaan dalam Yesus (Kolose 1:28), telah menjadi dewasa (Efesus 4:13; Ibrani 5:14).11</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Selanjutnya dalam 1 Korintus 13:11-12, Paulus memberikan ilustrasi (gambaran) tentang keadaan jemaat saat itu yang belum dewasa secara rohani, sehingga sangat diperlukan karunia-karunia rohani untuk membantu jemaat bertumbuh dewasa. Jadi setelah mereka menerima apa yang mereka butuhkan untuk mencapai kedewasaan maka “yang tidak sempurna (karunia-karunia rohani) itu akan lenyap” (1 Korintus 14:10).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Vine’s Complete Expository Dictionary memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kata “yang sempurna” (teleion) yang berarti “lengkap”, “sempurna”, yang ditujukan pada “penyataan kehendak dan cara-cara Allah yang sempurna di dalam Kitab Suci yang lengkap.”12</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jadi setelah firman Allah diteguhkan dengan karunia-karunia rohani (Markus 16:20), yang kemudian terhimpun dalam bentuk kitab tertulis seperti yang dikehendaki Allah melalui tulisan tangan orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus (2 Timotius 3: 16; 2 Petrus 1:20, 21), maka saat itulah berakhir karunia-karunia rohani (baca 1 Korintus 12:8-10), termasuk karunia bahasa lidah. Firman Allah sanggup memberi pertumbuhan rohani ( 1 Petrus 2:2; 2 Petrus 3:18) yang akan membawa kepada kesempurnaan dalam Kristus ( 2 Timotius 3: 17 “diperlengkapi” lebih tepat diterjemahkan “sempurna” –”perfect” dalam King James) melalui proses belajar rutin, objektif dan dengan pikiran yang terbuka (2 Timotius 2:15; 1 Petrus 4:11; Wahyu 22: 18-19). Dengan adanya firman tertulis maka tidak diperlukan lagi karunia-karunia rohani (yang hanya bekerja saat gereja masih dalam keadaan infansi).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2. Sejak rasul-rasul Tuhan dan orang-orang yang mendapatkan tumpangan tangan mati.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya bahwa Alkitab mencatat hanya ada dua peristiwa dimana orang Kristen abad pertama menerima karunia berbahasa lidah secara langsung, yakni rasul-rasul pada Hari Raya Pentakosta (Kisah Rasul 2) dan Kornelius serta seisih rumahnya (Kisah Rasul 10). Sedangkan peristiwa lainnya dengan penumpangan tangan rasul-rasul, contohnya beberapa murid Yohanes yang ditobatkan menjadi Kristen oleh Paulus di Efesus (Kisah Rasul 19).</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Alkitab menyatakan bahwa hanya para rasul yang dapat menumpangkan tangan ke atas orang Kristen lainnya untuk mendapatkan karunia berbahasa lidah. Selain dari pada mereka, Alkitab tidak menyatakannya. Melalui aksi penumpangan tangan rasul-rasul-lah Roh Kudus memberikan karunia berbahasa lidah kepada orang yang dikehendakiNYa.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sejak rasul-rasul sudah mati semuanya, termasuk Rasul Yohanes yang dipercayai terakhir mati, kira-kira tahun 90-an Masehi, maka sudah pasti tidak ada lagi yang menjadi pelaksana penumpangan tangan ke atas orang Kristen untuk mendapatkan karunia berbahasa lidah, demikian juga dengan orang-orang Kristen yang telah menerima karunia itu semuanya sudah mati. Jadi sangat masuk akal bahwa karunia bahasa lidah sudah berhenti. Kalau ada, itu palsu !</div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kesimpulan</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa lidah adalah salah satu dari beberapa karuni rohani yang tercatat dalam 1 Korintus 12: 8-10. Bahasa lidah adalah bahasa yang dapat dimengerti, baik orang yang mengucapkan maupun orang yang mendengarkannya.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa lidah itu ajaib, karena orang yang tidak pernah mempelajari sebelumnya dapat mengucapkannya dengan sempurna sehingga si pemilik bahasa mengerti dengan jelas ketika mendengarkannya dan sekaligus mengherankan baginya.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa lidah dipergunakan untuk meneguhkan pemberitaan firman Allah. Bahasa lidah hanya berlangsung pada abad pertama ketika gereja masih dalam tahap infansi.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bahasa lidah berakhir ketika wahyu Allah telah terhimpun dalam bentuk Kitab Suci dan setelah para rasul dan orang-orang Kristen yang mendapat penumpangan mati.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Catatan Akhir:</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1. Summers, Gary W, Atheists and Pagans can speak Gibberish, In Pentacostalism, editor. David P. Brown, Spring, TX 77373, p. 355</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">2. Ibid.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">3. Ibid.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">4. Mike Cope, Speaking & The Holy Spirit, In Truth For Today, 202 South Locust Searcy AR., p. 37.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">5. Kamp, Lester, Nine Miraculous Gifts, In Pentacostalism, editor David P. Brown, pg. 332.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">6. Ibid., p. 334.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">7. Mike, op.cit., p. 38.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">8. Summers, op. cit., p. 376-377.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">9. Ibid., p. 356.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">10. Mike, op. cit., p. 40.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">11. Ibid., p. 41.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">12. Vine’s Complete Expository Dictionary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, Atlanta, London, Vancouver, p. 466.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sumber : tftwindo.org</div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com33tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-46347470492193019802011-11-19T01:28:00.000-08:002011-11-19T01:28:00.139-08:00Bahaya “Mengadaptasi” CCM – Peringatan Dari Gordon Sears<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Banyak gereja Baptis Independen yang masih mengaku bahwa mereka memiliki keyakinan melawan CCM, tetapi ternyata mereka mengadaptasi lagu-lagu CCM itu, memakai kata-katanya dan melembutkan ritmenya. Mereka mencoba untuk mengeluarkan elemen “rock” dari Christian rock. Mereka berpikir dapat menjinakkan binatang ini dan mengubah lagu praise Kharismatik menjadi lagu pujian Fundamentalis. Ini mengakibatkan penerimaan yang perlahan dan semakin banyak dipakainya lagu-lagu CCM (Contemporary Christian Music), perlahan-lahan membiarkan ritme-ritme yang sensual, dan tindakan terus menerus mencoba untuk melewati batas. Banyak orang dengan pikiran rohani telah memberikan peringatan tentang lereng yang licin ini, termasuk almarhum Penginjil Gordon Sears: “Ketika standar musik DITURUNKAN, maka standar pakaian juga diturunkan. Ketika standar pakaian diturunkan, standar perilaku juga diturunkan. Ketika standar perilaku diturunkan, maka penilaian akan kebenaran Allah juga diturunkan” (buletin Songfest, April 2001). Saudara Sears, yang pernah saya jumpai, adalah seorang lelaki Kristen yang penuh kasih yang mengasihi Tuhan dan mengasihi gereja-gereja Tuhan, dan dia sangat prihatin atas apa yang terjadi di kalangan Baptis Fundamental. Dia dan anak-anaknya yang sangat berbakat musik sering berpergian bersama sebagai Keluarga Sears. Saya pertama kali mendengar mereka di Highland Park Baptist Church di Chattanooga tahun 1970an. Tetapi pada tahun 1990an, Saudara Sears tidak lagi memiliki banyak pelayanan musik karena begitu banyak gereja yang telah mengubah standar musik mereka, dan mereka tidak ingin mengundang seorang Penginjil untuk datang dan menggoyang perahu mereka. Perhatikan bahwa ini adalah seorang Penginjil yang saleh, yang telah memiliki puluhan tahun pengalaman dalam menggunakan indera dia untuk membedakan yang baik dan yang buruk (Ibrani 5:12), mengatakan bahwa standar musik tidak perlu diubah secara radikal. Cukup DITURUNKAN saja, dan itu akan memicu progesi ke bawah yang akhirnya akan berujung pada penurunan nilai kebenaran itu sendiri. Sebuah gereja dapat saja memegang kebenaran, maksudnya berkomitmen terhadap kebenaran doktrinal, tanpa benar-benar menghargainya secara mendalam, dan itu terjadi ketika gereja tersebut ikut dalam filosofi CCM bahwa “kasih” dan “persatuan” dan “hati” (yang selalu didefinisikan tidak sesuai dengan Alkitab tentunya) adalah lebih penting dari kemurnian doktrin, dan filosofi tersebut akan perlahan menyebar di gereja itu.</span></div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-8401142873476082122011-11-17T01:26:00.000-08:002011-11-17T01:26:00.208-08:00Sungai Besar Kesesatan<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Di zaman kita ini, kejahatan berkuasa, kesesatan sangat agresif, dan kompromi ada di mana-mana di udara. Kita berada di dunia yang jahat ini dan di zaman yang sesat ini entah kita suka atau tidak, dan kita harus mengalahkannya atau hal-hal itu akan mengalahkan kita. Kesesatan akhir zaman adalah seperti sungai besar yang deras menyapu segala sesuatu di dalam arusnya, dan gereja-gereja Perjanjian Baru yang Alkitabiah adalah seperti sebuah perahu. Jika kita tidak dengan usaha keras mendayung ke hulu – melalui hal-hal seperti pertobatan yang sejati, hidup Kristiani yang serius dan terpisah dari dunia, dan khotbah-khotbah yang tidak berkompromi – kita akan terbawa oleh arus. Tidak ada netralitas, tidak ada relaksasi, tidak ada pensiun. Jika kamu capek bekerja dan menurunkan dayung separasi dan nasihat-nasihat saleh, kamu akan segera bergerak sesuai dengan arus. Selama 20 tahun terakhir, banyak gereja-gereja Baptis fundamental telah berhenti mendayung. Ketika hal itu terjadi pertama kali, semua orang senang. </span><span class="Apple-style-span" style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tentu ada beberapa jiwa yang khawatir tentang perubahan yang terjadi dan mereka membuat semua orang tidak nyaman pada awalnya dengan keluhan-keluhan mereka, tetapi karena gembala sidang tidak khawatir dan menekankan bahwa “tidak ada yang berubah,” semua orang rileks dan orang-orang kuno yang masih mau mendayung diperingatkan agar tidak memiliki “mata yang kritis” atau untuk tidak “menembaki” pelayan Tuhan. <br />
<a name='more'></a><br />
Jika mereka tidak menenangkan diri dan menikmati perjalanan mengikuti arus, mereka segera mendapatkan bahwa mereka tidak lagi diterima dan mereka pergi untuk mencari perahu kecil lain di suatu tempat yang masih mendayung ke arah hulu…Dengan “para pengeluh” hilang, akhirnya gereja tersebut dapat menikmati suasana baru. Sepertinya ini adalah solusi win-win. Daripada mendayung dengan sekuat tenaga dan menjadikan diri sangat capek, mereka dapat rileks dan menikmati pemandangan, dan tidak ada lagi seorang pengkhotbah yang akan meneriaki mereka untuk mendayung lebih kuat. Mereka sangat senang dan merasa ingin nge-rock. Mereka tidak lagi tanggung-tanggung dan main-main dengan sekedar “mengadaptasi” CCM. Mereka mengeluarkan rock band, menyetel gitar bass, mengencangkan peralatan drum, meningkatkan amplitudo loud speaker, menyajikan tim penyembahan (memastikan bahwa minimal satu dari anggotanya adalah seorang wanita atraktif yang berbusana sesensual yang diperbolehkan oleh gembala), dan membiarkan pujian meledak agar mereka semua dapat “merasakan Allah” melalui penyembahan yang sejati. Kini mereka dapat menikmati hidup daripada diikat oleh aturan dan dibatasi oleh separasi. Mereka memperhatikan bahwa ke arah manapun mereka memandang ada banyak perahu lain yang dengan senang mengikuti arus. Tentunya semua orang itu tidak mungkin salah. Ya, di situ ada perahunya Rick Warren yang besar. Wow, mereka nge-rock hebat! Dan ada perahu Franklin Graham. Dia terlihat bahagia! Bayangkan pengkhotbah-pengkhotbah dulu yang suka mendayung sering memperingatkan tentang ayahnya, Billy Graham. Sungguh menggelikan. Akhirnya, orang-orang di perahu itu mendapatkan bahwa mereka adalah bagian dari mayoritas dan tidak lagi menjadi bahan tertawaan perahu-perahu lain. Lalu mereka memperhatikan bahwa ada banyak cabang-cabang di sungai itu, dan mereka semua terlihat menarik, walaupun hutan belantara di tepi-tepi sungai itu terlihat gelap dan menakutkan; dan untuk sesaat – tetapi pasti itu hanyalah tipuan imajinasi – sepertinya ada monster-monster yang bergerak di bawah air yang gelap itu. Tetapi tidak, gembala baru kita (anak dari pendiri) memberitahu kita bahwa semua cabang-cabang itu baik-baik saja dan kita memiliki banyak sekali kebebasan. Allah berpikiran luas dan mengasihi semua cabang itu. Ada cabang emerging dan cabang meditasi dan cabang hedonisme Kristen dan cabang Bapa-Bapa Gereja dan banyak lagi yang pernah mereka lihat sebagai sesuatu yang berbahaya tetapi kini mereka dapat melihat bahwa semua itu cabang Kristiani yang baik-baik saja. Satu hal yang selalu diulangi oleh orang-orang adalah kini hidup terasa begitu menyenangkan dan mereka tidak perlu mendayung. Sungguh enak akhirnya dapat membuat keputusan sendiri dan tidak perlu dibatasi oleh teriakan-teriakan pengkhotbah yang fanatik. Mereka kini begitu bersemangat karena rock band, begitu tenggelam dalam “penyembahan,” begitu sibuk menyelidiki cabang-cabang yang berbeda-beda, sehingga mereka tidak menyadai bahwa sungai itu kini mengalir lebih cepat dan pemandangan mulai berubah. Kini ada bagian jeram yang berbatu-batu. Mereka mulai merasa sedikit tidak nyaman, dan ada yang menyarankan bahwa mungkin mereka kini perlu mendayung sedikit lagi, tetapi hal ini dianggap sebagai sikap Farisi. Bahkan ada yang berkomentar, “Apa berikutnya kamu mau mengundang David Cloud, si hyper-legalis dan penyerang pengkhotbah lain itu?” Semua orang tertawa. Tetapi, bagaimanapun juga kini sudah terlambat. Mereka sudah melaju terlalu kencang. Sungai itu kini menguasai mereka. Tidak ada tempat berbalik. Lalu mereka mendengar sesuatu di kejauhan, semacam bunyi deru, dan semakin lama semakin nyaring. Semakin nyaring. Dan akhirnya mereka melihatnya. Air itu bergejolak dan berbuih-buih menuruni air terjun yang besar. Mereka kini tidak berdaya, dalam genggaman sesuatu yang terlalu kuat untuk dilawan. Waktu untuk berbalik sudah lewat, dan mereka meluncur menuruni air terjun dan hancur di bebatuan di bawahnya. Tetapi sebelum mereka terjun, gembala sidang mereka yang cool itu berteriak, “Tetapi yang kita lakukan hanyalah berhenti mendayung!!!” Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng (2 Timotius 4:3-4).</span><br style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><b style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">EDITOR: </b><span class="Apple-style-span" style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Dr. David Cloud dalam artikel ini memperingatkan tentang bahaya kompromi yang dihadapi oleh setiap gereja Baptis Independen yang Alkitabiah. Hal ini terutama dimulai dalam bidang musik. Kompromi hampir tidak pernah terjadi sekaligus, tetapi perlahan. Berhenti menyerang kesesatan secara aktif sudah merupakan suatu kompromi. Setiap orang Kristen perlu memastikan dirinya berada di gereja yang Alkitabiah. Lalu, setelah berada di gereja yang Alkitabiah, dia perlu memastikan gerejanya tidak berkompromi. Ini adalah pekerjaan yang melelahkan memang dan ibarat mendayung. “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus” (Ibrani 2:1).</span></div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-4159711148934075332011-11-15T01:13:00.000-08:002011-11-15T01:13:00.568-08:006 Ciri PENYEMBAHAN ALKITABIAH<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="background-color: #fefdfa; clear: both; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"><a href="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/07/mar2010-3.jpg?w=183&h=243" imageanchor="1" style="clear: right; color: #d52a33; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-decoration: none;"><img border="0" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/07/mar2010-3.jpg?w=183&h=243" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 20px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-left-radius: 5px 5px; border-bottom-right-radius: 5px 5px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-color: initial; border-left-color: rgb(204, 204, 204); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(204, 204, 204); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(204, 204, 204); border-top-left-radius: 5px 5px; border-top-right-radius: 5px 5px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; border-width: initial; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.199219) 0px 0px 20px; padding-bottom: 8px; padding-left: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px; position: relative;" /></a></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Ada penekanan besar dalam jemaat-jemaat masa kini pada “pelayanan penyembahan” (worship services). Biasanya, jemaat-jemaat memakai iringan “band pemuji” dan seorang “pemimpin penyembahan” (worship leader). Himne tradisional tidak lagi dipakai dan digantikan dengan lagu-lagu rohani popular yang dapat menyentuh hati orang banyak. Undangan diberikan kepada anggota jemaat untuk mengikuti alunan musik dan membebaskan diri dalam melakukan penyembahan kepada Allah. Biasanya, ada pula penekanan untuk mengundang Roh Kudus untuk bekerja atas diri orang yang hadir. Dalam acara tersebut, biasanya terdapat konsep bahwa Roh Kudus seharusnya tidak di “put in a box,” sehingga tidaklah salah jika ada manifestasi aneh seperti bergetar dan jatuh selama penyembahan. Tidaklah aneh jika kita juga menemukan kekacauan, kebingungan, para pemimpin perempuan, dan berbagai hal yang jelas-jelas tidak alkitabiah dalam kebaktian penyembahan kontemporer.</div><a href="" name="more" style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"></a><br style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Perjanjian Baru memang tidak memberikan pola tertentu untuk melakukan kebaktian penyembahan bersama dalam jemaat. Orang yang coba mencari pembenaran alkitabiah untuk kebaktian penyembahan tidak akan mendapatkannya dalam tulisan para rasul. Mereka harus melihat referensi penyembahan bait Allah di Perjanjian Lama atau Kitab Wahyu, padahal pola untuk jemaat adalah tulisan para rasul. <br />
<a name='more'></a><br />
Ada tiga kata kunci untuk penyembahan (worship) dalam Perjanjian Baru: menyembah (worship), memuji (praise), dan memuliakan (glorify) dan kesemuanya tidak digunakan dalam konteks ibadah penyembahan di jemaat secara bersama. Satu-satunya kata “worship” dipakai dalam hubungannya dengan penyembahan jemaat ada di dalam 1Kor. 14:25, dan itu berbicara tentang penyembahan individu/pribadi, bukan penyembahan korporat. Demikian pula, kata “memuji” atau “memuliakan” tidak pernah dipakai dalam Perjanjian Baru sehubungan dengan penyembahan bersama dalam pertemuan jemaat. Semuanya dipakai dalam ibadah pribadi melalui ucapan syukur dan hidup saleh (Kis. 2:47; Rm. 15:5-6; 1Kor. 6:20; Flp. 1:11; Ibr. 13:15; 1Ptr. 4:16).</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Ini tidak berarti bahwa salah jika jemaat menyembah Tuhan bersama-sama karena itulah yang juga kita lakukan selama kebaktian jemaat. Faktanya, terdapat kurangnya kesadaran penyembahan dalam rata-rata kebaktian jemaat yang sungguh-sungguh percaya Alkitab. Akibatnya, penyembahan hanya bagaikan bergumam atau pun sekadar ritual dan bukannya sarana mengarahkan hati kepada Allah.</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Lalu, apakah perbedaan antara kebaktian penyembahan kontemporer dan pola penyembahan alkitabiah dalam jemaat?</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(1) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat tidak menekankan pada penggunaan musik. </strong>Du<strong>a </strong>kali penyebutan<strong></strong>musik dalam surat-surat di Perjanjian Baru berfokus pada pembangunan (edifying) orang-orang kusud saat dinyanyikan kepada Tuhan (Ef. 5:19; Kol. 3:16). Sesungguhnya, penyembahan alkitabiah menekankan bahwa Allah disembah melalui segala sesuatu yang dilakukan dalam jemaat daripada sekadar satu jenis penyembahan yang dinaikkan kepada-Nya saat waktu pujian (1Ptr. 4:11). Berlawanan dengan ini, penyembahan kontemporer hamper berfokus secara eksklusif pada satu jenis penyembahan kepada Allah, yaitu saat menyembah dengan musik kontemporer tersebut.<strong></strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong> </strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(2) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat tunduk pada ajaran para rasul yang menuntut bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan sopan dan teratur, sehingga tidak ada kebingungan,</strong> bahwa perempuan tidak boleh memimpin, dll. (1Kor. 11:2; 14:37). Ini berarti bahwa segala hal yang tidak alkitabiah, yang berhubungan dengan penyembahan kontemporer, khususnya karismatik, harus ditolak.<strong></strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong> </strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(3) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat menekankan pemahaman daripada emosi </strong>(1Kor. 14:15). Penekanannya bukanlah “merasakan hadirat Allah”, melainkan pada pemahamam dan pengenalan akan Allah melalui kebenaran Firman-Nya. Kita melihat ini terpancar dalam himne tradisional. Para penulis himne itu bertujuan untuk membangun pengertian dan bukan menciptakan getaran emosi. Dalam ibadah kontemporer, “puji-pujian dipilih untuk menstimulasi/merangsang (to induce) perasaan para penyembah … [to induce] suatu keadaan mengubah keadaan sadar dengan manipulasi nyata” (Alan Morrison, The New Style of Worship and the Great Apostasy).</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong> </strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(4) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat menekankan kesatuan iman dan bukan konsep ekumene, berbeda-beda tetapi satu sebagai hal yang lazim dalam penyembahan Kristen kontemporer </strong>(Rm. 15:6; Mat. 15:9; Yoh. 4:24). Tidak aka nada penyembahan yang sejati tanpa komitmen yang sepenuhnya terhadap doktrin yang sesuai Alkitab. Doktrin campuran yang ada dalam ibadah ekumene tidak memuliakan Allah dan tidak diterima-Nya, betapa pun antusias dan sungguh-sungguhnya para penyembah itu melakukannya.<strong></strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong> </strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(5) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat menuntut kesucian moral dan keterpisahan dari dunia </strong>(Rm. 12<strong>:</strong>1-2; Flp. 1:11), berlawanan dengan penyembahan kontemporer yang menolak pemisahan dan yang membangun jembatan dengan dunia melalui penggunaan musik, pakaian, dll. yang duniawi. Tidak peduli bagaimana pun hidup dan sikapnya, cukuplah bagi mereka untuk masuk ke dalam “saat penyembahan” dengan antusiasme besar. Di kalangan jemaat dengan haya penyembahan kontemporer, hanya ada sedikit khotbah melawan dunia secara jelas dan praktis dan hanya sedikit pula memraktikkan disiplin jemaat.<strong></strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong> </strong></div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><strong>(6) </strong><strong>Penyembahan yang alkitabiah dalam jemaat harus terus menerus waspada terhadap bahaya-bahaya rohani</strong>(1Ptr. 5:8; 2Kor. 11:1-4). Setidaknya 11 kali, para rasul mengingatkan orang percaya untuk “bijaksana’/<em>sober</em>. Para gembala harus bijaksana (Ti. 1:8); orang tua harus bijaksana (ti. 2:2); perempuan harus bijaksana (Ti. 2:4); orang muda juga harus bijaksana (Ti. 2:6); isteri gembala dan diakon juga demikian (1Tim. 3:11). Ternyata, 1Tes. 5:6 dan 1Ptr. 5:8 menjelaskan arti bijaksana/sober ini yaitu secara rohani waspada, hati-hati, dan sadar. Sementara itu, penyembahan kontemporer mengajarkan orang untuk terbukapada pengaruh-pengaruh roh tanpa sadar adanya bahaya atau tipuan. Mereka meminta penyembah untuk “terbuka dan rendah hati,” “membuka diri terhadap Roh Kudus,” “mengundang Roh Kudus datang dan bekerja,” “bersiap untuk hal yang tidak terduga.” Tak ada satu pun hal itu yang diajarkan dalam Alkitab. Para rasul dan jemaat mula-mula tidak memraktikkannya. Saat jemaat Korintus melakukan hal yang demikian dan membiarkan kebingungan dan ketidakteraturan terjadi, Paulus menegur dan memperbaiki kesalahan itu (Yoh. 4:24).</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Dari sini, jemaat-jemaat yang menjunjung tinggi Alkitab kiranya dapat belajar bagaimana jemaat dapat membangun suatu pelayanan penyembahan yang benar. Konsep menyembah yang benar itu harus benar-benar tertanam dan dipraktikkan pula secara benar oleh jemaat Tuhan. Solusi kedinginan dan keengganan anggota jemaat dalam menyembah, memuji, dan memuliakan Allah bukanlah dengan menggantikan himne tradisional dengan penyembahan kontemporer, tetapi memastikan bahwa kita adalah penyembah-penyembah benar yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24).</div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> </div><div style="background-color: #fefdfa; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"><a href="http://zurishaddaiallofgrace.blogspot.com/2011/04/penyembahan-alkitabiah.html" style="color: #d52a33; text-decoration: none;">-allofgrace-</a></div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-17668613801569585392011-11-14T01:36:00.000-08:002011-11-14T01:36:00.330-08:00Seminar DOKTRIN KESELAMATAN ALKITABIAH 10 Desember 2011 Jogjakarta<div style="text-align: justify;"></div><h2 style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; clear: both; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans'; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 3px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 0px;"><a href="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/10/depan.jpg" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-3566" height="652" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/10/depan.jpg?w=463&h=652" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="DEPAN" width="463" /><span id="more-3559" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></a></h2><h2 style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(204, 204, 204); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; clear: both; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans'; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 3px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 0px;">Seminar “<strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Doktrin Keselamatan Alkitabiah</strong>“</h2><h4 style="background-color: white; color: #008800; font-family: Arial; font-size: 16px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tema-tema yang akan dibahas: <span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Benarkah Semua Agama Benar dan Pasti membawa ke Surga? Benarkah hanya ada SATU JALAN menuju SURGA? Cara Allah menghapus Dosa, Apa yang menjamin Anda yakin PASTI MASUK SURGA? Apa itu TULIP/Kalvinisme, Arminianisme, Masuk Surga karena Perbuatan Baik atau Iman, KIta selamat karena Dipilih Allah atau karena Bertobat dan Percaya kepada Tuhan Yesus?</span></h4><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bayi Mati bagaimana nasibnya Masuk Surga atau Neraka? Orang Gila, Keterbelakangan Mental Matinya masuk Surga atau Neraka? Euthanasia atau Bunuh Diri apakah masuk Surga juga? Apa itu Dosa yang TAK TERAMPUNI? Bagaimana Nasib orang Kristen yang terus-menerus hidup di dalam DOSA?</span></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dapatkah orang Kristen Murtad dan Terhilang alias Binasa? Sekali Selamat Tetap Selamat? Iman Pemberian Tuhan atau Respon manusia? Di Surga manusia bisa berbuat Dosa? Masihkah ada Kehendak Bebas di Surga nanti? Kes</span><span class="Apple-style-span" style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">elamatan itu Bersyarat atau Tidak Bersyarat? Bisakah orang menolak Anugerah Keselamatan?</span></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ikuti Pembahasannya bersama <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Suhento Liauw, D.R.E., Th.D</strong> (Gembala Sidang GBIA GRAPHE, Rektor Graphe International Theological Seminary), pada</div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Hari/Tanggal:<span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> Sabtu, 10 Desember 2011,</strong></span></h3><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pkl 15.00-21.00,</h3><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tempat: Griya Eirene, Jl. Jambon 2 No 3, (Belakang TK/SD Kalam Kudus)</h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">GRATISSSS!</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik</strong>. (1 Tes 5:21)</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kontribusi: GRATIS, disediakan Makan Malam.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;"><img alt="" class="alignright size-full wp-image-3560" height="187" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/10/dr_suhento_liauw2.jpg?w=200&h=187" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px; float: right; margin-bottom: 0px; margin-left: 10px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: right;" title="dr_suhento_liauw2" width="200" /></div><h3 style="background-color: white; color: #555555; font-family: Arial; font-size: 18px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pendaftaran ke:<br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dede Wijaya 0898.5116.980</strong><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ev. Teguh Sujarwo 0888.2740.986</strong></h3><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tempat TERBATAS 100 orang saja. Pendaftaran ditutup 10 Desember 2011.</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Diselenggarakan oleh: <a href="http://www.graphe-ministry.org/" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">GRAPHE International Theological Seminary</strong></a><br style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" /><www.graphe-ministry.org></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/10/blakang.jpg" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-3567" height="649" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/10/blakang.jpg?w=459&h=649" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="blakang" width="459" /></a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> Denah Lokasi</div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></strong>Mari kita mengajak rekan dan teman serta anggota keluarga kita yang lain untuk dapat menghadirinya. Buruan Daftar ya. Seminar Penting nech!</div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-48256870487266187912011-11-13T01:12:00.000-08:002011-11-13T01:12:00.727-08:00MENGAPA MUSIK DARLENE ZSCHECH TIDAK BAIK DIPAKAI OLEH GEREJA-GEREJA ALKITABIAH<div style="text-align: justify;">Darlene Zschech (dibaca "cek"), adalah salah satu suara prominen dalam gerakan pujian kontemporer. Dia adalah seorang Pantekosta-Kharismatik yang radikal. Selama 25 tahun, dia adalah "gembala sidang bagian penyembahan" di Hills Christian Life Centre di Sydney dan saat ini dia adalah gembala sidang senior (bersama suaminya) atas Gereja Unlimited. Salah satu tema Zschech adalah pentingnya persatuan ekumenis. Dia mengatakan bahwa CCM adalah "suara suatu gereja yang bersatu, yang berkumpul bersama" (dari cover album "You Shine"). Dia benar mengenai bahwa CCM adalah bagian inti dari persatuan ekumenis hari ini, tetapi orang-orang yang percaya Alkitab menyadari bahwa "gereja yang bersatu" ini adalah Pelacur yang dinubuatkan dalam Kitab Suci seperti dalam 2 Tim. 3-4 dan Wahyu 17. Dalam sebuah wawancara dengan Christianity Today tahun 2004, Zschech mengindikasikan bahwa dia merasa nyaman berada "dalam gereja Katolik, dalam gereja United, gereja Anglikan, dan di banyak gereja-gereja lain" ("Zschech, Please," 4 Juni 2004). Zschech dan Hillsong tampil untuk acara World Youth Day Roma Katolik di Sydney tanggal 18 Juli 2008. Paus Benedict XVI hadir saat itu dan melangsungkan misa kepausan pada hari terakhir extravaganza tersebut. Zschech ikut serta dalam acara Harvest '03 di Newcastle, NSW, sebuah konser rock ekumenis yang menyatukan sekumpulan gado-gado gereja, termasuk Presbyterian, Sidang Jemaat Allah, Anglikan, Advent hari ketujuh, Church of Christ, dan Roma Katolik ("Hunter Harvest -- Rock Evangelism," http:// members.ozemail.com.au/~rseaborn/rock_evangelism.html). Seorang gembala sidan dari gereja Sidang Jemaat Allah yang hadir saat itu berkomentar, "pembangunan jembatan yang terjadi antar gereja sungguh mengesankan." Pada kenyataannya, yang terjadi adalah kebingungan rohani dan ketidaktaatan yang mencolok terhadap Kitab Suci (contoh: Mat. 7:15; Rom. 16:17; 2 Kor. 6:14-18; 1 Tim. 4:1-6; 2 Tim. 2:16-17; 3:5; 4:3-4; dll.) Firman Allah memerintahkan kita untuk berjuang mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yudas 3), namun denominasi-denominasi yang baru disebut itu memegang lusinan doktrin-doktrin yang sesat yang berlawanan dengan iman tersebut. Musiknya Zschech juga menyampaikan theologi hujan akhir (latter rain) yang salah. Sebagai contoh adalah lagu "I Believe the Presence" dari album Shout to the Lord dan lagu "Holy Spirit Rain Down." Yang terakhir ini dimulai dengan kata-kata: "Holy Spirit, rain down, rain down/ Oh, Comforter and Friend/ How we need Your touch again/ Holy Spirit, rain down, rain down." Di manakah di Alkitab kita diinstruksikan agar berdoa kepada Roh Kudus? Sebaliknya, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa (Mat. 6:9). Gerakan Kharismatik tidaklah tunduk kepada Firman Allah dan tidak peduli ada atau tidak ada dukungan Alkitab terhadap jenis doa seperti ini. Sobat, musik pujian kontemporer tidaklah muncul dalam suatu kekosongan rohani. Hari-hari ini adalah hari-hari penipuan rohani dan kesesatan, dan berada di pusat kesesatan itu adalah gerakan Kharismatik. Penglihatan-penglihatanny adalah palsu; doktrinnya korup; prakteknya adalah kebingungan dan kekacauan. Gerakan Kharismatik adalah salah satu elemen yang paling kuat dalam gerakan ekumene. Ia menyatukan Roma Katolik, Protestan, Baptis, Pantekosta, dan Emergent dalam suatu persatuan tidak kudus antara kebenaran dan ketidakbenaran. Gereja-gereja Baptis Fundamental, dan yang Alkitabiah, yang memakai musik pujian kontemporer, akan menemukan bahwa musik ini membawa filosofi yang akan segera mengubah karakter gereja fundamentalis manapun. Kita perlu menyembah Tuhan Allah dalah roh dan kebenaran, tetapi kita tidak memerlukan gerakan penyembahan kontemporer yang tidak alkitabiah ini sebagai pembimbing. Saya tidak meragukan bahwa Darlene Zschech bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, tetapi dia dan para pemimpin pujian kharismatik lainnya, tidak tahu kebenaran. (Berita Mingguan GITS 05 November 2011, sumber: www.wayoflife.org)</div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-26524067481926452462011-11-12T01:34:00.000-08:002011-11-12T01:34:00.359-08:00Seminar Doktrin Gereja Alkitabiah 26 November 2011 Jakarta<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/11/brosur_seminar_gereja_2011.jpg" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" height="502" src="http://dedewijaya.files.wordpress.com/2011/11/brosur_seminar_gereja_2011.jpg?w=640&h=502" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; max-width: 600px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" width="640" /></a></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><br />
</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><h3 style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.05em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tahukah anda, bahwa “<span style="color: red; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gereja yang Salah Membawa Jiwa ke Neraka?</span>” Sudahkah anda menghadiri gereja yang benar? Bagaimanakah mendeteksi gereja yang benar atau yang salah? Temukan kepastiannya dalam Seminar Ecclesiology (Gereja) yang akan dibawakan oleh Dr. Suhento Liauw (pakar seminar doktrin) di Gedung Graphe, tanggal 26 November 2011, mulai pukul 09:00. Daftarkan diri anda segera dan lihat informasi lebih lanjut <a href="http://graphe-ministry.org/bahasa/seminar.html" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">di sini</a>.</span></h3><div style="font-size: 12px;"><br />
</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">GITS (Graphe International Theological Seminary) telah berulang kali melakukan seminar tentang berbagai topik theologis dan praktis. Seminar-seminar ini ditujukan kepada orang Kristen awam maupun hamba-hamba Tuhan yang ingin mendapatkan kebenaran Alkitab yang lebih dalam lagi. Banyak sekali jiwa-jiwa yang telah mendapatkan Injil yang benar maupun mutiara-mutiara kebenaran lainnya. Seminar GITS secara rutin dilakukan di kampus GITS (GBIA Graphe) di Sunter. Seminar-seminar ini tidak memungut biaya peserta, karena GITS tidak bertujuan untuk mencari uang dari seminar-seminar ini, melainkan untuk membagikan kebenaran Alkitab yang murni. <span id="more-3599" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span>Seminar-seminar GITS biasanya dimulai pagi hari (jam 8 atau jam 9 pagi) dan selesai sore hari (jam 3 atau 4 sore), dan selalu menyertakan sesi tanya jawab. Peserta selalu dibebaskan untuk bertanya.</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Selain di Sunter, GITS juga telah menyelenggarakan seminar di berbagai pelosok nusantara. Dari Medan hingga Abepura, Balikpapan hingga Yogyakarta, Dr. Suhento Liauw, selaku rektor GITS dan gembala sidang GBIA Graphe, telah mengadakan seminar-seminar theologis lebih 75 kali. Seminar-seminar ini selain memberitakan Injil keselamatan yang benar, juga membahas topik-topik theologis seperti Doktrin Alkitab, Gereja, Akhir Zaman, dan banyak lagi. Kalau anda tertarik untuk mengundang Dr. Suhento Liauw atau perwakilan GITS lainnya untuk mengadakan seminar di daerah ini, silakan hubungi GITS, di: <a href="mailto:gits@graphe-ministry.org" style="color: #2970a6; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;">gits@graphe-ministry.org</a></div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tahun ini, GITS tetap melakukan berbagai seminar untuk mendidik orang-orang Kristen yang haus kebenaran. Ada beberapa seminar baru yang tidak boleh dilewatkan, antara lain adalah Seminar tentang Nama “Allah,” dan juga Seminar Musik. Benarkah orang Kristen tidak boleh memakai kata “Allah”? Bagaimana dengan musik di gereja? Apakah boleh memakai musik-musik kontemporer Kristen? Dapatkan jawaban yang akademis, theologis, dan Alkitabiah di seminar-seminar Graphe. Berikut adalah jadwal seminar-seminar yang paling dekat:</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><h3 style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.05em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="font-family: Tahoma, Geneva, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Seminar Doktrin Gereja Alkitabiah</span></span></strong></h3></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sabtu, 26 November 2011 di Jakarta</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pkl. 09.00-15.00 WIB, di Graphe, Jl. Danau Agung 2, No. 5-7,</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sunter, Jakarta Utara 14350, INDONESIA</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Contact person: Yuliana, GITS (021 6471-4156)</div></div><div style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;"><h3 style="font-family: Arial; letter-spacing: -0.05em; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Seminar-seminar in GRATIS, tetapi kami meminta anda untuk registrasi sebelumnya!</span></h3></div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8970210970973030263.post-75417521649947453662011-11-11T10:14:00.000-08:002011-11-11T10:14:00.281-08:00JOHN PIPER – THEOLOGI REFORMED DAN PENYEMBAHAN KHARISMATIK<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px;">Dalam sebuah kunjungan riset ke sebuah kebaktian di Bethlehem Baptist Church yang dipimpin oleh John Piper di Minneapolis tahun ini, saya kembali teringat akan hari-hari kharismatik saya! Khotbah yang disampaikan bertheologi Reformed, tetapi musiknya adalah mistikisme rock & roll kharismatik. Dalam beberapa tahun belakangan saya juga telah mengunjungi Saddleback Church di Willowcreek, sebuah Calvary Chapel, sebuah Vineyard Church, beberapa gereja Southern Baptist, kebaktian-kebaktian Roma Katolik, sebuah konferensi Baptis yang liberal, sebuah konferensi kharismatik, dan sebuah konferensi emerging church. Satu hal yang semua kebaktian ini miliki bersama adalah musik rock dan kebaktian yang berpusat pada pengalaman emosional. Ini adalah salah satu aspek yang paling berkuasa dalam gerakan ekumene dan dengan efektif menarik semua tipe gereja bersama. Salah satu tema besar dari penyembahan kontemporer adalah kesatuan ekumenis, “tubuh Kristus ” dan “kita adalah satu.” Ini adalah tema yang muncul dalam penyembahan kontemporer seperti di gereja Piper. </span><span id="more-3467" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px;">Musik membawa sebuah gereja dan anggota-anggotanya untuk berasosiasi dengan ekumenis-ekumenis yang paling radikal, seperti Darlene Zschech dari Hillsong (yang melakukan performans untuk Roman Catholic World Youth Day dan sangat suka bahwa musik kontemporer menyatukan Katolik, Anglikan, dan kharismatik), Jack Hayford (yang mengatakan bahwa Allah memberitahu dia agar tidak menghakimi gereja Katolik), Graham Kendrick (salah satu pendiri dari March for Jesus), Chris Tomlin (yang bersukacita bahwa musik kontemporer sedang menyatukan “konservatif dan kharismatik), dan Stewart Townend (yang mau membawa gereja-gereja konservatif untuk bersekutu dengan “gereja yang lebih luas”). Seorang gembala sidang Baptis fundamental yang baru-baru ini menulis untuk mengritik apa yang dia sebut “pelayanan peringatan” saya mengatakan bahwa musik adalah semata-mata masalah gereja lokal dan bahwa hanya gembala sidang sebuah gereja lokal yang berhak untuk memberi peringatan tentang musik gereja tersebut. Rupanya ia berpikir bahwa 2 Timotius 4:2; Titus 2:15; 1 Petrus 4:11; dan Yudas 3 hanya ditulis kepada gembala-gembala sidang dan hanya beraplikasi kepada satu gembala sidang dan satu gereja. Dia juga berpikir bahwa setiap gembala sidang cukup diperlengkapi untuk berurusan dengan isu musik dan tidak memerlukan pertolongan. Pandangan ini terdengar seperti pendirian Diotrefes! </span><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Verdana, 'BitStream vera Sans', Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 17px;">(Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)</span></div>Makanan Rohanihttp://www.blogger.com/profile/13888088495906069976noreply@blogger.com0