Jumat, 04 Desember 2015

Cho Yonggi Terbukti Menggelapkan Uang

David Yonggi Cho, pendiri dari Yoido Full Gospel Church di Seoul, yang sejak lama disebut-sebut sebagai gereja terbesar di dunia, pada tanggal 20 Februari dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena melanggar kepercayaan dan korupsi (“David Yonggi Cho,” The Gospel Herald, 21 Feb. 2014). Cho ditemukan bersalah atas tindakan merugikan gereja sebesar $12 juta dengan cara menyuruh pejabat gereja membeli saham yang dimiliki putra sulungnya, Cho Hee-jun, dengan harga empat kali lipat harga pasar. Hukuman tiga tahun bagi David Cho ditangguhkan, tetapi dia diperintahkan untuk membayar denda $4,7 juta. Cho Hee-jun, dijatuhi hukuman tiga tahun (tidak ditangguhkan) karena berkolusi dengan ayahnya. Pada tahun 2011, Cho dituduh oleh 29 penatua gereja melakukan penggelapan uang $20 juta. Cho yang nampak “sukses” dari segi jumlah orang, menjadi salah satu pengkhotbah yang paling berpengaruh di dunia di kalangan angkatan yang gila pragmatisme ini. Dia bergerak bebas di kalangan “injili” dan telah dipromosikan oleh orang-orang seperti gembala Southern Baptis Rick Warren, Peter Wagner dari Fuller Theological Seminary, Bill Hybels dari Willowcreek, dan Elmer Towns, yang bersama Jerry Falwell mendirikan Liberty University.

Cho mengklaim bahwa dia menerima panggilan untuk berkhotbah langsung dan secara pribadi dari Yesus, yang menampakkan diri kepadanya sambil berpakaian pemadam kebakaran (Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements). Cho mengatakan bahwa Allah menjanjikan kesembuhan dan kemakmuran bagi setiap orang percaya. Sebenarnya, ini adalah bagian dari “injil lima bagian” yang dia ajarkan. Menurut data tahun 2005, Yoido Full Gospel Church memiliki 527 gembala sidang, 279 di antaranya wanita. Dalam bukunya, The Fourth Dimension, Cho mengajarkan salah satu kesesatan Word-Faith yang disebut “Law of Incubation.” Dia mengklaim bahwa orang-orang percaya dapat menciptakan realita dengan cara membentuk suatu gambaran mental yang tepat akan tujuan yang mau dicapai, lalu mengucapkannya untuk menjadi nyata, walaupun “hukum” ini sepertinya belakangan ini tidak begitu bekerja baginya. Dalam buku The Healing Epidemic, tahun 1998, Dr. Peter Masters, gembala utama dari Metropolitan Tabernacle di London, memperingatkan: “Apakah bahan bangunan dari gereja terbesar di dunia? Jawabannya adalah, berhala pencampuran pengajaran Alkitab dengan teknik-teknik pikiran yang kafir. …Ini adalah tipe gereja yang telah menggerakkan banyak sekali pengajar-pengajar Kristen yang mudah terpukau untuk bergabung dengan kereta penyembuhan-nubuat. Kita perlu sangat berhati-hati di zaman sekarang ini.” (Berita Mingguan GITS 8 Maret 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar