Tidak ada hal lain yang membangun “gereja” esa-sedunia lebih cepat daripada gerakan Pantekosta-Kharismatik. Musik penyembahan kontemporer, yang juga berada pada inti dan jiwa gereja esa-sedunia, pada dasarnya adalah musik penyembahan kharismatik. Kesesatan-kesesatan doktrinal, fenomena-fenomena tidak alkitabiah, dan musik kedagingan yang terjadi mewakili roh yang sama. Sejak tahun 1960an, denominasi-denominasi Pantekosta yang lama, yang lahir dari Jalan Azusa pada pergantian abad 20, telah bergabung dengan gerakan kharismatik dan ekumenisme radikalnya.
Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements edisi 2002 mengatakan, “Pembaharuan kharismatik membawa tekanan bagi kelompok-kelompok Pantekosta untuk memperlebar identifikasi mereka di dalam gereja universal kepada grup-grup yang sebelumnya dianggap sesat.” “Gereja universal” yang disebut ini bahkan lebih sesat lagi hari ini dibandingkan dengan pada tahun 1950an, yaitu sebelum meledaknya gerakan kharismatik, tetapi suatu “pengalaman” “bahasa lidah” dan “tanda-tanda rasuli” yang dirasakan bersama, telah mempersatukan Protestan dan Baptis dengan Roma Katolik. Perhatikan pernyataan berikut oleh “rasul” Fred Berry, kepala dari AZUSAFest, sebuah festival musik kontemporer kharismatik yang dijadwalkan akan berlangsung di Brazil pada bulan April: “Dengan terpilihnya Paus Franciscus, jumlah orang-orang Katolik Amerika Selatan yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbahasa lidah menembus rekor, dan jumlah orang percaya Brazil yang dipenuhi Roh Kudus meningkat, kita sedang berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat” (“AZUSAFEST Returns to Sao Paulo,” Christian Newswire, 14 Maret 2013).
Gereja-gereja Baptis yang percaya Alkitab yang sedang bermain-main dengan musik penyembahan kontemporer, karena gembala-gembalanya tidak mengerti akan hal ini, atau terlalu sombong untuk mempelajari isu ini, sedang bermain api. Dan, generasi berikutlah yang akan terpanggang dalam nyala api kesesatan akhir zaman. (Berita Mingguan GITS 23 Maret 2013, sumber: www.wayoflife.org)