Jumat, 11 Desember 2015

Tanda-Tanda yang Menyertai

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Markus 16:14-20
Kelompok pantekosta/kharismatik sering menggunakan Markus 16:17-18 (bagian yang ditebalkan pada kutipan di atas) untuk membenarkan penekanan mereka pada “bahasa roh” (saya sengaja memakai istilah “bahasa roh” untuk mengacu kepada fenomena kharismatik, sedangkan fenomena Alkitabiahnya adalah “bahasa lidah” atau speaking in tongues) dan berbagai KKR penyembuhan yang dilakukan tokoh-tokoh kharismatik. Ketika di sebuah gereja kharismatik, diserukan: “mari berbahasa roh,” dan hampir seluruh jemaat bergemuruh dengan suara-suara aneh, itu adalah penggenapan dari Markus 16:17-18, demikian klaim mereka. Demikian juga dengan berbagai “pendeta” kharismatik yang mengaku bisa menyembuhkan segala penyakit, bahkan membangkitkan orang mati, dan mengusir setan, itu juga dikatakan sebagai penggenapan dari ayat-ayat ini. [Sebagian orang akan menghapus perikop ini dari Alkitab, karena menurut mereka ayat 9-20 dari Markus 16 tidak otentik, tetapi itu posisi yang salah. Ayat-ayat ini merupakan bagian dari Firman Tuhan].
Tetapi benarkah ayat-ayat ini adalah untuk SEMUA ORANG PERCAYA pada HARI INI? Sebenarnya, penafsiran kharismatik ini adalah penafsiran yang berbahaya, dan membuka peluang serangan dari pihak orang-orang yang tidak percaya Alkitab. Kata SEMUA bersifat universal dan jika ada satu saja pengecualian, maka kata “semua” menjadi gagal. Coba bandingkan bunyi ayat ini dengan sejarah dalam Alkitab dan realita hari ini:
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya:
1. Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku
2. Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka
3. Mereka akan memegang ular
4. Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka
5. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

Jika “orang-orang percaya” ditafsir sebagai “semua orang percaya hingga hari ini” (penafsiran kharismatik), maka konsekuensinya adalah:
1. Kita harus membaca, atau mendapatkan kesan, dari Alkitab, bahwa semua orang percaya di Perjanjian Baru, melakukan tanda-tanda ini.
2. Kita harus melihat dan menyaksikan hari ini, orang-orang percaya melakukan tanda-tanda ini.

Poin pertama gagal. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa tidak semua orang percaya abad pertama memiliki karunia berbahasa lidah (1 Korintus 12:10, 28-29). Tuhan memberikan karunia yang unik kepada masing-masing anggota jemaat. Di abad pertama, ada yang diberi karunia mengajar, ada yang diberi karunia melayani, ada yang diberi karunia berbahasa asing. Yang jelas tidak semua orang percaya memiliki karunia bahasa lidah. Demikian juga tidak semua orang memiliki karunia menyembuhkan (1 Korintus 12:28). Jelas juga bahwa tidak semua orang percaya abad pertama memegang ular atau minum racun maut. Bahkan, pastinya ada banyak orang percaya yang tidak menunjukkan satu pun dari kelima tanda tersebut.
Bagaimana dengan poin kedua? Apakah orang-orang percaya hari ini, di abad 21 ini, melakukan tanda-tanda ini? Kelompok kharismatik mengklaim demikian, tetapi ternyata klaim mereka bersifat selektif. Biasanya, kaum kharismatik lebih ingin menonjolkan tanda pertama, kedua, dan kelima, yaitu: mengusir setan, bahasa baru, dan penyembuhan. Tidak banyak (walaupun ada) yang mau menyinggung tanda ketiga dan keempat: memegang ular dan minum racun maut. Tetapi sebenarnya, kalau mereka mau konsisten, maka tanda ketiga dan keempat ini juga harus menyertai mereka. Memang ada kelompok-kelompok kecil yang mengadakan pemegangan ular dalam acara kebaktian, tetapi beberapa tahun terakhir ini malah menjadi berita karena ada beberapa yang mati setelah tergigit ular. Terakhir, Jamie Coots (Februari 2014), seorang pengkhotbah Pantekosta yang bermain ular sebagai bagian dari kebaktiannya, mati setelah digigit salah satu ular yang dia pegang. Hal ini sama sekali tidak memuliakan Tuhan, sebaliknya mempermalukan kekristenan secara keseluruhan, karena orang-orang sekuler menyamakan semua orang Kristen dengan kelompok yang salah menafsir Alkitab itu.
Respons standar dari kaum kharismatik jika diperhadapkan kepada hal ini adalah bahwa orang-orang tersebut mencobai Tuhan. Mereka berkata bahwa janji dalam Markus 16 tidak mengizinkan kita untuk sengaja minum racun, ataupun sengaja bermain ular berbisa. Ya, memang penjelasan ini bisa saja diterima, walaupun teks sendiri tidak memberikan syarat-syarat agar tanda-tanda ini menyertai (juga tidak ada syarat bahwa ini hanya untuk penginjilan). Tetapi kaum kharismatik tetap tidak bisa mengabaikan tanda ketiga dan keempat ini sama sekali. Jika memang semua orang percaya harus memiliki tanda-tanda ini, maka tidak boleh ada orang Kristen yang mati digigit ular secara tidak sengaja (yang bukan mencobai Tuhan), atau yang mati diracun oleh orang lain (bukan yang minum racun sendiri untuk mencobai Tuhan). Jelas bahwa realita tidak mendukung penafsiran ini. Orang-orang Kristen yang digigit ular secara tidak sengaja, ternyata menderita celaka, sama seperti orang non-Kristen. Demikian pula mereka yang terkena racun (apakah racun buatan manusia, ataupun racun alami), menderita sakit sama seperti orang non-percaya. Padahal janji dalam Markus 16 berkata: “tidak akan mendapat celaka,” yang lebih luas dari sekedar mati. Jatuh sakit saja sudah termasuk celaka. Janji ini menggaransi si peminum racun untuk tidak sakit sedikit pun.
Ada juga kalangan kharismatik yang mencoba untuk mengecilkan tanda ketiga dan keempat dengan cara mengatakan bahwa Markus 16:17-18 tidak menjanjikan kelima-limanya tanda tersebut pada semua orang. Mereka berkata bahwa setiap orang percaya hanya perlu satu saja dari kelima tanda ini. Tetapi ini pun tidak sesuai dengan kenyataan. Buktinya, ada banyak orang Kristen di dunia ini (mayoritasnya bahkan), yang tidak pernah menyembuhkan orang, berbahasa lidah, mengusir setan, apalagi digigit ular atau minum racun maut. Mungkin ada yang berdalih bahwa banyak orang yang disebut “Kristen” bukanlah orang percaya sejati yang menerima janji Yesus ini. Saya setuju bahwa banyak orang “Kristen” bukanlah Kristen sejati. Tetapi, ini tidak menghilangkan fakta bahwa ada banyak orang Kristen/percaya sejati yang tidak pernah mengalami satupun dari kelima tanda dalam Markus 16 ini. Minimal yang saya tahu persis adalah diri saya sendiri, keluarga saya, dan orang-orang Kristen lain yang saya kenal pribadi. Apakah semua orang Kristen yang saya kenal adalah orang Kristen palsu? Ini sangat tidak masuk akal.
Selain itu, penafsiran bahwa janji Yesus dalam Markus 16:17-18 mengacu kepada semua orang percaya, menjadikan tanda-tanda ini sebagai suatu tes keselamatan seseorang. Dengan demikian, jika seseorang memperlihatkan tanda-tanda ini, maka ia adalah orang percaya dan diselamatkan, tetapi jika tidak, maka ia orang yang tidak diselamatkan. Tetapi ini bertentangan dengan bagian Firman Tuhan lain. Surat 1 Yohanes, misalnya, yang ditulis antara lain untuk memberi keyakinan keselamatan bagi orang-orang percaya, mengatakan bahwa bukti keselamatan kita bukan dari tanda-tanda ajaib, tetapi dari karakter kita (1 Yoh. 2:3, 9; 3:9) dan hubungan kita dengan Tuhan (1 Yoh. 5:13). Tidak pernah dalam Alkitab ada sedikitpun petunjuk bahwa tanda-tanda ajaib bisa menjadi semacam “tes litmus” untuk menguji iman seseorang.
Bukan hanya itu saja, klaim Kharismatik bahwa mereka sedang menggenapi tanda-tanda ini melalui fenomena “bahasa roh” dan berbagai KKR kesembuhan yang terjadi hari ini, ternyata sulit dipertahankan. “Bahasa roh” yang terjadi di kalangan kharismatik bukanlah bahasa, melainkan hanyalah bunyi-bunyi yang tidak beraturan. Fenomena ini juga mudah sekali ditiru, dan sama sekali tidak seperti yang terjadi pada hari Pentakosta. Pada waktu itu, Rasul-Rasul berbicara bahasa asing yang belum mereka pelajari sebelumnya. Bukan itu yang terjadi hari ini, sehingga klaim kharismatik juga gagal.
Jadi, karena penafsiran bahwa janji Yesus dalam Markus 16:17-18 berlaku bagi semua orang percaya ternyata tidak dapat dipertahankan, kita patut bertanya apa pengertian yang sesungguhnya dari perikop ini? Satu-satunya solusi adalah bahwa janji ini bukan ditujukan kepada semua orang percaya di segala zaman, melainkan TERBATAS kepada orang percaya tertentu saja. Hal ini ternyata didukung oleh konteks.
Pertama, kita harus melihat, kepada siapakah Yesus sedang berbicara? Ayat 14 memberitahu kita bahwa Yesus sedang berbicara kepada sebelas Rasul (minus Yudas Iskariot yang sudah mati), dan bahwa sebagian mereka tadinya masih belum percaya penuh akan kebangkitan Yesus. Jadi, janji tentang tanda-tanda ini secara spesifik diberikan kepada 11 Rasul itu. Bisa saja ada orang lain yang juga menunjukkan sebagian tanda-tanda ini, tetapi hanya 11 Rasul yang dijamin untuk memilikinya. Ini konsisten sekali dengan catatan sejarah orang Kristen mula-mula yang dikanonkan di dalam Kisah Para Rasul. Berulang kali Lukas mencatat bahwa “tanda-tanda” dilakukan oleh para rasul (Kis. 2:43, 5:12), atau orang-orang yang bekerja di bawah pimpinan Rasul (Barnabas dan Paulus – Kis. 14:3; Filipus – Kis. 8:13; dan Stefanus – Kis. 6:8).
Kedua, kita menemukan di ayat 20, bahwa tanda-tanda ini diberikan oleh Tuhan untuk meneguhkan dan menyertai FirmanNya. Ini bukan berbicara mengenai penginjilan atau khotbah biasa, karena kalau demikian setiap kali ada orang percaya yang menginjil akan ada tanda. Padahal, ada banyak penginjilan yang tidak disertai tanda-tanda. Firman yang dimaksud di ayat 20 adalah proses pewahyuan, yaitu penulisan Perjanjian Baru yang dilakukan oleh rasul-rasul dan para penuls PB. Di abad pertama, Tuhan sedang menuliskan FirmanNya untuk menjadi standar kebenaran di segala zaman. Tuhan memakai manusia, terutama Rasul-RasulNya untuk menulis Perjanjian Baru itu. Oleh karena itulah Tuhan memberikan kepada Rasul-Rasul karunia-karunia khusus yang menjadi ciri khas Rasul (2 Korintus 12:12). Hal ini cocok dengan apa yang dikatakan oleh penulis Ibrani:
bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.” Ibrani 2:3-4

Teks dalam Ibrani memberitahu kita bahwa Allah meneguhkan kesaksian para saksi mata (para Rasul) dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Rasul mendapat karunia ini karena peran mereka yang krusial sebagai saksi mata hidup Yesus, tetapi terutama kebangkitanNya, dan juga pewahyuan yang Tuhan berikan kepada mereka.
Sebagai kesimpulan, janji dalam Markus 16:17-18, di lihat dari konteks perikop yang lebih luas, tidak ditujukan kepada semua orang percaya di segala zaman, tetapi terbatas di abad pertama, saat pewahyuan Perjanjian Baru berlangsung, terutama kepada para Rasul. Oleh karena itu, tanda-tanda ini sudah tercatat digenapi oleh Tuhan dalam Kisah Para Rasul.

oleh Steven E. Liauw, DRE, Th.D

1 komentar: