Kamis, 24 November 2011

Pengujian Bahasa Lidah

[by Dr Jeffrey Khoo, Translated by Yahya Salam]
Gerakan Karismatik telah mempopulerkan  di banyak gereja. Beberapa gereja menyatakan bahwa  telah membangkitkan kembali gereja sementara yang lain mengamati bahwa  sebaliknya telah menyebabkan kekacauan. Apakah orang Kristen harus berbahasa roh saat ini? Apakah yang diajarkan Alkitab mengenai ?

Karunia Supernatural dari Roh Kudus

Roh Kudus adalah Pribadi yang memungkinkan seseorang untuk dapat berbahasa roh (I Kor 12:4, 8-10). Dialah yang memutuskan karunia-karunia mana yang perlu dimiliki seorang Kristen (I Kor 12:11). Jika bukan kehendak Roh Kudus bahwa seseorang harus memiliki karunia bahasa roh, ia tidak dapat memilikinya bahkan  jika orang tersebut mencarinya melalui banyak berdoa dan berpuasa. Paulus telah menjelaskan bahwa tidak semua orang dapat mempunyai karunia yang sama: “Apakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Apakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” (I Kor 12:29-30). Pertanyaan retorik ini mengharapkan jawaban “Tidak”. Tidak semua mempunyai karunia bahasa roh, dan dapat berkata-kata dalam bahasa roh.

Senin, 21 November 2011

Bahasa Roh atau Bahasa Lidah (Tongue Speaking)?

Apakah Bahasa Lidah Itu?

Bahasa lidah bukanlah bahasa surgawi, bukan bahasa malaikat, bukan perkataan yang diucapkan dalam keadaan tak sadarkan diri, bukan perkataan yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang terpelajar saja, atau bahasa yang tidak berarti apa-apa, seperti yang dipercayai oleh beberapa orang.

Sabtu, 19 November 2011

Bahaya “Mengadaptasi” CCM – Peringatan Dari Gordon Sears

Banyak gereja Baptis Independen yang masih mengaku bahwa mereka memiliki keyakinan melawan CCM, tetapi ternyata mereka mengadaptasi lagu-lagu CCM itu, memakai kata-katanya dan melembutkan ritmenya. Mereka mencoba untuk mengeluarkan elemen “rock” dari Christian rock. Mereka berpikir dapat menjinakkan binatang ini dan mengubah lagu praise Kharismatik menjadi lagu pujian Fundamentalis. Ini mengakibatkan penerimaan yang perlahan dan semakin banyak dipakainya lagu-lagu CCM (Contemporary Christian Music), perlahan-lahan membiarkan ritme-ritme yang sensual, dan tindakan terus menerus mencoba untuk melewati batas. Banyak orang dengan pikiran rohani telah memberikan peringatan tentang lereng yang licin ini, termasuk almarhum Penginjil Gordon Sears: “Ketika standar musik DITURUNKAN, maka standar pakaian juga diturunkan. Ketika standar pakaian diturunkan, standar perilaku juga diturunkan. Ketika standar perilaku diturunkan, maka penilaian akan kebenaran Allah juga diturunkan” (buletin Songfest, April 2001). Saudara Sears, yang pernah saya jumpai, adalah seorang lelaki Kristen yang penuh kasih yang mengasihi Tuhan dan mengasihi gereja-gereja Tuhan, dan dia sangat prihatin atas apa yang terjadi di kalangan Baptis Fundamental. Dia dan anak-anaknya yang sangat berbakat musik sering berpergian bersama sebagai Keluarga Sears. Saya pertama kali mendengar mereka di Highland Park Baptist Church di Chattanooga tahun 1970an. Tetapi pada tahun 1990an, Saudara Sears tidak lagi memiliki banyak pelayanan musik karena begitu banyak gereja yang telah mengubah standar musik mereka, dan mereka tidak ingin mengundang seorang Penginjil untuk datang dan menggoyang perahu mereka. Perhatikan bahwa ini adalah seorang Penginjil yang saleh, yang telah memiliki puluhan tahun pengalaman dalam menggunakan indera dia untuk membedakan yang baik dan yang buruk (Ibrani 5:12), mengatakan bahwa standar musik tidak perlu diubah secara radikal. Cukup DITURUNKAN saja, dan itu akan memicu progesi ke bawah yang akhirnya akan berujung pada penurunan nilai kebenaran itu sendiri. Sebuah gereja dapat saja memegang kebenaran, maksudnya berkomitmen terhadap kebenaran doktrinal, tanpa benar-benar menghargainya secara mendalam, dan itu terjadi ketika gereja tersebut ikut dalam filosofi CCM bahwa “kasih” dan “persatuan” dan “hati” (yang selalu didefinisikan tidak sesuai dengan Alkitab tentunya) adalah lebih penting dari kemurnian doktrin, dan filosofi tersebut akan perlahan menyebar di gereja itu.

Kamis, 17 November 2011

Sungai Besar Kesesatan

Di zaman kita ini, kejahatan berkuasa, kesesatan sangat agresif, dan kompromi ada di mana-mana di udara. Kita berada di dunia yang jahat ini dan di zaman yang sesat ini entah kita suka atau tidak, dan kita harus mengalahkannya atau hal-hal itu akan mengalahkan kita. Kesesatan akhir zaman adalah seperti sungai besar yang deras menyapu segala sesuatu di dalam arusnya, dan gereja-gereja Perjanjian Baru yang Alkitabiah adalah seperti sebuah perahu. Jika kita tidak dengan usaha keras mendayung ke hulu – melalui hal-hal seperti pertobatan yang sejati, hidup Kristiani yang serius dan terpisah dari dunia, dan khotbah-khotbah yang tidak berkompromi – kita akan terbawa oleh arus. Tidak ada netralitas, tidak ada relaksasi, tidak ada pensiun. Jika kamu capek bekerja dan menurunkan dayung separasi dan nasihat-nasihat saleh, kamu akan segera bergerak sesuai dengan arus. Selama 20 tahun terakhir, banyak gereja-gereja Baptis fundamental telah berhenti mendayung. Ketika hal itu terjadi pertama kali, semua orang senang. Tentu ada beberapa jiwa yang khawatir tentang perubahan yang terjadi dan mereka membuat semua orang tidak nyaman pada awalnya dengan keluhan-keluhan mereka, tetapi karena gembala sidang tidak khawatir dan menekankan bahwa “tidak ada yang berubah,” semua orang rileks dan orang-orang kuno yang masih mau mendayung diperingatkan agar tidak memiliki “mata yang kritis” atau untuk tidak “menembaki” pelayan Tuhan.

Selasa, 15 November 2011

6 Ciri PENYEMBAHAN ALKITABIAH


Ada penekanan besar dalam jemaat-jemaat masa kini pada “pelayanan penyembahan” (worship services). Biasanya, jemaat-jemaat memakai iringan “band pemuji” dan seorang “pemimpin penyembahan” (worship leader). Himne tradisional tidak lagi dipakai dan digantikan dengan lagu-lagu rohani popular yang dapat menyentuh hati orang banyak. Undangan diberikan kepada anggota jemaat untuk mengikuti alunan musik dan membebaskan diri dalam melakukan penyembahan kepada Allah. Biasanya, ada pula penekanan untuk mengundang Roh Kudus untuk bekerja atas diri orang yang hadir. Dalam acara tersebut, biasanya terdapat konsep bahwa Roh Kudus seharusnya tidak di “put in a box,” sehingga tidaklah salah jika ada manifestasi aneh seperti bergetar dan jatuh selama penyembahan. Tidaklah aneh jika kita juga menemukan kekacauan, kebingungan, para pemimpin perempuan, dan berbagai hal yang jelas-jelas tidak alkitabiah dalam kebaktian penyembahan kontemporer.

 
Perjanjian Baru memang tidak memberikan pola tertentu untuk melakukan kebaktian penyembahan bersama dalam jemaat. Orang yang coba mencari pembenaran alkitabiah untuk kebaktian penyembahan tidak akan mendapatkannya dalam tulisan para rasul. Mereka harus melihat referensi penyembahan bait Allah di Perjanjian Lama atau Kitab Wahyu, padahal pola untuk jemaat adalah tulisan para rasul.

Senin, 14 November 2011

Seminar DOKTRIN KESELAMATAN ALKITABIAH 10 Desember 2011 Jogjakarta

Seminar “Doktrin Keselamatan Alkitabiah

Tema-tema yang akan dibahas: Benarkah Semua Agama Benar dan Pasti membawa ke Surga? Benarkah hanya ada SATU JALAN menuju SURGA? Cara Allah menghapus Dosa, Apa yang menjamin Anda yakin PASTI MASUK SURGA? Apa itu TULIP/Kalvinisme, Arminianisme, Masuk Surga karena Perbuatan Baik atau Iman, KIta selamat karena Dipilih Allah atau karena Bertobat dan Percaya kepada Tuhan Yesus?

Bayi Mati bagaimana nasibnya Masuk Surga atau Neraka? Orang Gila, Keterbelakangan Mental Matinya masuk Surga atau Neraka? Euthanasia atau Bunuh Diri apakah masuk Surga juga? Apa itu Dosa yang TAK TERAMPUNI? Bagaimana Nasib orang Kristen yang terus-menerus hidup di dalam DOSA?
Dapatkah orang Kristen Murtad dan Terhilang alias Binasa? Sekali Selamat Tetap Selamat?  Iman Pemberian Tuhan atau Respon manusia? Di Surga manusia bisa berbuat Dosa? Masihkah ada Kehendak Bebas di Surga nanti? Keselamatan itu Bersyarat atau Tidak Bersyarat? Bisakah orang menolak Anugerah Keselamatan?
Ikuti Pembahasannya bersama Suhento Liauw, D.R.E., Th.D (Gembala Sidang GBIA GRAPHE, Rektor Graphe International Theological Seminary), pada

Hari/Tanggal: Sabtu, 10 Desember 2011,

Pkl 15.00-21.00,

Tempat: Griya Eirene, Jl. Jambon 2 No 3, (Belakang TK/SD Kalam Kudus)

GRATISSSS!
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.  (1 Tes 5:21)
Kontribusi: GRATIS, disediakan Makan Malam.

Pendaftaran ke:
Dede Wijaya 0898.5116.980
Ev. Teguh Sujarwo 0888.2740.986

Tempat TERBATAS 100 orang saja. Pendaftaran ditutup 10 Desember 2011.
Diselenggarakan oleh: GRAPHE International Theological Seminary
<www.graphe-ministry.org>
                                                    Denah Lokasi
Mari kita mengajak rekan dan teman serta anggota keluarga kita yang lain untuk dapat menghadirinya. Buruan Daftar ya. Seminar Penting nech!

Minggu, 13 November 2011

MENGAPA MUSIK DARLENE ZSCHECH TIDAK BAIK DIPAKAI OLEH GEREJA-GEREJA ALKITABIAH

Darlene Zschech (dibaca "cek"), adalah salah satu suara prominen dalam gerakan pujian kontemporer. Dia adalah seorang Pantekosta-Kharismatik yang radikal. Selama 25 tahun, dia adalah "gembala sidang bagian penyembahan" di Hills Christian Life Centre di Sydney dan saat ini dia adalah gembala sidang senior (bersama suaminya) atas Gereja Unlimited. Salah satu tema Zschech adalah pentingnya persatuan ekumenis. Dia mengatakan bahwa CCM adalah "suara suatu gereja yang bersatu, yang berkumpul bersama" (dari cover album "You Shine"). Dia benar mengenai bahwa CCM adalah bagian inti dari persatuan ekumenis hari ini, tetapi orang-orang yang percaya Alkitab menyadari bahwa "gereja yang bersatu" ini adalah Pelacur yang dinubuatkan dalam Kitab Suci seperti dalam 2 Tim. 3-4 dan Wahyu 17. Dalam sebuah wawancara dengan Christianity Today tahun 2004, Zschech mengindikasikan bahwa dia merasa nyaman berada "dalam gereja Katolik, dalam gereja United, gereja Anglikan, dan di banyak gereja-gereja lain" ("Zschech, Please," 4 Juni 2004). Zschech dan Hillsong tampil untuk acara World Youth Day Roma Katolik di Sydney tanggal 18 Juli 2008. Paus Benedict XVI hadir saat itu dan melangsungkan misa kepausan pada hari terakhir extravaganza tersebut. Zschech ikut serta dalam acara Harvest '03 di Newcastle, NSW, sebuah konser rock ekumenis yang menyatukan sekumpulan gado-gado gereja, termasuk Presbyterian, Sidang Jemaat Allah, Anglikan, Advent hari ketujuh, Church of Christ, dan Roma Katolik ("Hunter Harvest -- Rock Evangelism," http:// members.ozemail.com.au/~rseaborn/rock_evangelism.html). Seorang gembala sidan dari gereja Sidang Jemaat Allah yang hadir saat itu berkomentar, "pembangunan jembatan yang terjadi antar gereja sungguh mengesankan." Pada kenyataannya, yang terjadi adalah kebingungan rohani dan ketidaktaatan yang mencolok terhadap Kitab Suci (contoh: Mat. 7:15; Rom. 16:17; 2 Kor. 6:14-18; 1 Tim. 4:1-6; 2 Tim. 2:16-17; 3:5; 4:3-4; dll.) Firman Allah memerintahkan kita untuk berjuang mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yudas 3), namun denominasi-denominasi yang baru disebut itu memegang lusinan doktrin-doktrin yang sesat yang berlawanan dengan iman tersebut. Musiknya Zschech juga menyampaikan theologi hujan akhir (latter rain) yang salah. Sebagai contoh adalah lagu "I Believe the Presence" dari album Shout to the Lord dan lagu "Holy Spirit Rain Down." Yang terakhir ini dimulai dengan kata-kata: "Holy Spirit, rain down, rain down/ Oh, Comforter and Friend/ How we need Your touch again/ Holy Spirit, rain down, rain down." Di manakah di Alkitab kita diinstruksikan agar berdoa kepada Roh Kudus? Sebaliknya, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa (Mat. 6:9). Gerakan Kharismatik tidaklah tunduk kepada Firman Allah dan tidak peduli ada atau tidak ada dukungan Alkitab terhadap jenis doa seperti ini. Sobat, musik pujian kontemporer tidaklah muncul dalam suatu kekosongan rohani. Hari-hari ini adalah hari-hari penipuan rohani dan kesesatan, dan berada di pusat kesesatan itu adalah gerakan Kharismatik. Penglihatan-penglihatanny adalah palsu; doktrinnya korup; prakteknya adalah kebingungan dan kekacauan. Gerakan Kharismatik adalah salah satu elemen yang paling kuat dalam gerakan ekumene. Ia menyatukan Roma Katolik, Protestan, Baptis, Pantekosta, dan Emergent dalam suatu persatuan tidak kudus antara kebenaran dan ketidakbenaran. Gereja-gereja Baptis Fundamental, dan yang Alkitabiah, yang memakai musik pujian kontemporer, akan menemukan bahwa musik ini membawa filosofi yang akan segera mengubah karakter gereja fundamentalis manapun. Kita perlu menyembah Tuhan Allah dalah roh dan kebenaran, tetapi kita tidak memerlukan gerakan penyembahan kontemporer yang tidak alkitabiah ini sebagai pembimbing. Saya tidak meragukan bahwa Darlene Zschech bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, tetapi dia dan para pemimpin pujian kharismatik lainnya, tidak tahu kebenaran. (Berita Mingguan GITS 05 November 2011, sumber: www.wayoflife.org)

Sabtu, 12 November 2011

Seminar Doktrin Gereja Alkitabiah 26 November 2011 Jakarta



Tahukah anda, bahwa “Gereja yang Salah Membawa Jiwa ke Neraka?” Sudahkah anda menghadiri gereja yang benar? Bagaimanakah mendeteksi gereja yang benar atau yang salah? Temukan kepastiannya dalam Seminar Ecclesiology (Gereja) yang akan dibawakan oleh Dr. Suhento Liauw (pakar seminar doktrin) di Gedung Graphe, tanggal 26 November 2011, mulai pukul 09:00. Daftarkan diri anda segera dan lihat informasi lebih lanjut di sini.


GITS (Graphe International Theological Seminary) telah berulang kali melakukan seminar tentang berbagai topik theologis dan praktis. Seminar-seminar ini ditujukan kepada orang Kristen awam maupun hamba-hamba Tuhan yang ingin mendapatkan kebenaran Alkitab yang lebih dalam lagi. Banyak sekali jiwa-jiwa yang telah mendapatkan Injil yang benar maupun mutiara-mutiara kebenaran lainnya. Seminar GITS secara rutin dilakukan di kampus GITS (GBIA Graphe) di Sunter. Seminar-seminar ini tidak memungut biaya peserta, karena GITS tidak bertujuan untuk mencari uang dari seminar-seminar ini, melainkan untuk membagikan kebenaran Alkitab yang murni. Seminar-seminar GITS biasanya dimulai pagi hari (jam 8 atau jam 9 pagi) dan selesai sore hari (jam 3 atau 4 sore), dan selalu menyertakan sesi tanya jawab. Peserta selalu dibebaskan untuk bertanya.
Selain di Sunter, GITS juga telah menyelenggarakan seminar di berbagai pelosok nusantara. Dari Medan hingga Abepura, Balikpapan hingga Yogyakarta, Dr. Suhento Liauw, selaku rektor GITS dan gembala sidang GBIA Graphe, telah mengadakan seminar-seminar theologis lebih 75 kali. Seminar-seminar ini selain memberitakan Injil keselamatan yang benar, juga membahas topik-topik theologis seperti Doktrin Alkitab, Gereja, Akhir Zaman, dan banyak lagi. Kalau anda tertarik untuk mengundang Dr. Suhento Liauw atau perwakilan GITS lainnya untuk mengadakan seminar di daerah ini, silakan hubungi GITS, di: gits@graphe-ministry.org
Tahun ini, GITS tetap melakukan berbagai seminar untuk mendidik orang-orang Kristen yang haus kebenaran. Ada beberapa seminar baru yang tidak boleh dilewatkan, antara lain adalah Seminar tentang Nama “Allah,” dan juga Seminar Musik. Benarkah orang Kristen tidak boleh memakai kata “Allah”? Bagaimana dengan musik di gereja? Apakah boleh memakai musik-musik kontemporer Kristen? Dapatkan jawaban yang akademis, theologis, dan Alkitabiah di seminar-seminar Graphe. Berikut adalah jadwal seminar-seminar yang paling dekat:

Seminar Doktrin Gereja Alkitabiah

Sabtu, 26 November 2011  di Jakarta
Pkl. 09.00-15.00 WIB, di Graphe, Jl. Danau Agung 2, No. 5-7,
Sunter, Jakarta Utara 14350, INDONESIA
Contact person: Yuliana, GITS (021 6471-4156)

Seminar-seminar in GRATIS, tetapi kami meminta anda untuk registrasi sebelumnya!

Jumat, 11 November 2011

JOHN PIPER – THEOLOGI REFORMED DAN PENYEMBAHAN KHARISMATIK

Dalam sebuah kunjungan riset ke sebuah kebaktian di Bethlehem Baptist Church yang dipimpin oleh John Piper di Minneapolis tahun ini, saya kembali teringat akan hari-hari kharismatik saya! Khotbah yang disampaikan bertheologi Reformed, tetapi musiknya adalah mistikisme rock & roll kharismatik. Dalam beberapa tahun belakangan saya juga telah mengunjungi Saddleback Church di Willowcreek, sebuah Calvary Chapel, sebuah Vineyard Church, beberapa gereja Southern Baptist, kebaktian-kebaktian Roma Katolik, sebuah konferensi Baptis yang liberal, sebuah konferensi kharismatik, dan sebuah konferensi emerging church. Satu hal yang semua kebaktian ini miliki bersama adalah musik rock dan kebaktian yang berpusat pada pengalaman emosional. Ini adalah salah satu aspek yang paling berkuasa dalam gerakan ekumene dan dengan efektif menarik semua tipe gereja bersama. Salah satu tema besar dari penyembahan kontemporer adalah kesatuan ekumenis, “tubuh Kristus ” dan “kita adalah satu.” Ini adalah tema yang muncul dalam penyembahan kontemporer seperti di gereja Piper. Musik membawa sebuah gereja dan anggota-anggotanya untuk berasosiasi dengan ekumenis-ekumenis yang paling radikal, seperti Darlene Zschech dari Hillsong (yang melakukan performans untuk Roman Catholic World Youth Day dan sangat suka bahwa musik kontemporer menyatukan Katolik, Anglikan, dan kharismatik), Jack Hayford (yang mengatakan bahwa Allah memberitahu dia agar tidak menghakimi gereja Katolik), Graham Kendrick (salah satu pendiri dari March for Jesus), Chris Tomlin (yang bersukacita bahwa musik kontemporer sedang menyatukan “konservatif dan kharismatik), dan Stewart Townend (yang mau membawa gereja-gereja konservatif untuk bersekutu dengan “gereja yang lebih luas”). Seorang gembala sidang Baptis fundamental yang baru-baru ini menulis untuk mengritik apa yang dia sebut “pelayanan peringatan” saya mengatakan bahwa musik adalah semata-mata masalah gereja lokal dan bahwa hanya gembala sidang sebuah gereja lokal yang berhak untuk memberi peringatan tentang musik gereja tersebut. Rupanya ia berpikir bahwa 2 Timotius 4:2; Titus 2:15; 1 Petrus 4:11; dan Yudas 3 hanya ditulis kepada gembala-gembala sidang dan hanya beraplikasi kepada satu gembala sidang dan satu gereja. Dia juga berpikir bahwa setiap gembala sidang cukup diperlengkapi untuk berurusan dengan isu musik dan tidak memerlukan pertolongan. Pandangan ini terdengar seperti pendirian Diotrefes! (Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)

Kamis, 10 November 2011

PEMIMPIN PENYEMBAHAN KONTEMPORER MEMBESARKAN ANAK-ANAKNYA DALAM SUASANA BEATLES

Ketika Chris Redman, salah satu nama yang paling berpengaruh dalam gerakan penyembahan kontemporer, ditanya, “Siapa sajakah yang mempengaruhi musikmu?” dia menjawab: “Segala macam. Tetapi favorit saya pastilah Beatles. Saya sangat senang bahwa kini kelima anak saya bahkan menyukai musik mereka [Beatles]” (http://www.louderthanthemusic.com/document.php?id=2526). Ini mengingatkan kita bahwa salah satu alasan kita menentang Musik Kristen Kontemporer adalah karena gerakan ini tidak mau memisahkan diri dari dunia. Firman Allah mengatakan bahwa orang percaya tidak boleh menjadi serupa dengan dunia, tidak boleh dicemarkan dunia, dan tidak boleh mengasihi dunia (Roma 12:2; Yak. 1:27; 1 Yoh. 2:15-16). Para musisi Kristen Kontemporer sama sekali tidak berusaha menyembunyikan fakta bahwa mereka menyukai rock & roll sekuler yang vulgar dan mereka tidak malu sama sekali melakukannya karena hal itu dapat diterima dalam kalangan mereka. Ketika ditanya dalam wawancara mengenai pengaruh-pengaruh dalam musik mereka dan musik favorit mereka, mereka semua mendaftarkan musisi-musisi rock sekuler yang vulgar. Jelas bahwa Redman sedang membesarkan anak-anaknya dalam pengaruh rock & roll sekuler sehingga mereka sudah mulai menyukai dunia bahkan sejak umur yang sangat muda. Alkitab berkata, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11). Apakah ada “perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa” dalam rock & roll atau rap atau reggae atau country-western atau bentuk-bentuk musik pop lainnya hari ini? Jelas ada, dan ini adalah deskripsi yang pantas mengenai mayoritas musik dunia. Ini adalah deskripsi yang persis tentang The Beatles dan musik mereka. Jadi, orang percaya diperintahkan untuk TIDAK mengambil bagian dalamnya, tetapi justru menegurnya. Saya telah menetapkan hati untuk melakukan hal ini 38 tahun yang lalu ketika Tuhan membuka mata saya mengenai isu ini, dan keyakinan saya tentang bahaya moral rock dan pentingnya separasi dari musik rock telah bertambah teguh seiring lewatnya tahun-tahun. Separasi tidaklah populer hari ini, tetapi Allah memerintahkannya, dan kebenaran tidak pernah ditemukan pada kelompok mayorits di dunia yang penuh dosa ini. Faktanya, menurut nubuat Alkitab (mis. 2 Tim. 3:1-5, 13; 4:3-4) kita tidak bisa mengharapkan bahwa kebenaran akan ditemukan dalam kelompok mayoritas dari orang-orang yang mengaku Kristen di zaman akhir ini. Untuk informasi lebih lanjut lagi, lihat “The Beatles and Contemporary Christian Music,” http://www.wayoflife.org/database/beatlesandccm.html

SEORANG NABIAH KHARISMATIK MENGETIK DALAM BAHASA “ROH”

(Berita Mingguan GITS 10 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Seorang “nabiah” Kharismatik, Juanita Bynum, bukan saja berbicara dalam “bahasa roh;” dia bahkan mengetik dalam “bahasa roh” di halaman Facebooknya. Pada tanggal 17 Agustus, dia mengetik doa berikut, “Kami memanggilMu Yesus. Engkaulah penolong kami dan harapan kami!!!!NDHDIUBGUGTRUCGNRTUGTIGRTIGRGBNRDRGNGGJNRIC. Engkaulah penolong kami dan harapan kami. RFSCNGUGHURGVHKTGHDKUNHSTNSVHGN Engkau Allah. Engkaulah penolong kami dan harapan kami!!!” Bynum tidak menjawab pertanyaan dari The Christian Post mengenai komunikasi yang aneh ini (“Televangelist Juanita Bynum Raises Brows with “Tongues’ Prayer,” Christian post, 31 Agus. 2011). Ini adalah contoh-contoh kekonyolan yang adalah bagian dari paket Pantekosta sejak permulaan gerakan ini di pergantian abad ke-20. Bahasa lidah ditenggarai muncul di Bethel Bible School yang dipimpin oleh Charles Parham di Topeka, Kansas, pada bulan Januari 1901, dimulai oleh seorang mahasiswi bernama Agnes Ozman. Seorang wartawan Topeka State Journal mencatat “bahasa roh” yang diucapkan seorang mahasiswi lain, Lilian Thistlewaite. Bunyinya seperti ini: “Euossa, Euossa, use rela sema calah mala kanah leulla ssage nalan. Ligle logle lazie logle. Ene mine mo, sah rah el me sah rah me” (Topeka State Journal, 9 Jan. 1901).Walaupun “bahasa roh”nya Thistlewaite masih lebih meyakinkan daripada punya Juanita Bynum, keduanya hanyalah cerocosan tak berarti. “Ligle logle lazie logle” dan “ene mine mo” persis adalah tipe-tipe “bahasa roh” yang saya dengar berulang-ulang di berbagai pertemuan Pantekosta dan Kharismatik di berbagai belahan dunia (di Indonesia mungkin lebih mirip “sikalabalaba…sikalabalaba”), tetapi semuanya adalah komat kamit tak jelas. Bahasa lidah dalam Alkitab adalah bahasa sebenarnya yang secara ajaib dapat dipakai oleh orang-orang yang belum pernah mempelajari bahasa tersebut. Inilah yang kita lihat terjadi pada hari Pentakosta, dan kejadian itu adalah suatu mujizat yang besar. Pada tahun 1914, Charles Shumway dengan teliti mencari bukti untuk membuktikan bahwa “bahasa roh” kaum Pantekosta awal tersebut adalah bahasa yang sebenarnya, tetapi dia gagal menemukan bahkan satu orang pun yang dapat membuktikan klaim-klaim yang dibuat (James Goff, Jr. Fields White Unto Harvest, 1988, hal. 76). Setelah meneliti “bahasa roh” yang diucapkan di Azusa Street mission yang dipimpin oleh William Seymour, pemimpin Holiness, W. B. Godbey menyimpulkan bahwa ucapan-ucapan itu bukanlah bahasa (G. F. Taylor, The Spirit and the Bride, 1907, hal. 52). Banyak ahli bahasa yang telah mencapai kesimpulan yang sama. William Samarin, profesor linguistik di Universitas Toronto, merangkumkan penelitian dia selama 5 tahun sebagai berikut: “Glossolalia memang mirip dengan bahasa dalam hal-hal tertentu, tetapi ini hanyalah karena pengucapnya ingin agar yang diucapkannya itu mirip bahasa. Namun walaupun ada kemiripan-kemiripan superfisial, glossolalia secara mendasar BUKANLAH bahasa” (Tongues of Men and Angels, 1972, hal. 227). Kunci yang mendasar untuk mengerti bahasa lidah dalam Alkitab adalah menyadari bahwa bahasa lidah adalah tanda bagi bangsa Yahudi yang tidak percaya (1 Kor. 14:20-22). Dalam kitab Kisah Para Rasul, ketika bahasa lidah dipraktekkan, ada orang Yahudi yang hadir. Topik ini dibahas dalam buku The Pentecostal-Charismatic Movement: The History and the Error oleh David Cloud, dan juga buku Glossolalia oleh Dr. Steven Liauw.