Sabtu, 18 Juni 2016

Azusa: Roh Gereja Esa-Sedunia

Tidak ada hal lain yang membangun “gereja” esa-sedunia lebih cepat daripada gerakan Pantekosta-Kharismatik. Musik penyembahan kontemporer, yang juga berada pada inti dan jiwa gereja esa-sedunia, pada dasarnya adalah musik penyembahan kharismatik. Kesesatan-kesesatan doktrinal, fenomena-fenomena tidak alkitabiah, dan musik kedagingan yang terjadi mewakili roh yang sama. Sejak tahun 1960an, denominasi-denominasi Pantekosta yang lama, yang lahir dari Jalan Azusa pada pergantian abad 20, telah bergabung dengan gerakan kharismatik dan ekumenisme radikalnya.

Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements edisi 2002 mengatakan, “Pembaharuan kharismatik membawa tekanan bagi kelompok-kelompok Pantekosta untuk memperlebar identifikasi mereka di dalam gereja universal kepada grup-grup yang sebelumnya dianggap sesat.” “Gereja universal” yang disebut ini bahkan lebih sesat lagi hari ini dibandingkan dengan pada tahun 1950an, yaitu sebelum meledaknya gerakan kharismatik, tetapi suatu “pengalaman” “bahasa lidah” dan “tanda-tanda rasuli” yang dirasakan bersama, telah mempersatukan Protestan dan Baptis dengan Roma Katolik. Perhatikan pernyataan berikut oleh “rasul” Fred Berry, kepala dari AZUSAFest, sebuah festival musik kontemporer kharismatik yang dijadwalkan akan berlangsung di Brazil pada bulan April: “Dengan terpilihnya Paus Franciscus, jumlah orang-orang Katolik Amerika Selatan yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbahasa lidah menembus rekor, dan jumlah orang percaya Brazil yang dipenuhi Roh Kudus meningkat, kita sedang berada di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat” (“AZUSAFEST Returns to Sao Paulo,” Christian Newswire, 14 Maret 2013).

Gereja-gereja Baptis yang percaya Alkitab yang sedang bermain-main dengan musik penyembahan kontemporer, karena gembala-gembalanya tidak mengerti akan hal ini, atau terlalu sombong untuk mempelajari isu ini, sedang bermain api. Dan, generasi berikutlah yang akan terpanggang dalam nyala api kesesatan akhir zaman. (Berita Mingguan GITS 23 Maret 2013, sumber: www.wayoflife.org)

Rabu, 15 Juni 2016

Paus Memberkati Gerakan Katolik Kharismatik

Paus Francis adalah seorang pendukung besar terhadap “pembaharuan kharismatik” di dalam Gereja Katolik. Dalam sebuah pidato kepada National Assembly of the Catholic Charismatic Renewal yang ke-36, Uskup Agung Rino Fisichella mengatakan bahwa Paus mengirimkan pesan hangat kepada 15.000 orang kharismatik yang berkumpul di Roma, dengan perkataan, “Beritahu mereka bahwa saya sangat mengasihi mereka karena sayalah yang bertanggung jawab atas Pembaharuan Kharismatik di Argentina” (“Pope to Catholic Charismatic Renewal,” ZENIT, 30 April 2013). Hampir tidak ada hal lain yang lebih efektif dalam pembangunan gereja esa-sedunia daripada gerakan kharismatik, yang meledak sejak tahun 1960an dan telah ditopang oleh organisasi-organisasi seperti Full Gospel Business Men’s Association.

Paus pertama yang mengakui “pembaharuan kharismatik” adalah Paulus VI, yang menyambut 10.000 Katolik kharismatik ke Roma pada tahun 1975. Bukan saja orang-orang Roma Katolik yang kharismatik ini tetap tinggal di Gereja Katolik, kebanyakan mereka justru menemukan cinta yang semakin mendalam bagi dogma-dogma Katolik. Sebagai contoh, di majalah Charisma pada tahun 1985, Nick Cavnar menulis, “Ke mana pun saya pergi….ORANG-ORANG KATOLIK KHARISMATIK SEDANG MENEMUKAN KEMBALI ARTI TRADISIONAL KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN DAN PRAKTEK-PRAKTEK KATOLIK, TERMASUK SAKRAMEN-SAKRAMEN, ROSARIO, PERAWAN MARIA, DAN PARA SANTO-SANTA….Selama bertahun-tahun saya telah memberitahu orang-orang Pantekosta bahwa gereja Katolik sedang mengurangi penekanan devosi kepada Maria. Sekarang saya melihat hal itu meningkat kembali, dengan para kharismatik yang memimpin jalan” (Nick Cavnar, “Why Are Catholic Charismatics Getting So Catholic?” Charisma, April 1985). Beroperasi bersamaan dengan gerakan kharismatik adalah musik penyembahan kontemporer, yang bersifat kharismatik hingga ke sumsum-sumsum-nya. Almarhum Jerry Huffman, editor dari Calvary Contender, dengan tepat mengobservasi bahwa Musik Kristen Kontemporer seharusnya disebut Musik Kharismatik Kontemporer. Intinya adalah mengejar suatu pengalaman yang sensual, yang adalah lawan dari iman, yang harus dimiliki oleh semua orang yang ingin berkenan kepada Allah. (Berita Mingguan GITS 25 Mei2013, sumber: www.wayoflife.org)

Senin, 13 Juni 2016

Reporter Sekuler Menjelaskan Mengapa Hillsong Populer

Hillsong adalah salah satu kelompok megachurch yang paling berpengaruh di dunia dan mereka menghasilkan musik penyembahan kontemporer yang paling populer. Hillsong adalah brand yang bernilai jutaan dolar, dan para pemimpinnya mengetahui persis apa yang mereka lakukan ketika mereka menyelaraskan kekristenan ke dalam budaya pop Barat. Seorang reporter dari majalah GQ yang ultra-hip dan “metroseksual,” mendefinisikan popularitas Hillsong di sebuah laporan tentang Hillsong New York baru-baru ini. Setelah mengidentifikasi Hillsong sebagai gereja pilihan para selebritis, seperti Justin Bieber, Kendall Jenner, Selena Gomez, dan Bono, dan setelah mewawancarai orang-orang yang menghadiri Hillsong, reporter ini mengatakan: “Dan di seluruh gereja ini, inilah kisah yang diceritakan oleh jemaat dari tempat duduk mereka: bahwa akhirnya ada hamba-hamba Tuhan yang penampakannya familiar, yang menawarkan pesan-pesan yang berhubungan dengan kehidupan nyata mereka, yang menerima bahwa mereka sudah hidup cukup lama di New York sehingga tahu untuk tidak menjelekkan kaum gay, atau menyuruh wanita untuk tinggal di rumah dan mengurus anak, atau mengharapkan orang-orang muda yang brilian dan cantik-cantik untuk berpakaian sederhana dan biasa dan mengabaikan hal-hal seru kehidupan modern di sebuah kota besar. Gereja inilah dia, akhirnya, yang sungguh-sungguh berbeda” (Taffy Brodesser-Akner, “What Would Cool Jesus Do?” GQ, Dec. 17, 2015).

Laporan reporter itu, bernama Taffy, menunjukkan bahwa dia tidak memahami Injil, karena dia mengira bahwa baptisan sama dengan kelahiran kembali, namun demikian kunjungannya ke Hillsong sepertinya tidak banyak membantu dia lebih memahami theologi, karena bukan itu yang ditawarkan di Hillsong. Namun Taffy jelas paham tentang cool yang duniawi, dan dia memahami bahwa hal yang menarik dari Hillsong adalah kompromi mereka dengan budaya pop dan persetujuan mereka untuk tidak mau berkhotbah melawan hal-hal yang paling dicintai oleh orang-orang cool dunia ini. Jika Hillsong tiba-tiba mulai mengkhotbahkan pertobatan dan seluruh maksud Allah dan memproklamirkan perintah Firman Tuhan untuk memisahkan diri dari “hal-hal seru kehidupan modern di sebuah kota besar,” maka dengan segera mereka akan menjadi gereja kecil. Nasihat saya adalah untuk mulai mengkhotbahkan yang satu ini: “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11). (Berita Mingguan GITS 16 Januari 2016, sumber: www.wayoflife.org)

Sabtu, 11 Juni 2016

Todd Bentley Sekarang Membangkitkan Orang Mati

Todd Bentley, penginjil penyembuh yang sudah terbukti sebagai palsu dalam insiden “Lakeland Pouring,” sekarang muncul lagi. Kini dia mengklaim melakukan pembangkitan orang mati di Pakistan. Sebuah KKR “penyembuhan” di Karachi katanya dihadiri oleh 500.000 orang Islam, 290.000 di antaranya “menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka.” Namun, acara puncaknya adalah dibangkitkannya tiga orang dari kematian, termasuk seorang bocah lelaki yang telah mati “20 menit.” Dalam sebuah klip Youtube, Bentley mengatakan, “Uskup Agung yang mengepalai gereja-gereja Anglikan, Presbyterian, dan Methodis di Pakistan berada di panggung. Dan dia datang seperti Paus sendiri ke Pakistan, untuk menyambut kami ke negara ini” (“Controversial Evangelist,” Christian Post, 18 Des. 2015). Bentley tadinya adalah “penginjil” di sebuah “KKR” penyembuhan Pantekosta di Ignite Church di Lakeland, Florida, pada tahun 2008. Di sana dia membuat berbagai klaim yang berlebih-lebihan, seperti seorang lelaki yang dapat melihat menggunakan mata palsunya. Pelayanannya tidak mampu mendokumentasikan satupun dari mujizat-mujizat penyembuhan itu. Setelah berminggu-minggu kekacauan, pertemuan itu dihentikan ketika diketahui bahwa Bentley sedang menjalin “hubungan yang tidak sehat” dengan seorang staf wanita, dan terlibat dalam “minum-minum berlebihan.” Dia lalu menceraikan istrinya dan menikahi staf wanita tersebut. Kebaktian-kebaktian yang diadakan Bentley selalu terasa seperti semacam pertunjukan sampingan, disertai dengan musik yang keras dan sang “penginjil” itu berteriak-teriak “Ayo datang, dapatkanlah,” dan “[Mujizat sedang] meletup-letup seperti popcorn.” Dia mengklaim tahu apa yang sedang terjadi di audiens, meneriakkan hal-hal seperti, “Ada yang akan mendapatkan sumsum tulang belakang baru malam ini.” Dia “melontarkan” Roh kepada orang-orang sampai berteriak aneh “blah, blah, blah, blah.” “Tertawa kudus,” mabuk dalam roh, bergetar-getar kencang, dan “jatuh di bawah kuasa,” semuanya adalah bagian integral dari “KKR” itu. Bentley mengklaim telah melihat banyak malaikat, termasuk “malaikat keuangan” yang menyebarkan kemakmuran kepada dia dan orang-orang yang ikut dalam kebaktian-kebaktiannya. Salah satu malaikatnya bernama “Emma,” walaupun tidak ada malaikat wanita dalam Alkitab.

Sobat, Allah tidak mati, tetapi Dia telah memberikan kepada kita instruksi yang jelas dalam Kitab Suci mengenai penyembuhan. Jika seseorang sakit, ia disuruh untuk memanggil para penatua jemaat dan mengaku dosa, dan mereka mengolesi dia dengan minyak dan berdoa bagi dia (Yak. 5:13-16). Ini mengasumsikan, pertama, bahwa individu yang bersangkutan sudah lahir baru melalui pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Ini juga mengasumsikan, kedua, bahwa dia adalah seorang anggota jemaat lokal yang alkitabiah. Yakobus pasal 5 tidak menggambarkan suatu “kebaktian” atau “KKR” penyembuhan. Kita percaya adanya penyembuhan ilahi hari ini melalui doa, tetapi kita tidak percaya pada para pemimpin pertunjukan Pantekosta. (Berita Mingguan GITS 26 Desember 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Rabu, 08 Juni 2016

Kekacauan Terus Berlanjut di Azusa

Kekacauan dan kekonyolan yang tidak alkitabiah telah terjadi di Azusa sejak lahirnya “kebangkitan” Pantekosta di sana 110 tahun yang lalu. Letupan yang paling baru terjadi di konferensi Azusa Now pada tanggal 9 April 2016 yang lalu, yang diorganisir oleh Lou Engle. Sifat tidak alkitabiah dari konferensi ini terlihat jelas dalam ratusan cara, antara lain dari seruan untuk persatuan ekumenis lintas semua garis denominasi. Seorang imam Katolik meminta ampun atas “dosa” perpecahan dan mencium sepatu Engle, dan Engle melakukan hal yang sama kembali kepadanya. Ini ada dalam video Azusa Now yang tersedia online, pada tanda waktu 6:56. Namun ekumenisme dalam Azusa Now bahkan lebih dalam lagi dari ini, sampai mencapuk semua “kerohanian” agamawi. Dalam konferensi itu, sebuah kelompok bernama Broken Walls melakukan tarian penyembahan alam gaya suku asli Indian Amerika, dan pemimpin kelompok itu berkata bahwa ketika Allah memanggil orang-orang dari agama lain, “Dia tidak meminta mereka untuk berhenti menjadi diri mereka sendiri; Dia hanya berkata datang dan ikuti Aku” (“Azusa Now Pantheist Dance Earth Worship,” 11 Apr. 2016).

Azusa Now menampilkan serangkaian penuh guru-guru palsu, termasuk Paul Cain, si tukang ramal yang sudah terbukti salah, yang dulu sejak lama mendasarkan mistik nubuat-nubuatnya pada dusta bahwa dia tidak pernah merasakan keinginan seksual sejak Tuhan menyentuh dia saat muda (David Pytches, Some Said It Thundered, hal. 41). Ternyata pada tahun 2004, ketahuan dia adalah pecandu alkohol dan seorang homoseksual. Mike Bickle juga ada di konferensi ini, yaitu yang mengatakan bahwa nubuat tidak perlu tanpa salah (Growing in the Prophetic, hal. 41). Jack Hayford juga ada di sana, yang mengklaim bahwa Allah berbicara kepada dia dan memberitahu dia untuk tidak menghakimi Gereja Roma Katolik (“The Pentecostal Gold Standard,” Christianity Today, Juli 2005). Lou Engle sungguh sulit untuk ditonton, karena kepalanya berayun-ayun maju mundur seolah-olah dia sedang kesakitan secara fisik. Mantan Pantekosta, Hughie Seaborn mengobservasi, “Saya tidak pernah melihat yang seperti itu selama tahun-tahun saya dalam gerakan Pantekosta. Saya sudah melihat hampir semuanya, dan ada hal-hal yang mirip, tetapi belum pernah melihat ‘Anggukan Kepala Lou Engle,’ yang sepertinya mulai menyebar. Allah selalu melakukan hal yang baru, demikian mereka berkilah, jadi kita harus mempersiapkan diri untuk hal-hal yang belum pernah terlihat atau terdengar.” Kaum Pantekosta dan Kharismatik di mulut mengatakan bahwa mereka menjunjung Alkitab sebagai otoritas tunggal, tetapi dalam prakteknya mereka meninggikan pengalaman pribadi lebih dari Kitab Suci, dan ini pastinya akan memimpin kepada bencana rohani. (Berita Mingguan GITS 23 April 2016, sumber: www.wayoflife.org)

Senin, 06 Juni 2016

Konferensi Wanita Hillsong Mendatangkan Koboi Telanjang

Berikut ini disadur dari “Hillsong NYC,” NowTheEndBegins.com, 25 Mei 2016: “Hillsong United belakangan ini begitu aktif, dalam pengertian yang negatif. Sudah beberapa tahun ini kami melaporkan berbagai kegiatan klasik Hillsong kepada anda, seperti pemimpin nyanyi yang gay, perayaan ‘Silent Night’ yang sangat kacau, yang mirip dengan night club, dan juga gambar Baphomet yang terpampang di marketing konferensi wanita mereka. Kini mereka semakin menurunkan derajat mereka. Dalam dunia yang sudah penuh dengan seks dan gambaran seks ini, gereja semestinya adalah tempat yang aman dari hal tersebut. Tetapi tidak demikian Hillsong. Ada rekaman video dari smartphone yang merekam malam penutupan Konferensi Wanita pertama Hillsong di New York City. Sungguh mengejutkan. … Adakah Yesus di dalam kekacauan ini? Jawabannya, tidak ada. Di atas panggung mimbar, apa yang terlihat? Seorang koboi yang telanjang, lalu para cheerleaders yang berpakaian minim, seorang peniru Elvis, patung Statue of Liberty yang berjenggot, beberapa orang yang memakai kostum binatang berbulu, dan tambahan lagi mereka membuat semua hadirin melambaikan bendera Amerika sambil berseru ‘USA! USA! USA!’ … Hillsong United dan berbagai jaringan mereka telah membuat kekristenan dan Alkitab menjadi bahan tertawaan dengan ‘pertunjukan’ duniawi seperti ini. Mereka seharusnya malu, tetapi sungguh menyedihkan, mereka justru bangga dengan apa yang mereka perbuat. … Ini semua mengingatkan kita akan jemaat Laodikia yang ditegur keras oleh Tuhan. Sungguh mirip dengan gambaran “Pasar Kesia-siaan” yang diceritakan oleh John Bunyan dalam buku klasiknya, Perjalanan Seorang Musafir
(Berita Mingguan GITS 4 Juni 2016, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan Dr. Steven Liauw)

Sabtu, 04 Juni 2016

Kesaksian Rabi Yahudi tentang Benny Hinn

Kesaksian Rabi Yahudi tentang Benny Hinn 

Ah Benny Hinn. Apakah ada yang masih menganggapnya serius? Ya, saya tahu mereka melakukannya dan ada jutaan dari mereka yang mengikuti dia dan bergantung pada setiap kata katanya. Sayang sekali, karena dia yang sesat, penghujat dan pembohong. Saya akan membuktikan ketiga di sini. 

Pertama mari kita sedikit latar belakang dari Benny. Benny adalah seorang Palestina. Dia bukan seorang Yahudi dan tidak pernah menjadi orang Yahudi (dia bahkan tidak tahu bahasa Ibrani dan mencoba untuk bertindak seperti yang dilakukannya sehingga ia dapat terlihat seperti dia memiliki otoritas Alkitab).